[Rega] Ditolak karena cantik

142 10 0
                                    

Deril memakaikan lipstik pada Rega dengan hati - hati agar tidak berantakan. Enam orang di ruang ekstrakulikuler ini sedang asik mendandani Rega yang kalah dalam permainan ludo.

"Wow, kalau lu cewe kayaknya banyak cowo naksir," ucap Leno saat melihat hasil dandanan Deril pada Rega.

"Bentar, tapi ada yang kurang." Juan kemudian menyodorkan rambut palsu pada kakaknya itu.

"Aish!" geram Rega ditambah dengan gerakan ingin meninju wajah bahagia adiknya. Untungnya Mariel dan Lio menahan tubuh Rega.

"Gue gimana pulangnya kalau gini?!" teriak Rega penuh penderitaan karena kekalahan dirinya.

"Untung aja gue menang," ucap Ciko yang disambut uluran tangan Leno untuk berjabat tangan.

Walau dengan marah - marah saat memakai rambut palsu, tapi hasil yang diharapkan ternyata sangat baik. Semua sepakat bahwa Rega memang cantik apalagi saat menggunakan rambut palsu.

"Cie cantik, mau pulang bareng ga?" goda Juan pada kakaknya yang langsung mendapat tendangan kaki.

Rega mengambil tasnya dan memilih untuk segera pulang, tentu saja Rega digoda oleh teman - temannya yang seperti setan dengan terus bersuara walau jarak mereka sudah jauh.

Keberuntungan Rega adalah sekolah saat ini sedang sepi sehingga tidak banyak orang yang melihatnya. Rega juga menutup kepalanya dengan hoodie sehingga tidak terlihat ia menggunakan rambut palsu yang panjang.

Rega menghela napas, ia lupa ada janji dengan orang lain.

.

.

.

Wanita itu menghela napas dengan wajah tidak percaya. Wanita itu menatap Rega dari atas sampai bawah dan berulang kali membuat Rega kurang nyaman.

"Jadi mau ngomong apa?" ucap Rega pada wanita yang berseragam sama dengannya.

Ekspresi kecewa terlihat jelas, tetapi Rega juga tak mengerti kenapa wanita di hadapannya harus kecewa.

"Jujur gue suka sama lu Ga, tapi kayaknya gue ga bisa pacaran sama cowo yang lebih cantik dari gue, udah gue cuma mau ngomong gitu aja." Wanita itu pergi begitu saja meninggalkan Rega sendiri.

Rega terdiam sejenak berusaha memproses ucapan yang ia dapatkan.

"Yang mau pacaran juga siapa? Terus apa salahnya kalau gue lebih cantik!" ucap Rega dengan sedikit emosi.

.

.

.

Rega pulang ke rumah, tetapi motor adiknya tidak ada di garasi, Rega hanya berpikir mungkin adiknya sedang bermain bersama Leno atau yang lainya.

"Mah ... Mamah ...," panggil Rega pada ibunya. Sambil mencari sang ibu, Rega melepaskan hoodie dari tubuhnya.

"Re - Rega?" ucap Serin sedikit ragu saat melihat penampilan putra sulungnya dengan rambut panjang dan riasan wajah.

"Astaga! cantik banget anak mamah." Serin tak bisa menahan tawa melihat putranya kini terlihat cantik.

"Mamah...!" Rega mengeluarkan ekspresi kesal karena ibunya malah ikut - ikutan meledeknya.

"Iya, maaf sayang, buruan bersihin sebelum papah kamu liat." Rega juga berpikiran sama, ia tidak ingin sang ayah melihatnya, itu bisa menjadi bahan ledekan sang ayah nanti.

"Bantuin ...," ucap Rega dengan manja pada ibunya.

.

.

.

Rega berbaring di paha sang ibu beralaskan bantal. Serin dengan lembut menghapus riasan wajah dari muka putranya.

"Mah." ucap Rega sambil memejamkan mata menikmati tangan lembut sang ibu di wajahnya.

"Hm?"

"Emang cewe ga suka cowo cantik ya?"

"Ga semua gitu, tipe mamah cowo cantik tuh." Rega menyeringai mendengar jawaban tersebut.

"Apa? Kamu mau ngejek selera mamah?"

Rega membuka mata lalu menatap wajah ibunya. Rega menghela napas berat seolah pilihan sang ibu itu buruk.

"Akh!" teriak Rega saat sang ibu mencubit pipinya.

"Mah, hari ini aku ditolak cewe yang aku aja ga nembak, terus dia bilang ga mau pacaran sama yang lebih cantik dari dia." Serin berusaha menahan tawa dari cerita putranya, sambil mengusap rambut Rega Serin membayangkan kejadian tersebut.

"Gausah dibayangin Mah," ucap Rega pada ibunya. Rega tau,  pasti sedang ada reka adegan di kepala sang ibu saat ini.

"Lucu loh kak, masa cuma gara - gara cantikan kamu, dia ga mau pacaran? Papah kamu yang lebih cantik dari mamah aja, mamah gaappa." Rega menyilangkan tangannya tanda tidak setuju.

"Engga! Mamah paling cantik, mau papah cantik, pokoknya mamah paling cantik." Mendengar hal tersebut tentu seorang ibu pasti sangat senang.

"Makasih sayang, eh tapi kak, mamah jadi keinget waktu dulu kamu didandanin sama papah jadi cewe."

"Mamah ...!"

"Coba muka kamu lebih mirip papah pasti lebih cantik lagi."

"Ga! Aku lebih suka mirip mamah!"

"Ga! Aku lebih suka mirip mamah!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Short storyWhere stories live. Discover now