DIRATMAJA

309 13 1
                                    

Selamat malam!
bertemu lagi dengan Adzana dan Abyasa (A Couple) cieee

Gak sebanyak kemarin tapi semoga tetap suka ya.

•••

Hari ini ada meeting penting yang harus di jalani. Abyasa sedang mendengarkan adiknya berbicara mengenai project perusahaan mereka yang akan bekerja sama dengan perusahaan lain, membahas mengenai keuntungan jika kedua perusahaan saling bekerja sama dan dampak kedepannya.

Namun Abidzar berhenti berbicara sebentar saat dia menangkap senyum pada wajah kakaknya. Gila, sedang memikirkan apa kakaknya itu sejak tadi. Ternyata dia tidak memperhatikan Abidzar yang sedang menerangkan project mereka. Abidzar tidak mau mempermasalahkan itu dan lanjut menjelaskan. Lagi pula dia tahu apa penyebab kakaknya seperti itu. Sialan, kenapa juga dia harus jadi saksi malam itu.

"Parah lo." Abidzar duduk saat dia memasuki ruang kerja kakaknya sesaat mereka menyelesaikan meeting.

"Gue merhatiin topik lo tadi, tenang aja." Ujar Abyasa mengambil gelas coffe yang tersaji di atas mejanya.

"Coffe nya udah dingin, pak. Mau di ganti yang baru?" Andini juga berada disana membewa beberapa berkas.

"Gak apa-apa yang ini aja." Saut Abyasa dan Andini mengangguk.

"Bikinin buat aku aja boleh gak, Andini?" Pinta Abidzar dengan sopan.

"Boleh pak."

Abidzar tersenyum. "Makasih. Panggil Mas aja ya, gak usah bapak. Saya gak setua dia." Abidzar menunjuk sang kakak dengan dagunya.

Andini mengangguk dan permisi untuk keluar. Mata Abidzar terus terarah padanya hingga tubuh gadis itu benar-benar hilang dari ruangan.

"Mata di jaga." Tegur Abyasa.

Abidzar mendelik. "Akhlak lo tuh di jaga." Hardiknya. "Nikahin buruan, sialan, lo yang berbuat gua yang kepikiran." Umpatnya.

Abyasa terkekeh. "Siapa suruh lo main masuk kamar gua aja?" Abyasa balik menyalahkan.

Abidzar menggeleng. "Lo udah sering begitu, bang? Sejauh itu lo main sama kak, Adzana? Gue gak nyangka lo seberani itu." Ucapnya.

"Enggak. Baru malem itu doang." Saut Abyasa.

"Kenapa?"

Abyasa terdiam, namun kali ini dia memilih untuk bercerita dengan adiknya. "Buat ngeyakinin dia kalau gue gak akan pergi ninggalin dia, buat ngeyakinin dia kalau dia udah milik gua seutuhnya."

"Lo takut dia pergi?" Tebak Abidzar, dan diamnya Abyasa menjawab segalanya. "Harta gak bisa selamanya bikin seseorang bertahan, ketampanan gak bisa bikin orang bertahan, sex juga bukan alasan seseorang tetap bertahan. Yang pergi bakal tetap pergi asal lo tau." Ucapnya.

"Kalau ada satu-satunya alasan yang bikin dia harus bertahan, itu cinta. Dia harus cinta sama lo, dengan begitu lo udah dapetin dia seutuhnya. Dan sekarang coba tanya ke diri lo, dia cinta gak sama lo?" Tanya Abidzar.

Abyasa tidak pernah menduga bahwa membicarakan hal seperti itu dengan adiknya akan sangat membantu. Abyasa baru pertama kali melihat sisi ini pada diri adiknya.

"Gue gak bisa bedain apa yang bikin dia masih bertahan sama gua sampai saat ini. Uang? atau ada hal lain." Ucap Abyasa.

Abidzar mengernyit bingung. "Maksud lo?" Tanyanya.

"Lo orang pertama yang tahu ini, dan gua harap lo jaga rahasia ini." Pinta Abyasa.

"Apa?"

"Hubungan gue sama Adzana dimulai karna sebuah kesepakatan. Bukan karna cinta. Gue minta dia buat jadi pasangan pura-pura, buat ngehindarin hal kaya kemarin, biar keluarga gak ikut campur soal masa depan gua." Ucap Abyasa.

Falling First [TAMAT]Where stories live. Discover now