01.12 - Masakan Bu Ketua

456 24 0
                                    

Allo guys!

Zeana balik lagi membawa cerita Dear A

Happy reading!

.
.
.


Suasana UKS sangat hening, Raka yang biasanya banyak bicara tidak bisa mengeluarkan kalimat-kalimat konyolnya karena takut dengan tatapan dingin Maya. Sungguh, menurut Raka tatapan Maya jauh lebih menakutkan jika dibanding dengan tatapan Azam.

Raka menjadi berpikir, bagaimana bisa sang Ibu Ketua berteman dengan gadis mengerikan itu? Raka dan yang lainnya harus menjaga ratu mereka itu agar tidak dimakan makhluk seperti Maya.

“Apa lo?!” ucap Maya saat Raka membalas tatapannya dengan wajah yang sulit dijelaskan.

Dengan cepat Raka menggeleng, sudah satu kali tadi dirinya terkena pukulan maut Maya. Sekarang Raka memilih untuk membaringkan tubuhnya agar ia bisa tidur dan lanjut membolos.

Maya kembali menatap tajam Raka, ia hanya ingin waspada takut lelaki itu berbuat macam-macam padanya.

Sebelumnya saat Raka berhasil membantu Maya tadi untuk beristirahat di atas kasur UKS, tanpa sengaja Raka terikut duduk di tempat itu. Maya yang tidak pernah percaya pada lelaki itu kaget, meski kepalanya masih pusing tapi kekuatan Maya tetap masih banyak. Ia memukul lengan Raka lalu menendang lelaki itu hingga ia terjatuh dan tersungkur.

Raka saja dibuat kaget olehnya, ia tidak menyangka pukulan Maya jauh lebih menyakitkan daripada pukulan Fadhil.

“Mau ke mana lagi lo?” tanya Raka dengan mata yang masih tertutup tapi ia menyadari ada pergerakan dari Maya.

“Bukan urusan lo!” jawab Maya.

Raka bangkit kembali, “Sekarang lo urusan gue karena lo temen Zara!”

“Mayaa!” Suara itu membuat Maya berhenti fokus pada Raka. Ia berjalan menghampiri gadis yang tadi memanggil namanya.

“Gimana keadaan lo sekarang?” tanya Zara, “Maafin gue tadi lama keluar dan ninggalin lo.”

Maya tersenyum sambil mengangguk, “Gue mau ke kelas sekarang, Ra.”

“Emang lo udah sembuh?” Zara meletakkan punggung tangannya di dahi Maya. Gadis itu merasa suhu yang tidak normal pada temannya, ia sangat yakin jika Maya sedang sakit sekarang.

Maya mengangguk, “Gue gak mau ketinggalan pelajaran cuman karena istirahat di UKS, Ra.

Kini mata Zara menatap Maya tidak percaya, bagaimana gadis ini ingin mengikuti pelajaran jika keadaannya seperti ini?

Sedangkan Raka dan Azam, mereka yang notabenenya sering membolos itu tidak bisa berucap apa-apa. Melihat Maya yang tidak ingin ketinggian pelajaran membuat Raka termenung karena ia dengan sengaja sering meninggalkan pelajaran.

“Kalau lo gak mau ketinggalan pelajaran, berarti lo gak boleh sakit!” Zara menarik lengan Maya, “Istirahat biar sembuh dan bisa ikut belajar di kelas lagi.”

***

Sore ini punggung Zara dibuat pegal karena ulah lima laki-laki yang meminta ingin dimasakkan olehnya. Mau tak mau selama satu setengah jam Zara berkutat dengan dapurnya hingga beberapa hidangan telah dapat disajikan.

“Kita beli aja.” Azam datang menghampiri Zara dan meninggalkan teman-temannya yang sedang asik bermain game.

Zara tersenyum, “Udah hampir jadi, tanggung kalau beli,” jawabnya.

Dear ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang