Chapter 11 - Maling

266 63 146
                                    

📌Sebelum baca
Jangan lupa Like dan Comment nya sebagai bentuk support ya guys :)

KALA
2023


Dirga melirik Kala lalu mengembalikan lagi pandangannya pada jalanan didepan, ia bingung harus memulai dari mana. Dan apakah rasa penasarannya ini cukup ia pendam saja atau lebih baik diungkapkan?

"Kenapa? Kalo ada yang mau lo omongin, bilang aja." Ujar gadis itu, sebab Kala merasa risih saat tatapan lelaki itu terus menerus mengarah padanya.

Sambil tangannya memegang kendali mobil - lelaki itu menoleh kearah Kala. "Yang tadi itu beneran temen lo?"

Kala lantas menoleh lalu menahan tawanya. "Katanya lo tahu kalo cewek lo ini nggak punya temen dibandung, kok masih tanya dia temen gue atau bukan?" Kala menekan kata 'Cewek' dan menahan tawanya dengan menutup mulutnya.

 "Katanya lo tahu kalo cewek lo ini nggak punya temen dibandung, kok masih tanya dia temen gue atau bukan?" Kala menekan kata 'Cewek' dan menahan tawanya dengan menutup mulutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jadi omongan gue bener? Wah. Gue berbakat jadi cenayang kayaknya nih." Ujar lelaki itu tertawa.

"Bukan berbakat, tapi emang lo sendiri kan tahu kalo gue nggak punya banyak temen."

"Bu-bukan gitu maksud gue."

Kala menggeleng. "Nggak, Ga. Lo bener kok - gue memang prefer temen sedikit tapi berkualitas, dari pada temen banyak tapi palsu semua." Gadis itu menoleh kearah Dirga sembari menyunggingkan senyum tipisnya.

"Dulu dia emang temen gue, sama kayak Abel - kami semua temenan deket. Ya bisa dibilang satu circle." Pandangan gadis itu kurus kedepan. "Tapi semakin berjalannya waktu, gue dihadapkan sama situasi dimana gue mulai tahu satu persatu watak asli mereka." Ia menoleh lagi kearah Dirga yang sesekali pandangannya mengarah pada Kala lalu kembali lagi ke jalanan.

"Palsu."

Tanpa menanggapi apapun Dirga cukup mengerti - luka lama itu sepertinya bermula dari sini.

"Terkadang kita nggak sadar kalau ternyata musuh kita adalah orang yang paling dekat dengan kita." Sambungnya.

"Dan itu alasan lo selama ini menjaga jarak dan membuat batasan?" Tebak Dirga, yang sayangnya tebakan itu tepat.

Kala mengangguk. "Gue nggak ada maksud untuk jadi orang seperti ini, gue nggak mau lagi menyakiti diri gue sendiri karena terlalu percaya sama orang lain, dan nggak mau kejadian kayak dulu terulang lagi."

"Pertahanan diri lo bagus." Dirga berkomentar, membuat Kala menoleh dan memandang lelaki itu cukup lama.

"Kadang gue pun benci sama diri gue sendiri." Gadis itu membuang pandangannya keluar jendela mobil. "Gue nggak tahu harus gimana." Suara Kala merendah.

Dirga terdiam tak langsung menjawab pertanyaan gadis yang sudah menanti jawaban darinya, mobil yang mereka tumpangi perlahan mulai melambat hingga akhirnya berhenti. "Gue nggak tahu gimana rasanya ada diposisi lo, pasti rasanya sulit banget - tapi gue yakin lo bisa." Dirga menatap manik mata Kala yang baru saja menatapnya. "Lo bisa berubah jadi Kala yang dulu, jadi diri lo yang sebenarnya."

KALAWhere stories live. Discover now