Thief 6 [END]

361 25 0
                                    

:)








Aku tak tau apa yang terjadi pada ku. Tapi aku ingat suara di telpon itu yang memanggil nama ku dengan takut. Perlahan ku buka mataku. Pandangan buram sebagai awal penglihatan ku.. "Akh ssh.. dimana aku?" Ku perlahan menyesuaikan cahaya yang memasuki retina mata ku yang perlahan menjadi normal. Rasa pedih dan nyut yang aku rasakan pada kepala ku begitu terasa.. Di depan ku sekarang yang ku lihat adalah pintu yang tertutup.. Mata ku mengedar ke segala ruangan dengan. Ternyata mereka mengurung ku di tempat isolasi. Aku memegang kepala ku sebentar karena aku tak bisa membohongi diriku kalau ini sangat sakit.

"Chan.. " Aku seketika tersadar kembali. Chan memerlukan ku sekarang. Aku tak ingin sesuatu yang lebih buruk terjadi padanya. Apa yang harus ku lakukan?

Tanpa menunggu lama aku bangun dari posisi berbaring ku di lantai dingin dan kotor itu dan melihat melangkah menuju pintu yang mana merupakan satu-satunya jalan keluar. Pada cela pintu itu aku melihat ke arah luar. Tak lama ku dengar suara langkah kaki mendekati ruangan sel ku. Ku kembali duduk pada posisi semula karena memang aku butuh sedikit tambahan tenaga untuk menghajar para bajingan itu.

Krieeettt...

. ..

Pintu itu terbuka lebar menampakan seorng lelaki bertubuh kekar yang sambil memegang sebuah nampak yang pasti itu berisi sebuah makanan.

"Pahlawan kesiangan satu ini sudah bangun ternyata. Sebaiknya makan ini dan cepatlah sadar dengan posisi mu." Dilemparnya dengan hati-hati makanan itu ke arah Hansol. Dia hanya menatap sang pria di depannya tanpa membalas apapun.

Pria itu berniat berbalik badan dan ingin meninggalkan Hansol, namun niatnya diurungkan dengan suara Hansol yang mengatakan sesuatu.

"An.... "

"Ha? Apa kau bilang??" Tanya pria kelar itu

"Dimana.. Dimana Chan?"

"Pffftt hahahaha.. Dasar bodoh. Masih saja kau menanyakan anak hasil hutang dari ayahnya itu."Hansol sedikit terkejut namun masih bisa menjaga raut wajahnya

"Apa maksud mu?"tanya Hansol ingin tau lebih jauh

"Cih.. Ayahnya yg kaya itu berani berhutang pada bos dan mempertaruhkan anaknya sendiri. Setelah itu dia kabur membawa semua surat- surat perjanjian begitu saja tanpa mau membayar." Ternyata selama ini ayahnya melarangnya untuk keluar dari rumah adalah ini. "Paling besok pagi dia akan segera di kirim dan dijual sebagai penyalur organ atau pelayan..kau tau itu kan haha"

"..jingan"

"Apa kau bilang?"

"Aku bilang kalian bajingan." Jawab Hansol dengan suara seadanya menatap nyalang ke arah pria bertubuh kekar itu.

Pria itu mendekati Hansol berlahan kemudian berjongkok di hadapan Hansol memposisikan tingginya agar mata pria itu bisa melihat wajah Hansol.

"Yak.. Sebaiknya jaga mulut mu itu atau kau akan ku buat kau bisu selamanya." Tangan pria itu sedikit menarik rambut Hansol lalu mengangkat kepalanya ke atas agar dapat semakin jelas melihat wajah Hansol yang penuh lebam dan luka. "Kau anak kecil jangan berani membantah ku.. Ku kira kau sudah hebat eoh? Yak.. Jika saja bos tidak memungut mu, kau sudah mati di luar sana bocah tidak tau berterimakasih."

''Aku.... Aku tidak butuh belas kasihan dari setan seperti kalian ... cuiiih!!!" Hansol tiba-tiba meludah tepat pada wajah pria itu..saat di rasa ada sedikit kesempatan, dia meraih nampan berisi makanan itu lalu memukul wajah pria itu sampai tersungkur.

"Aaakkhhh brengsekk!!!" Teriak pria itu sedangkan Hansol dengan gerakan cepat berdiri lalu berlari ke luar penjara, menutup dan mengunci pria itu dari dalam penjara dengan kunci yang ditinggalkan pada pintu begitu saja.

JUST MY BUDDY? REALLY?  [VerChan]Where stories live. Discover now