7. Cemburu Menguras Emosi

157 19 7
                                    

Happy Reading
───────•°•❀•°•───────


Cemburu merupakan kombinasi dari perasaan sedih dan juga marah. Walaupun terasa tidak nyaman, perasaan cemburu sangatlah manusiawi dan wajar terjadi pada diri siapa pun. Terlebih pada mereka yang mencintai seseorang dalam diam seperti halnya Xiao Zhan.

Setelah mendengarkan kabar menyakitkan dari Meimei, pria berperawakan cantik itu memilih pergi meninggalkan kelas menuju taman belakang sekolah untuk menenangkan diri.

Dalam perjalanan, bibir ranum terus bersenandung kecil. Melantunkan alunan sendu guna mencurahkan semua rasa yang tengah bersemayam di dalam kalbu.

Tersirat banyak emosi di balik suara yang terus berkumandang. Membuat para pendengar dapat menebak dengan mudah bagaimana kekacauan hati yang tengah dialami oleh sang penyanyi.

Cintaku kandas ...
Cinta kini hilang tak berbekas.
Cintamu dimiliki yang lainnya ...
Dan kau pilih dia.
Cintaku kandas ...
Kini membuat cinta terhempas.
Cinta di depan mataku hilang.
Waktunya aku melupakan.

Jarak taman belakang dengan kelas XII Ipa 1 tidak terlalu jauh hingga hanya butuh waktu kurang dari lima menit untuk sampai ke tempat tujuan.

Pantat montok dihempaskan begitu saja di atas kursi taman yang terbuat dari besi. Di kursi itulah Prince selalu menghabiskan waktu istirahat dengan mencicipi masakan-masakan buatannya.

Sial, kenapa rasanya sesakit ini saat mengingat semua itu?

Tanpa permisi, genangan embun panas telah memenuhi mata. Mengaburkan penglihatan akibat volume yang semakin bertambah. Sepertinya dia memang tidak bisa lagi berpura-pura kuat.

Kepala bersurai hitam mendongak ke atas, menatap sendu hamparan langit biru yang terlihat begitu cerah. Jauh berbeda dengan kondisi hatinya yang tengah dilingkupi awan kelabu.

"Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku saja?" 

Pipi bagian dalam digigit. Bulu mata bergetar saat tetesan embun panas merembes turun membasahi pipi yang chubby. Dalam diamnya, Xiao Zhan menangis seorang diri. Membiarkan pohon besar tempatnya berteduh menjadi saksi bisu akan rapuhnya hati manusia yang tengah dihunjam oleh lara.

Sementara itu, dari jarak yang tidak terlalu jauh, Zhoucheng asyik mengintip sedari tadi. Dia hanya berjaga-jaga, takut jika Xiao Zhan benar-benar bunuh diri dengan cara gantung diri. Namun, saat menemukan gerakan tangan sang sahabat yang menggosok mata berkali-kali, Zhoucheng memutuskan keluar dari persembunyian.

Kaki melangkah ke depan, hendak menghampiri dan memberi pelukan menenangkan tapi, sebuah lengan kekar telah melingkar terlebih dahulu di atas pundak. Zhoucheng berjengit kaget dan refleks berhenti. Kepalanya menoleh ke samping, menatap bingung pada sang pelaku.

"Dylan?"

Sang pemilik nama cengengesan tak jelas. Dengan nada menggoda, dia berucap, "Hei, Manis ... bisakah kita bicara sebentar?"

"Tidak. Aku ada urusan lain," Zhoucheng menolak secara langsung. Dia menggeliat tak nyaman beberapa kali, berusaha melepaskan diri dari rangkulan Dylan.

Sadar teman sekelasnya merasa risi, Dylan segera mengangkat tangan ke udara. Ekor matanya sempat melirik sekilas ke arah Xiao Zhan yang sedang menangis di bawah pohon.

Twists Turns of Love (Yizhan) PDF Ready ✅Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt