21. Maaf untuk Kunang-Kunang yang Terbang

11.8K 1K 1K
                                    

HALO, SEMUANYA!!

JUMPA LAGI SAMA AKU NIH^^

MAAF YA, BARU UPDATE SEKARANG!

GIMANA PERASAANNYA SETELAH BACA PART DI ATAS?

SAPA AKU SESUAI ZODIAK KALIAN :

WARNA KESUKAAN KALIAN :

SPAM EMOT 💛 UNTUK AKU :

SIAP UNTUK MEMBACA KELANJUTANNYA?

SIAP ATAU ENGGAK?

PASTIKAN SUDAH MEMENCET BINTANG (VOTE) DIPOJOK KIRI BAWAH!!

Happy reading, Macaagengs!!

***
Setelah meminta izin pada Alfan, akhirnya Akila bisa mengajak Zania ke pesta Bayu malam ini. Keduanya pun menyiapkan gaun terbaik yang mereka punya termasuk berbincang tentang kado apa yang bagus untuk mereka berikan pada si pemilik pesta nanti.

Di tempat inilah Akila dan Zania berakhir. Sovara Arloji. Karena dilihat-lihat Bayu suka mengenakan jam tangan berwarna hitam, jadilah Zania memilih benda itu untuk ia berikan nanti pada Bayu saat di pesta.

"Tarzan, yang ini bagus," ujar Akila.

"Iya, tapi ini juga bagus loh, Kil." Zania menunjuk jam tangan yang jadi pilihannya. Desainnya simpel namun terlihat mewah. Berharap Bayu menyukainya.

Akila pun setuju dengan pilihan Zania.

"Lo udah tau ukuran sepatu Bayu berapa?" tanya Zania saat Akila mengedarkan pandangan pada etalase yang ada di samping mereka.

Akila mengangguk cepat. "Udah, Kak Alfan yang ngasih tau," jawabnya disertai cengiran lebar.

Tak butuh waktu lama, Zania dan Akila pun keluar dari tempat itu sembari menenteng totebag berwarna abu. Sekarang tujuan keduanya pun ke sebuah toko sepatu yang lumayan jauh dari tempat mereka berada saat ini.

Tin!

Setiba di depan toko sepatu, keduanya menoleh saat mendengar klakson mobil yang berhenti di belakang mereka. Seketika bola mata Akila melebar kemudian dia melempar cengiran saat Langit dan Alfan keluar dari mobil berwarna silver itu. Entah mobil milik siapa, Akila baru kali ini melihatnya. Mungkin saja milik Alfan.

Langit ikut terkejut menyadari kehadiran Akila di tempat ini. Berbeda dengan Alfan, cowok itu mengulas senyum tipis pada Akila dan Zania. Kemudian keduanya berjalan menghampiri.

"Kak Langit, Kak Alfan, kalian mau beli sepatu juga buat kado ultah Kak Bayu?" tanya Akila saat dua cowok itu berdiri di depannya.

"Bukan gue, tapi Langit," tunjuk Alfan.

"Lo mau ngasih kado sepatu juga buat Bayu? Emangnya lo sama Zania diundang?" tanya Langit penasaran.

"Ikut, gue yang undang mereka. Pokoknya yang seangkatan sama kita, temen kelas terus mereka berdua. Bayu juga ikutan sama si kembar ngasih tau." Alfan menyunggingkan senyum.

"Biar apa?" tanya Langit.

"Biar semakin meriah, Kak Langit," jawab Akila yang kemudian dihadiahi dua jempol oleh Alfan. Zania hanya jadi nyamuk di sana karena tak terlalu dekat.

Langit manggut-manggut kemudian berjalan masuk ke dalam toko sepatu. Tentu diikuti oleh Akila, Alfan dan Zania.

"Kak Langit mau beli sepatu yang kayak gimana? Akila bingung, karena ini pertama kalinya beli kado buat temen, enggak temen deket juga sih." Akila berkata membuat langkah Langit terhenti.

I'm Not A Narsis Baby (ON GOING) Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt