Chapter 34

131 20 1
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

Eummmmm
Gini
Author nggak pasti kalo bisa namatin ini 🥺

Bukan gmn gmn, authornya mondok

Yah, doain aja ♥️

Happy reading 🌼

—🍃✨🍃—

Hukuman tetap saja hukuman. Jadi mau tidak mau, sanggup tidak sanggup, Al akan melakukannya.

Al mencoba mengambil sisi enaknya, ia jadi yak perlu pusing mengikuti pelajaran.

Sebenarnya tidak juga karena kelas Al sedang jamkos.

Setidaknya, karena annadhofatu minal iman, Al jadi bisa sedikit memperkuat iman, bukan?.

Walaupun Al tahu hadis itu tak begitu kuat.

Al menghela napas kasar saat melihat penampakan perpustakaan lama. Ruangan itu bahkan lebih mengerikan dari rumah hantu.

Al jadi tidak habis pikir. Kenapa pihak sekolah menunggu anak hukuman seperti Al untuk membersihkannya?.

Padahal, bentuk ruangan itu sudah tak dapat ditolerir lagi.

Debu setebal KBBI, laba-laba mulai membangun rumah tanpa sertifikat, buku-buku seperti lepas terkena gempa, dan alat-alat praktek yang berhamburan tak karuan.

Memang sih, buku-buku disini tergolong jadul, dan alat prakteknya pun sudah tak fungsional lagi. Tapi, apa salahnya menghargai ilmu?.

Al mulai membereskannya sedikit demi sedikit. Ia mengembalikan satu persatu buku ke rak yang tersedia. Sebelum itu pun Al harus membersihkan raknya terlebih dahulu karena berdebu.

Baru dapat sepertiga jalan, Al sudah merasa sangat lelah. Perpustakaan ini terlalu luas untuk dibersihkan, sendirian pula. Akhirnya Al memilih untuk duduk di salah satu bangku yang berada dekat dengan jendela.

Menurut Al, rasanya nikmat. Angin sepoi-sepoi dari jendela sungguh membuat Al terlena. Hingga menyebabkan ia merasakan kantuk yang tak terkira.

"Tidur sebentar boleh lah ya," pikir Al saat kantuknya tak dapat lagi ditoleransi.

"Ya Allah, semoga Al bangun semuanya udah bersih, aamiin. Bismika Allahumma ahya, wa bismika amuut."

Ya, sekiranya itulah doa agak nyeleneh yang Al lantunkan sebelum ia meletakkan kepala pada meja di depannya. Kemudian ia tertidur, menyelam di dalam lautan alam bawah sadar.

Sementara itu, orang yang menyimak dari belakang jendela hanya dapat tertawa geli saat mendengar doa yang dilantunkan oleh Al.

Melihat Al sudah benar-benar terlelap, ia dengan hati-hati memasuki ruangan itu.

"Dasar putri tidur, dimana-mana selalu aja tidur," gumamnya pelan, menjaga suara agar Al tak merasa terusik.

Dia—alias Kak El mulai mengambil alih tugas yang seharusnya dikerjakan oleh Al. El mulai memunguti buku-buku yang berserakan di lantai. Ia menatanya agar kembali terlihat seperti perpustakaan. Ia juga menggusur laba-laba yang membangun rumah tanpa izin. Juga mengembalikan alat praktek ke habitatnya masing-masing.

Al & El : Gus, atau Pengurus? | Lanjut After MarriedWhere stories live. Discover now