02. sooya

513 62 12
                                    

Rumah yang ditempati sang pasutri kini menjadi hampa, bukannya bagaimana, tapi [Name] katanya hanya ingin sendirian di dalam rumah.

"Bukannya [Name] gak mau beberes? kalo gitu kan kita harus ada bibii."

"Kamu lupa?"

"Hah? lupa apa?"

[Name] langsung memalingkan wajahnya ke arah yang sebaliknya, sambil memasang wajah cemberut. Alisnya mengerut, mulutnya menggerutu.

"Aku, itu.. mau sendiri, pokoknya."

"Oh, Duri lupa [Name] itu introvert!"

"Kirain udah lupa."

"Gak, doong!"

Perubahan mood [Name] kini berubah menjadi seratus delapan puluh derajat, dirinya reflek terkekeh tipis menghampiri Duri.

"Aku pindah balik ke apart-ku aja gimana?"

"EH—JANGAN! NANTI DIKIRANYA APAAN!!"

"Abisnya.. mau gimana, toh? aku gak terbiasa. Kayak, kita udah nikah? beneran? tapi di mataku kamu masih bocil SMA kemaren yang ngajak aku kenalan. Masa iya kamu suamiku? kayak, not believe it."

"Aduduh, kamu ngomong apa? pusing.."

"Yah, nevermind, deh."

Sang gadis itu langsung merangkup si lelaki yang terjatuh pusing mendengar ocehannya, dipikir-pikir bingung juga mengapa mereka betah.

"Eh, [Name] semalem tidur dimana memang?" tanya si manik kehijauan itu.

"Aku? aku di kamar sebelah."

"Loooh, kok gak sama Duri??"

"Loh ngapain? pamali."

"HUEHEUE, KAN SUDAH MENIKAH [NAMEEEEE!!!]"

"Oiya.."

Nah, ya.

Pembicaraan mereka menjadi basi satu sama lain, karena yang dibicarakan itu itu saja. Apalagi [Name] yang ngomongnya bulak balik, alhasil Duri jadi pusing tujuh keliling.

Sore itu—ada jamuan keluarga, jadinya ada beberapa yang mengabari siapa saja yang akan ke rumah Duri untuk menyambut hari mereka. Tetangga sebelah juga ikut ucap selamat, kok. Apalagi tetangga Duri, telinganya sudah terselamatkan dari malapetaka.

Tapi di sisi lain, [Name] bingung harus bersikap bagaimana. Saat SMA dulu dirinya akrab akrab saja dengan Abang-abangnya. Bahkan saat acara kemarin, tapi karena posisinya sudah menjadi Istri, jadi bingung sendiri.

Membingungkan hal yang seharusnya tidak dibingungkan. Alias, gugup.

Saat mereka semua berkumpul di satu ruangan milik sang tuan rumah; Duri. Pasutri itu gugup sendiri, hanya diem dieman, tidak ada yang terjadi.

Karena sedang tegang, [Name] kemudian membisiki Duri,

"Ssh, ada Fang, nggak?"

"Fang? iya, ada nanti malam."

"Yah.."

"Emang kenapa?"

"Enggak papa, sih."

Oke, kali ini perempuan itu minggat dari bisik-bisiknya itu, langsung pergi bermain dengan yang lain. Misalnya, ada anaknya Solar di sana.

Menghampiri si lelaki bermanik abu abu itu dengan sang Anak, membuat dirinya menarik perhatian Solar yang mendekatinya sambil menatap anaknya.

"Oh, [Name]. Mau main bareng dia?" tanya si manik silver.

albumWhere stories live. Discover now