SEBUAH MISTERI

86 62 184
                                    

HALLOW GESS! PA KABAR. SIAP BACA CHAPTER BARU? OKEE LANGSUNG BACA AJA YUK TAPI SRBELUM ITU JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA.

 SIAP BACA CHAPTER BARU? OKEE LANGSUNG BACA AJA YUK TAPI SRBELUM ITU JANGAN LUPA VOTE AND KOMENNYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING!

Reiisha membalikan badannya untuk melihat yang menyapanya. "Kak Reas?" tanya Reiisha.

"Lu ngapain malam-malam sendirian di sini?" tanya Reas. Selama beberapa detik mata keduanya tidak bisa lepas memandangi satu sama lain. Reiisha menatap Reas penuh kekaguman, sedangkan Reas menatap mata Reiisha dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.

Reiisha lebih dulu memutus tatapan itu. "Aku cuman nyari angin doang di sini," jawab Reiisha.

Reas memilih mengangguk saja atas jawaban yang diberikan Reiisha. Jawaban yang diberikan Reiisha adalah alasan yang paling sering diucapkan untuk menghindari agar tidak dicurigai lebih dalam.

"Kakak sendiri lagi apa di sini?" tanya Reiisha pada Reas. Mereka saat ini duduk saling bersebelahan.
"Gue juga sama kayak lu, lagi cari angin aja di sini."

Setelah itu tidak ada lagi dialog antara mereka berdua. Keheningan menyapa mereka selama beberapa saat. Hingga tak lama kemudian suara Kafathan mengagetkan mereka berdua.

"Reii, lu gak kenapa-napa kan Reii? Gak ada yang luka kan dibadan lu?" tanya Kafathan khawatir. Reiisha tersenyum melihat kekhawatiran Kafathan. "Gue gak kenapa-napa Fathan."

"Lu bikin gue khawatir Reii, mana perginya kagak pamit dulu lagi," gerutu Kafathan.

Reiisha yang mendengar itu sedikit merasa bersalah pada Kafathan. "Maaf ya, tadi gue udah gak kuat jadinya gue milih buat pergi aja dulu," sesal Reiisha.

Reas terlihat seperti nyamuk di antara dua manusia berbeda gender itu. Reas memilih bangkit berdiri untuk pamit pada keduanya. "Gue cabut duluan ya," pamit Reas.

"Hati-hati ya kaak," ujar Reiisha.

Reas yang mendengar itu hanya memilih mengangguk saja. Setelah kepergian Reas kini keduanya bingung untuk memulai percakapan dari mana.

Hingga celetukan Kafathan berhasil membuat Reiisha menoleh. "Orang tua lu meninggal karena dibunuh," celetuk Kafathan.

Reiisha mengangguk mendengarnya. "Dan lu gak penasaran siapa yang bunuh kedua orang tua lu?" tanya Kafathan.

Reiisha menghela nafas panjang sebelum menjawab. "Siapa sih yang gak penasaran sama orang yang udah bunuh orang tuanya, tapi kan udah ada polisi yang ngurus semuanya." Reiisha menundukan kepalanya tatkala mengingat kembali orang tuanya yang sudah pergi meninggalkannya.

Kafathan menatap kepala yang tengah menunduk itu, ada rasa yang sangat besar dalam dirinya untuk memiliki gadis dihadapannya.

"Gue tanya sama lu, orang tua lu itu pembisnis apa bukan?" tanya Kafathan. Reiisha mengangguk sebagai jawabannya.

Perjuangan yang Sia-SiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang