Thief 4 🔞

854 31 0
                                    

Warning 🔞🔞🔞

Konten bersifat Dewasa!!!!!!!

Tolong bijak dalam membaca ya..

Kalo gak suka tinggal skip aja ya karena ini juga hanya imajinasi penulis..














Setelah pernyataan perasaan satu sama lain itu, tak usai sampai situ perkembangan mereka. Hansol mengusap bibir merah yang sudah membengkak akibat lumatan yang dia lakukan. Ada kebanggan tersendiri saat bibir ranum itu akhirnya dialah yang menjadi orang pertama yang menikmatinya. Terlebih Chan terlihat malu-malu sekarang dengan rona di pipinya, semakin ingin dia menyicipi lagi bibir itu.

Untung saja Chan pun tak menolak, cenderung menikmati hingga kepala keduanya harus miring ke kanan dan kiri. Lidah keduanya saling membelit, lalu Hansol yang mengabsen gigi putih Chan untuk menggodanya berbuat lebih.

Kesadaran Chan memudar kala Hansol terus mengajaknya bercumbu.




"Nnhh nghh ahh Hans.."

Suasana kamar yang panas disertai suara eksotis manis yang semakin membuat tak sadar kedua insan sedang beradu menantang keingintahuan mereka dalam sebuah pergumulan panas.

Kini Hansol merebahkan Chan di atas kasur milik Chan perlahan tanpa memutus ciuman mereka.

"Ungh~"

Lenguhan keluar menggantikan suara kecipakan dari mulut keduanya karena jari panjang Hansol telah dengan tidak sopan kembali masuk ke dalam kaos putih oversized yang dikenakan Chan. Meraba dengan lembut sampai dia menemukan gundukan kecil yang ternyata sedikit mengeras.

Hansol yang masih tak percaya pria di bawahnya ini bisa terpancing olenya. Bibir tipis Hansol turun pada leher putih dan halus milik Chan. Menjilat, menggigit kecil dan menghisapnya seolah menandai jika Chan akan jadi miliknya sebentar lagi. Sementara dua jemarinya mencubit puting Chan membuat Chan sedikit menggelinjang namun tak sama sekali untuk menolak.

"Sssh Arkh H-hansol ngh!" Chan meringis dengan yang dilakukan Hansol.

Dua tangannya berusaha menahan pundak Hansol, namun dia juga memberi jalan pada Hansol untuk melakukan lebih pada lehernya. Chan menggeliat dan mengeluarkan suara laknat yang memancing hasrat terpendam Hansol selama ini.

Seketika Hansol sedikit tersadar saat kedua tangan Chan terus menekan pundaknya seakan pria itu mencegahnya bertindak lebih, tetapi tubuhnya tidak menolak. Hansol menarik satu tangan Chan dan menahannya di atas kasur di dekat telinganya. Hansol menyudahi ciuman mereka dan menatap Chan dengan tatapan khawatir tapi berharap akan melakukan lebih.

"Kau tidak ingin melakukannya Chan?" tanya Hansol dengan suara dalam yang sarat akan keinginan kuat.

"Bu-bukan begitu, ta-tapi aku b-belum pernah ...," ucap Chan tergagap.

"Aku juga. Tapi, jangan khawatir, aku akan lembut padamu," bisik Hansol.

Bisikan maut untuk bisa mendapatkan apa yang diinginkan. Chan akhirnya luluh setelah ditatap sedemikian rupa. Menimbulkan keyakinan jika Hansol tidak akan kasar dalam permainan mereka nanti. Chan tidak tahu saja apa yang akan terjadi nantinya.

Dengan anggukan dua kali, Chan mengizinkan Hansol bertindak lebih jauh lagi. Tanpa ragu, Hansol melepas kaos Chan dan melemparnya ke lantai. Dia juga membuka kaosnya sendiri dan ikut terjatuh di atas lantai. Chan tertegun saat disuguhkan pemandangan luar biasa di depan matanya. Tubuh yang cukup atletis Hansol, dengan dada bidang dan perut yang sedikit memperlihatkan bentuk kotak-kotak. Otot bisep di kedua lengan Hansol memperlihatkan betapa kuatnya pria di atasnya.

JUST MY BUDDY? REALLY?  [VerChan]Where stories live. Discover now