Bagian|| 14

18.6K 766 0
                                    

Setelah Shalat isya berjama'ah, Zera menunggu dengan 2 sahabatnya didepan masjid.

"Zeraya!"panggil Lala dan Lily.

"Kenapa?"

"Kamu kok disini sih? Belum selesai ya urusan kamu sama Gus Azzam? Soalnya Syakila-"

"Ya terus kenapa?! Kalian juga tadi mengobrol tidak ada gunanya juga kan?!" Sambung Zera langsung dengan nada tinggi.

"Plis Zer, kamu juga harus tahu sih kayaknya. Kalau Syakila itu udah dijodohkan sama Gus Azzam dan plis, kamu jauh-jauh sama Gus Azzam. Syakila cemburu nanti!" Sahut Lily.

"Terus?! Aku gak ada hak buat tanya sesuatu yang penting gitu? Apa harus tanya sama Syakila kalau aku ada urusan sama Gus supaya dia tidak cemburu gitu? Buat apa?! Aku yang lebih berhak atas Gus Azzam!"

Jelas, Zera sudah emosi dengan perilaku Lily dan Lala yang membuat dirinya tidak bisa menahan kesabaran lagi.

Gus Azzam dan Gus Barik langsung datang ketika mendengar suara ribut diluar masjid, disana juga ada Abi Mahdar yang melihat menantunya bertengkar dengan santri lain.

"Kamu punya hak apa Zeraya!! Kamu cuman santri khusus!! Inget! Kamu itu santri nakal yang tidak punya aturan! Apa hak kamu untuk Gus Azzam?! Jelaskan!" Amarah Lily ikut kesal dengan Zera.

Memang benar, Zera adalah santri khusus yang sudah tercoreng jelek dari pesantren.

Perkataan Lily membuat Zera langsung terdiam seketika, Zera bahkan sakit hati dengan perkataan Lily.

"Kamu gak bisa jawab kan Zera?! Inget kamu gak pantas sebenarnya tinggal diasrama kita! Untung saja Claudia dan Anes masih mau berteman dengan kamu. Tapi jangan harap kamu akan bisa berteman dengan lainnya!"

Zera langsung menundukkan pandangannya, kali ini rasanya dia ingin menangis namun disisi lain ini memang resiko dari perjanjian pernikahannya itu.

"Kalian! Kenapa masih disini?!" Sahut Gus Barik tiba-tiba.

"Nes, Clau. Aku balik diasrama dulu ya, Assallamualaikum." Sahut Zera langsung pergi dari pesantren kerumahnya.

"Zeraya!" Panggil Claudia dan Anes.

"Kalian kenapa sih?! Kalau tidak mau berteman dengan Zera, tidak perlu ikut campur! Kalian hanya santri biasa!! Aku dan Anes berteman dengan Zera. Itu memang kemauan kami sendiri!"sahut Claudia.

"Ayo Clau kita susul Zera"ajak Anes langsung pergi dari sana.

"Sudah Abi bilang, ini yang Abi takutkan" sahut Abi Mahdar.

"Azzam susul Zera sekarang" sahut Gus Azzam.

Namun Abi Mahdar langsung mencegah Gus Azzam. "Jangan. Biarkan Anes dan Claudia yang menyusul, coba nanti kamu bicara dengan Zera. Paham?" Pintah Abi Mahdar.

"Iya, Abi."

~~~~🦋🦋🦋~~~~

Zera termenung sendirian di sebuah tempat yang dimana tempat itu begitu indah, lentera yang dipajang disudut jalan membuat semakin indah.

Zera duduk didekat danau itu sambil menangis, untung saja disana tidak ada yang tahu keberadaan Zera untuk sementara ini dia ingin merenung sendirian didanau.

Pukul sudah menunjukkan larut malam namun Gus Azzam masih menunggu Zera didepan rumahnya, berharap Zera secepatnya kembali.

"Zeraya, kamu dimana? Sudah larut malam kamu belum kembali. Saya sudah hubungi petugas dan keamanan tidak ada yang tahu kamu dimana."

Saat dimana Zera berjalan dengan wajah lesu dan matanya yang sembab itu, namun disana Zera juga melihat Syakila dan teman-temannya.

"Ngapain mereka?" Zera langsung mencoba sembunyi untuk mendengar pembicaraan mereka.

Takdir Cinta [Azzam & Zeraya]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora