APA BOLEH JATUH CINTA?

387 20 4
                                    

Hallo, mas yasa sama adzana balik lagi. Aku abis uts kemarin jadi sorry agak lambat, siapa tahu kan ada yang nungguin ? 😊

Oke, selamat membaca bab terbaru ini, dan semoga suka. Jangan lupa tinggalkan jejak mu ya...

•••




Adzana tidak pernah menduga bahwa hidupnya akan sebegini konyolnya. Adzana dulu mengira bahwa takdir seperti ini hanya akan di alami karakter fiksi di novel atau sinetron yang tayang di televisi saja. Namun ternyata hal itu terjadi di hidup Adzana.

Pria kaya yang datang padanya menawarkan sebuah kemudahan untuk menjalani hidup. Merubah semua hal rumit yang selama ini harus di tanggung olehnya, namun dengan syarat Adzana harus menyerahkan diri sepenuhnya. Dulu, makna harga diri baginya begitu tinggi, tidak dapat dibeli bahkan dengan harta sekalipun. Tapi tidak diduga hidup akan membantingnya sekeras ini, dan menyadarkan untuk apa mempertahankan harga diri disaat hidup sudah serumit ini.

Sentuhan demi sentuhan Abyasa malam itu seakan masih terasa hingga kini. Terus membuatnya terhanyut dalam lamunan dan merasakan perasaan aneh di hati. Laki-laki itu menepati janjinya, dia tidak melewati batas yang di minta Adzana. Namun baru seperti itu saja setengah kewarasan Adzana sudah dibuat hilang entah kemana.

Buktinya saat ini Adzana kembali terhanyut dalam lamunannya sendiri. Meskipun temannya Asadel sedang bicara panjang lebar di sampingnya.

"Lo dengerin gue ngomong gak sih?!" Tanya Asadel sambil menggoyangkan lengan Adzana, membuat gadis itu tersadar dari lamunannya.

"Hah? denger kok." Saut Adzana.

"Emang gue bilang apa barusan?" Tanya Asadel.

Adzana terlihat kebingungan menjawab. Asadel berdecak sebal sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Sorry, deh. Emang tadi lo ngomong apasih? gua dengerin deh kali ini." Ucap Adzana agar temanya itu tidak lagi marah.

"Gue tanya lo beneran langsung berhenti kerja di bar itu padahal baru sekali kerja?" Tanya Asadel dan Adzana mengangguk. "Emang kenapa?" Asadel bertanya lagi.

"Gak cocok gue disana. Terlalu liar. Takut gue." Saut Adzana. Gadis itu tidak mau terlalu banyak memberi tahu Asadel kejadian sebenarnya. Bukan karna tidak percaya pada sahabatnya, tapi justru takut Asadel akan melakukan sesuatu jika mendengar apa yang Adzana alami disana.

"Lo gak di apa-apain, 'kan?" Tanya Asadel curiga.

Adzana menggeleng cepat. "Enggak kok." Bohongnya.

"Awas aja kalau sampai ada yang macam-macam sama lo, gue ubrak-abrik tuh bar!" Ancam Asadel, dan tawa Adzana terdengar.

Melihat tabiat temannya yang satu ini membuat Adzana semakin yakin untuk tidak menceritakan hubungan yang dia jalani bersama Abyasa kini. Asadel hanya tahu bahwa Abyasa meminta Adzana untuk jadi pacar palsu saja, tapi tidak yang lainnya.

"Terus gimana?" Tanya Asadel.

"Gue mau cari tempat kerja lain aja. Yang lebih aman dan gak beresiko." Saut Adzana.

"Pas banget! Temen gue ada lowongan kerja, di rumah makan gitu, jadi pelayan yang bawain makanan sama cuci piring. Capek banget sih kayanya tapi kerja nya shift'an gitu. Mereka butuh karyawan buat shif dari pagi jam delapan sampe jam tiga sore. Kalau mau, malam ini gua chat temen gua biar Senin bisa langsung kerja, gimana?" Tawar Asadel.

Adzana mengangguk. "Iya gak apa-apa. Apa ajadeh yang penting halal. Makasih ya, Del!" Ucap Adzana sambil memeluk sahabatnya itu. "Makasih karna selalu mempermudah hidup gue yang serba rumit ini." Katanya.

Falling First [TAMAT]Where stories live. Discover now