Aku ada disini

206 14 0
                                    

                                          ꙳꙳꙳
                                    -estRella-

Sepasang remaja perempuan dan laki-laki masih setia berada diarea pemakaman. Keduanya tengah berjongkok di dekat pusara makam mendiang nyonya Jung . Hati gadis itu merasa ikut sakit melihat laki-laki yang dia sayang menangis pilu memeluk nisan ibunya.

Chaeyoung sedikit menyimpulkan senyuman disudut bibirnya, tidak senyuman itu sendu. Kedua tangannya menangkup kedua pipi yang memiliki lesung lalu mengusapnya lembut.

“Kau menyakiti eomma, jika seperti ini. Berhentilah menjadi anak yang cengeng, beri sedikit kebahagiaan untuk eomma mu disana dengan keberhasilan. ” chaeyoung berujar lembut.

Tidak ada jawaban dari jaehyun. Kedua netranya memejam karena sentuhan lembut yang mengenai wajahnya. Namun sesekali laki-laki itu mengerjapkan matanya untuk menghilangkan sisa air matanya.

“Eomma mu bukankah sudah cukup menderita ada didunia? Jadi membiarkan dia tetap hidup dirasa egois. Berhentilah seperti ini, dan kuat demi mendiang eomma mu. ” chaeyoung mencoba menyadarkan bahwa yang dilakukan saat ini oleh jaehyun itu salah.

Tangan yang menangkup di wajahnya beralih di genggam erat oleh jaehyun. Atensinya kini tertuju pada pusara makam mendiang ibunya. Setelah itu senyuman akhirnya terlukis manis diwajahnya dengan lesung pipi dan matanya yang ikut tersenyum.

“Eomma, apa kau lihat? Bahkan dia belum bertemu dengan mu tapi dia bisa memahamimu. Aku tidak salah memacari nya bukan? Dia tidak hanya cantik,namun hatinya juga lebih terlihat cantik. ”Tutur jaehyun.

Gadis itu ikut tersenyum ketika melihat laki-laki yang dia cintai sudah tersenyum kembali. Airmatanya juga sudah berhenti menetes. Tangan chaeyoung ditujukan jaehyun untuk mengelus nisan ibundanya.

“Cobalah berbicara dengan eomma.kenalkan dirimu padanya. ” titahnya.

Perlahan chaeyoung mengusap pelan nisan kayu itu. Tangannya juga sesekali mencrekam tanah makam mendiang ibu jaehyun. Suasana terlihat tenang, mereka juga saling menatap dan mengunci tatapan mereka untuk beberapa saat.

“Annyeong ahjumma na park chaeyoung. Kau jangan khawatir disana, sekarang putramu ada yang mengawasi, aku janji. Kau tidak perlu terlalu risau, dan sekarang tidak hanya putra mu yang akan mengirimkan doa, tapi aku juga akan terus menerus mendoakanmu. Jika dunia bukan tempatnya kita bertemu,maka tunggu aku disana atas takdir tuhan. ” ucapnya lirih.

Sebentar lagi..

~

Ketiga gadis cantik sedang berkumpul dihalaman depan rumahnya. Duduk diatas sofa lembut yang dibiarkan disimpan diatas rumput-rumputan dihalaman. Mereka sedang menunggu satu saudaranya lagi, entah kemana saudaranya itu pergi.

Seperti nya langit sudah benar-benar membuat satu ciptaan Tuhan jatuh cinta lagi kepadanya. Jennie sedang menikmati objek pandangannya dengan sesekali senyum yang menunjukan gummy smilenya. Bukan hanya manis ketika tersenyum namun terlihat menggemaskan karena pipi mandunya.

“Langitnya senyaman itu ya? Sampai tidak berhenti melihatnya. ”

Jennie menoleh melihat adik bungsu disampingnya yang sedang fokus memandangnya. Jennie balik menatap lisa hingga beberapa saat mengunci tatapan itu. Jennie membuyarkannya dengan satu lontaran pertanyaan.

“Kau belum mengenalnya lisa. Apa kau ingin mengenal langit lebih dalam? Supaya kau bisa jatuh cinta juga. ”

Gadis berponi itu memalingkan wajahnya dan mengalihkan atensi nya kepada langit.

estRellasWhere stories live. Discover now