JALAN DAN DUKA

115 95 255
                                    

HALLOW GESS MAMILAWU MENUNGGU VOTE DAN KOMEN KALIAN!!

HALLOW GESS MAMILAWU MENUNGGU VOTE DAN KOMEN KALIAN!!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


HAPPY READING!

Setelah memastikan semua anggotanya aman Kafathan langsung berlari menghampiri Reiisha yang sudah terlihat marah. "Berantem di sekolah ngapain coba, biar orang pada tau kalo lu tuh jagoan gitu?" tanya Reiisha.

"Mereka sendiri yang dateng kesini, masa gue harus diam doang sedangkan sekolah mau dihancurin."

"Tapi kan bisa gak usah pake berantem segala, mana muka lu udah bonyok banget ya ampun," ucap Reiisha.

Saat ini Kafathan terlihat seperti anak kecil yang sedang dimarahin oleh ibunya. "Gue minta maaf, lain kali gak kayak gitu lagi deh," ujar Kafathan meminta maaf.

"Janji?" Reiisha mengeluarkan Jari kelingkingnya.

"Kafathan janji." Jari kelingking Reiisha disambut dengan kelingking Kafathan.

"Ya udah ke uks sana."

"Lu yang obatin yaa," pinta Kafathan. Reiisha yang mendengar itu langsung mengerutkan dahinya. "Ogah, lu rewel kalo lagi diobatin."

"Jahat banget, lu tega banyak luka di muka gue?" tanya Kafathan.

"Tega," jawab Reiisha sadis.

"Plis, obatin yaa," pinta Kafathan. Menampilkan wajah sesedih mungkin mampu membuat Reiisha luluh. "Ya, udah ayok."

Reiisha yang tidak tega akhirnya menyetujui untuk mengobati luka-lukanya Kafathan.

Mereka jalan berdua dengan tangan Kafathan merangkul pundak Reiisha. Tanpa mereka berdua sadari, sedari tadi ada seseorang yang memperhatikan Reiisha dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

"Gue cemburu Sha."

"Kenapa bisa sampe bonyok gini sih, gue bosen obatin luka lu mula sumpah," ucap Reiisha

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenapa bisa sampe bonyok gini sih, gue bosen obatin luka lu mula sumpah," ucap Reiisha.

"Kan keren kalo banyak luka gini, jadi LAKIK," ujar Kafathan.

Perjuangan yang Sia-SiaWhere stories live. Discover now