Bagian|| 36

17.5K 597 0
                                    

Setelah selesai ujian dari pesantren, Zera berniat ingin menemui Gus Azzam meskipun dia sedikit merinding takut jika Gus galak itu akan memarahinya lagi.

Namun saat Zera sudah berada didepan pintu ruangan Gus Azzam, ada suara seorang yang sudah terlebih dahulu keruangan Gus Azzam.

"Terima kasih ya Gus" Ucap wanita tersebut.

Dan disanalah Wanita tersebut terkejut melihat Zera yang sudah berada di depannya langsung.

"Astagfirullah, Zera? Kenapa kamu keruang Gus Azzam? Ada masalah ya?" Tanya Wanita tersebut.

Zera hanya menggeleng, "emang kesini harus ada masalah aja ya, Ustadzah? Kan Gus Azzam juga guru saya. Hanya ada hal penting"Ucap Zera.

"Oh, kirain kan kamu punya masalah lagi, udah mau lulus kok masih bikin onar kerjaan kamu!" Sentak Wanita tersebut namun Zera tidak mendengarnya, ia langsung masuk kedalam ruangan Gus Azzam.

Saat Zera menutup pintunya dengan perasaan kesal, membuat Gus Azzam langsung melihatnya seketika.

"Waalaikumsalam" Ucap Gus Azzam.

"Mas Azzam!" Panggil Zera dengan nada tinggi.

"Ndalem sayang..."Ucap Gus Azzam dengan lembut.

"Ustadzah baru itu kenapa sih?! Bikin orang naik tensi aja!"kesal Zera.

Gus Azzam langsung bangkit dari duduknya dan menghampiri Zera.

Gus Azzam langsung menggandeng tangan Zera dan nyuruhnya untuk duduk.

"Tadi kamu ngomong apa aja sama Ustadzah itu?"Tanya Zera.

"Urusan pondok, sayang"sahut Gus Azzam duduk disebelah Zera.

"Terus?"

"Yaudah itu aja, emang apalagi yang penting, hm?"

"Perasaan aku juga penting, Mas. Aku kesinggung sama sentakan kamu tadi siang"Ucap Zera dengan menunduk cemberut.

"Emangnya Mas tadi sentak kamu? Biasanya kan kamu tahu kalau nada suara Mas gimana, sayang" sahut Gus Azzam menyangkup wajah Zera.

"Mas tahu kenapa kamu suka kebawa suasana, karna memang sekarang kamu sedang mengandung dedek utun," Ucap Gus Azzam.

Zera langsung tersenyum menatap wajah Gus Azzam seketika, "kok peka sih?" Tanya Zera pada Gus Azzam.

"Bahkan Mbak Nadira dulu kalau lihat Abi ngomong seperti biasa kepada suaminya atau pun Ummi, dia langsung menangis karna memang dulu saat mengandung Humey dia sering menangis"Ucap Gus Azzam membuat Zera terkekeh.

"Beneran?" Tanya Zera.

Gus Azzam mengangguk, "saat Mas dulu masih menjadi penceramah kemana-mana, Mbak Nadira malah menangis saat Mas akan pergi bekerja, takut jika Mas diculik oleh geng montor padahal kan Mas berangkat dengan Abi dan suaminya" Cerita Gus Azzam membuat Zera tertawa, bahkan dia mengelus perut ratanya itu.

"Apakah kita akan punya anak cewek?" Tanya Zera.

"Itu bisa saja kemungkinan"sahut Gus Azzam.

Takdir Cinta [Azzam & Zeraya]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang