[Dentama Family] Sleep call anak istri

300 20 2
                                    

Suasana malam terasa sunyi dengan rumah besar yang hanya ditempati 2 orang, membuat tangisan Lio terdengar kencang.

"Adek, papah kan kerja." Tidak peduli dengan penjelasan itu, Lio masih menangis sambil memanggil ayahnya.

Bayi 2.5 tahun yang biasanya tidak masalah ditinggal menjadi manja karena sedang demam.

"Papah! Mau papah!" Walau lelah, tetapi seorang ibu juga tidak tega untuk memarahi bayi yang sedang sakit.

"Yaudah, kita vidcall papah," ucap Yoland merasa ini solusi paling baik. Lio masih menangis dan terus memanggil ayahnya. 0Tangisan Lio semakin kencang tak kala sang ibu pergi mengambil ponsel.

' Lio, anak papah, kangen ya? ' mendengar suara sang ayah, bayi kecil ini terdiam. Yoland lalu memperlihatkan layar ponsel ke hadapan Julio.

"Papah?" Tangisan yang mereda membuat Yoland tenang.

"Iya itu papah, papahnya siapa ya?" Lio entah mengapa malah malu dan bersujud untuk menyembunyikan wajahnya dengan selimut.

Johan tertawa melihat aksi putra kecilnya. Yoland yang tak habis pikir berusaha membuat anaknya duduk dengan normal, sayangnya usahanya sia-sia.

"Anak kamu ada-ada aja, bisa-bisanya malu." Johan tersenyum mendengar keluhan sang istri.

Lio mengintip keadaan, melihat ibunya kini bersandar pada bantal di punggung kasur, Lio bangkit dan menubruk ibunya.

Bayi kecil ini bergelayut manja di lengan ibunya, sambil menggunakan rambut sang ibu sebagai mainan.

'Lio,Julio, liat nih papah punya apa.'

Wajah Lio langsung sumringah, Yoland yang melihat ekspresi anaknya ingin sekali tertawa.

"Roket!!"

' Adek suka ngga?'

"Suka!"

Johan sudah membatin jika anaknya pasti akan suka, belakangan si kecil mulai tertarik dengan hal seperti itu. Itulah mengapa ketika ada waktu luang, ia mencari mainan untuk sang putra.

'kalau sama papah suka ga?' kembali lagi Lio malu dan bersembunyi di lengan ibunya.

"Kalau sama mamah suka ga?" Bukanya dijawab, Lio malah berteriak kencang.

"Lio udah malem, nanti didatengin orang loh." Ancaman itu akhirnya membuat Lio langsung diam. Kini ia mengangkat tangan Yoland, ia ingin berada dalam pelukan sang ibu.

Yoland kadang tidak mengerti dengan ulah bayinya ini, Di sisi lain Johan terus tersenyum melihat ulah Lio.

"Mamah bobo," ucap Lio dengan lirih dan manja

"Yaudah adek bobo." Tangan kecil itu mengusap-usap kepalanya sendiri tanda Yoland yang harus melakukan.

"Papah nyanyi,"pinta si kecil menikmati tangan ibunya yang mengusap-usap bagian kelapa.

'Mamah aja ya yang suruh nyanyi?' Lio menggeleng, sambil cemberut.

Pada akhirnya Johan bernyanyi untuk putra kecilnya itu. Padahal sedari tadi sang Ibu harus berusaha keras menidurkan, bahkan dengan drama menangis. Kini bayi satu ini malah dengan mudahnya tidur.

.

.

.

Sebelumnya, Johan baru selesai mandi dan ponselnya berbunyi. Melihat nama sang istri ia buru-buru mengangkat.

"Kenapa sayang?" Johan sedikit khawatir karena samar-samar terdengar suara tangisan lio

'sibuk ngga? Adek nangis kangen sama kamu kayaknya, dia ga mau tidur.'  Johan tersenyum, ia sedikit bernapas lega karena ini hanya drama sebelum tidur.

Setelah percakapan kecil dan bernyanyi hampir 30 menit lebih, Yoland meminta untuk memutuskan sambungan komunikasi mereka.

'Udah ya, kamu istirahat.' Johan cemberut, Ia terlihat tidak mau mengakhiri video call-nya.

Johan berganti posisi miring dan menyandarkan ponsel di bantal sambil menghadap dirinya.

"Jangan di matiin, aku mau liat kalian tidur."

'Hobi baru kamu aneh banget sih?'

"Yaudah, biarin makanya."

'Tangan aku pegel.'

"Ya taroh aja kayak punya ku." Dari layar, raut wajah Yoland sepertinya sedikit kesal.

Johan terkekeh melihat ekspresi istrinya serta gerutuan yang masih bisa terdengar olehnya. Yoland membaringkan Lio terlebih dahulu di sebelahnya lalu menata agar ponselnya menghadap ke arah mereka berdua.

Johan tersenyum, Lio sepertinya sudah benar benar pulas. Johan meletakan mainan roket di dekatnya lalu memandangi layar ponsel.

"Sweet dream my dear, I love you."

'You too.'

"Love nya mana?"

Yoland membentuk hati kecil dengan ibu jari serta telunjuknya, Hal itu membuat Johan tersenyum senang.

Padahal saat pacaran ia sepertinya tidak pernah melakukan sleep call seperti ini. Namun, bukan hal yang buruk setelah Johan lakukan, apalagi tingkah Lio sangat menggemaskan.

Johan menutup matanya, ia senang bisa melihat wajah cantik istrinya serta sang putra walau harus berjauhan.

Short storyWhere stories live. Discover now