Chapter 23

135 30 3
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Assalamualaikum!
Author tadi ketiduran 😓
Untung kebangun lagi :)

Yosh! Baiklah!

Happy reading 🌼

—🍃✨🍃—

Baiklah. Al akan menjawab.

Sebelum itu, Al menarik nafas dalam-dalam. Ia berusaha mengumpulkan segenap keberaniannya.

"Saya butuh waktu." Jawab Al memecah keheningan kala itu.

Gus El yang mendengarnya kemudian tersenyum. Meski sebenarnya terselip rasa kecewa di dalam hatinya.

"Selama yang kamu butuhkan, Al." Timpal Gus El.

"Kalau Al minta waktu sepuluh hari, apakah boleh, gus?." Pinta Al yang—hei!.

Normalnya, di kebanyakan novel religi lainnya, cewek jika di lamar meminta waktu 3 hari atau satu minggu, sedangkan ini 10 hari?!. Apakah Al pikir sepuluh hari itu secepat bumi berotasi?. Tidak pada umumnya.

"Tapi nak, sepuluh hari itu terlalu lama." Timpal Kyai Jufri yang membuat Al menundukkan kepalanya lantaran takut.

Mau bagaimana lagi? Al membutuhkan banyak waktu.

"Tak masalah abi, saya siap menunggu."

Ucapan mendukung dari Gus El membuat Al menghembuskan nafas lega.

Tiba-tiba, Ayah Hafid beranjak dari tempatnya dan membuat atensi seluruh ruangan beralih pada ayahnya Al itu.

"Maaf Gus, saya ingin bicara empat mata." Pinta Ayah Hafid dengan sopan kepada Gus El.

Gus El yang mendengarnya-pun mengangguk. Kedua laki-laki itu pergi entah kemana. Setelahnya, suara kembali hening nan canggung.

Selang beberapa menit, Bapak kyai dan Ibu nyai pamit untuk menghadiri acara dengan Gus Ilham bersama mereka.

Hanya tersisa Ning Nisa, Al, juga Bunda Nasya.

"Al, semoga kamu bisa menemukan apa yang telah Allah tentukan. Assalamualaikum." Pesan Ning Nisa sebelum melenggang pergi karena suatu urusan.

"Waalaikumsalam warahmatullah." Jawab Al dan bundanya serempak.

Kini hanya ada Al dan Bunda Nasya.

Hei? Kenap tamu malah ditinggal?.

Untungnya, tak lama kemudian Ayah Hafid datang bersama Gus El.

"Yaudah Gus, kita pamit, Assalamualaikum. " Pamit Ayah Hafid sekaligus mewakili Al dan bunda.

Gus El mengangguk diiringi degan sebuah senyuman.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

Al bersama ayah bundanya-pun mulai berlalu pergi dari ndalem. Mereka berhenti didepan halaman ndalem sekadar untuk berbincang.

Al & El : Gus, atau Pengurus? | Lanjut After MarriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang