🎲Teori🎲

3 1 0
                                    

"Gue gak pintar berteori. Maunya langsung praktek lapangan."

🎲🎲🎲

Helaan nafas terdengar berulang-ulang. Beberapa murid menoleh ke arah sumber suara.

Yang ditatap bahkan tidak peduli, malahan sekarang menenggelamkan wajah di atas lembaran buku tulis.
Mata pelajaran Matematika ini selalu membantai habis seorang Nusantara.

Puyeng.

Sungguh, angka-angka di papan tulis di depan sana seolah berterbangan horor di sekitarnya.

"Lima menit lagi ya, anak-anak." Ucap sang guru bernama Risma.

"Iya, bu." Sebagian murid menyahut lesu. Sisanya diam termasuk Nusa.

Akhirnya Nusa menulis lembar buku dengan speed tingkat dewa. Pastinya asal-asalan.
Kemudian Nusa berdoa dalam hati, memanjatkan puji syukur pada Yang Maha Kuasa karena dirinya menuntut ilmu di Sekolah swasta ini, alhasil tetap naik kelas walau Matematika ponten nol terus.

"Waktu habis, silahka-" Omongan Bu Risma terputus sebab seorang siswa unggulan sudah maju menyodorkan bukunya. Di susul oleh yang lain.

Nusa menyelip ditengah antrian, setelah mengumpulkan buku ia bergegas keluar. Sukma mengejar langkahnya.

Kini kedua gadis asli pribumi itu sudah menapaki Kantin Sekolah.

"Aku liat tadi kamu jawabnya ngasal ya?" Tanya Sukma di sebelahnya.

Nusa menoleh seraya duduk di salah satu kursi.
"Ya."

"Kenapa gak minta jawaban sama aku?" Sekarang Sukma sudah duduk di sampingnya. Menatap serius.

"Males ah nyontek. Walau dapat nilai seratus tapi bukan asli dari diri gue." Ujar Nusa, beralih menatap buku menu dan bergerak cepat ke kasir untuk memesan sekaligus membayar.

Sukma memandangi temannya hingga kembali, seperti biasa, Nusa juga sudah memesankan makanan buat Sukma.

Fun fact, selain gemar memburu dollar, Nusantara pun tipikal orang yang royal. Tidak pelit.

Nusa juga punya banyak teman, hanya saja Sukma adalah yang paling dekat, ditopang karena mereka masih sepupu jauh.

"Gimana teuh, kabar cowok baru itu?"

"Eh gak tau. Gue belum ada buka WA sampai sekarang. Dah seminggu juga gak mabar." Nusa menyahut, lantas memeriksa ponsel.

_________________________

Alvin🍁

Met pagi tukang ceramah!
Selamat berak-tifitas!

________________________

Dahi Nusa berkerut. Hatinya tergelitik namun cepat-cepat ditepis.
"Apaan sih?"

"Kenapa?" Mata Sukma membulat kepo.

"Enggak. Doi ngirim chat selamat jalan." Jawab Nusa sembari mengantongi kembali ponselnya. Malas membahas lebih jauh.

NUSANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang