Kenyataan baru

180 13 0
                                    

                                    -estRella-

Langkah cepat diambil oleh gadis berambut sebahu lurus. Dibantu oleh para pegawai hotel untuk membawa chaeyoung sampai dikamarnya. Rasa panik menyelimuti hati hyeri kala mendapati sahabat nya jatuh pingsan karena terlalu memikirkan ayahnya hingga tidak menyadari sekarang tubuhnya tidak sekuat dulu. Chaeyoung tidak memasukkan sedikit makanan apapun seharian ini, dia benar-benar fokus pada tujuannya.

Netra yang sedari tadi terpejam, kini mulai membuka perlahan dan mengerjapkan nya beberapa untuk menyempurnakan pandangannya. Mendapati sang sahabat yang tengah tertidur dalam posisi duduk dengan kepala yang di tidurkan diatas punggung tangannya membuat gadis park itu merasa bersalah karena membuatnya khawatir.

“Hyeri-ah, kau lelah? Hari biarkan aku yang pergi sendiri ke toko appa, kau istirahat dirumah. ”

Mendengar suara sahabat nya itu, hyeri dengan cepat terbangun dan menatap chaeyoung gusar. Dia mendengar apa yang gadis park itu bicarakan, tidak mungkin baginya membiarkan chaeyoung sendirian mengendarai mobil, mengingat kejadian kemarin.

“Belajarlah dari kejadian kemarin. Kau masih memikirkan orang lain? Bagaimana jika sesuatu terjadi padamu lagi? Tidak ada aku, itu hanya membuat penyesalan. Jadi diamlah, aku akan segera bersiap dan menemanimu, sesuai janjiku. ” nada bicara hyeri terdengar sangat kecewa.

“Mianhae, kau kecewa padaku ya? Aku hanya takut kau kenapa-kenapa karena kelelahan. Apa itu salah?”

“Begitupun sebaliknya. Sudah bersiaplah, aku akan menunggu. ”

Pakaian tebal sudah mereka balut pada tubuhnya. Mereka akan kembali ke toko roti milik park yeu jin, dengan alasan melakukan pengamatan.

Mereka berlari dari parkiran hendak menuju kedalam toko roti. Namun mereka tidak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang terburu-buru membawa belajaan yang cukup banyak.

Brak!

“Mianhamnida, aku terburu-buru tadi. ” ujar chaeyoung merasa bersalah. Tangannya sibuk merapikan barang belajaan perempuan yang usianya tidak jauh dari park yeu jin.

“Aniyo, gwenchana. ” sahut wanita paruh baya yang masih terlihat cantik itu.

Atensi chaeyoung beralih pada nametag yang ter tengger pada sisi kemeja wanita itu. Kim yoona nama itu seakan terus berlalu lalang pada pikirannya.

Kim yoona, itu nama ibumu.

Hyeri yang masih sibuk membantu merapikan barang nyonya kim, memperhatikan sahabat nya yang terus memandangi wajah nyonya kim. Pelupuk matanya mulai berkaca-kaca, apa mungkin dia adalah ibu dari chaeyoung?

“Nyonya kim? Kau terlihat mirip denganku, apa kau benar-benar ibu kandungku?” chaeyoung mengulum bibir nya menahan isakan.

“Gomawo, siapa nama kalian? Kenapa terlihat buru-buru sekali?” tanya nyonya kim.

Tidak ada jawaban dari chaeyoung maupun hyeri. Kaki panjang itu mulai melenggang mendekat pada tubuh yang lebih pendek darinya itu. Tanpa menunggu lama, chaeyoung memeluk nyonya kim tanpa ragu. Mungkin ini yang dinamakan ikatan batin antara anak dan ibu.

“Eomma, apa kau mengenaliku? Aku yakin tidak. ” bisik chaeyoung tepat ditelinga nyonya kim.

“Aku putri eomma yang dititipkan pada halmeoni, bibimu.—park chaeyoung, itu nama yang kau berikan bukan? Berbeda dengan margamu namun sama dengan marga Appa. ”

estRellasWhere stories live. Discover now