17

405 40 1
                                    


.

"Joshua...seharusnya kamu datang lebih cepat.."

"Junhui terkena skizofrenia akut, saya berharap, lingkungan sekitar dia cukup baik agar dia bisa sembuh"

Joshua termenung, psikiater itu benar, seharusnya ia datang lebih cepat. Joshua sangat menyesali hal itu.

"Kamu bisa bawa adikmu kemari sesuai jadwal untuk terapi. Pastikan lingkungan dia baik dan tidak memicu trauma nya dia. Jaga dia baik baik, penderita skizo akut hanya ingin mati difikiran mereka"

Joshua mengangguk, menerima arahan dari psikiater. Menatap kearah Junhui yang masih termangu diruangan psikiater itu dengan pandangan kosong.

"Cepat sembuh, dek"

.

.

Hari hari berjalan normal seperti biasa. Joshua bersyukur Junhui mudah untuk dibawa ke dokter untuk terapi juga meminum obat obatan yang disediakan. Kondisinya pun mulai membaik, ia tak pernah melihat Junhui mengalami serangan panik dan yang lainnya.

Seharusnya Junhui dapat sembuh.

Seharusnya.

Sampai Joshua mendapati Junhui terkapar dikamarnya dengan obat obatan yang telah disembunyikan Joshua itu yang kini tengah berada genggamannya.

Seharusnya, Joshua tidak meninggalkan adiknya sendirian.

Seharusnya, Joshua selalu menemaninya.

.

Kala itu, Junhui berjalan seperti biasa menuju rumahnya selepas pulang dari kerjaannya. Ia harus istirahat sejenak sebelum kembali terjaga sampai pagi harinya untuk bekerja.

Tapi ntah ide dari mana, Junhui berbelok kearah rumah temannya.

Jihoon.

Ia hanya ingin melihatnya saja sebenarnya, memastikan kondisi temannya yang seharusnya tak dapat memicu traumanya karna ia berfikir, ia sudah sembuh.

Tapi saat itu, Junhuk benar benar menyesali keputusannya untuk pergi kerumah temannya.

Junhui melihat, Soonyoung berlari menjauh dari rumah Jihoon dengan isakan dan Wonwoo yang terdiam didepan rumah Jihoon karna tak sanggup mengejar Soonyoung.

"Soonyoung...kamu ngerti kan, apa yang kurasain dulu?"

.

Seharusnya, Junhui tidak berfikiran untuk pergi ke rumah Jihoon lagi. Benar, seharusnya begitu tapi sayangnya, Junhui terlalu bebal untuk diperingatkan tentang hal itu.

Mereka teman pertama Junhui, kalau tak ada mereka, ia pasti sudah tak bernyawa ditangan kumpulan preman di SMA nya yang diketuai oleh Yuta.

Mereka menyelamatkannya.

Karna itu, Junhui selalu marah apabila Yanan berkata buruk tentang mereka. Yanan tidak tahu apa apa.

Karna mereka orang baik, tapi penyakit merekalah masalahnya.

Junhui dengan skizonya, Wonwoo dengan selfharm dan pressurenya, Jihoon dengan penyakit jantungnya dan Soonyoung dengan anger issue dan depresinya.

Keempatnya bermasalah.

Tapi ntah mengapa mereka menjadi teman dekat.

Dulu.

"Sekarang, kita jajan es krim dulu~" Soonyoung berucap dengan riang, merangkul Wonwoo dan Jihoon di kiri dan kanannya.

Junhui hanya dapat memperhatikan mereka dari jauh. Dulu, Junhui lah yang selalu mengajak Soonyoung berbelanja es krim atau cemilan manis lainnya. Setelahnya, Soonyoung akan bercerita dengan tentang hari harinya, masalah keluarganya, juga mentalnya yang tidak stabil.

About [Junhui & Svt 96L] - EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang