Ekspektasi Seseorang terhadap Hidup Kita

8 1 0
                                    

Mungkin, kita nggak sadar kalau hidup dengan memenuhi ekspektasi seseorang.

Kamu pinter ini.

Kamu bisa itu.

Kamu jago.

Misalnya, ketika kamu pintar matematika. Nilai kamu bagus terus. Kamu jadi dikenal sebagai ahlinya. Ketika teman-teman nggak bisa jawab soal, mereka tanya ke kamu. Sebab mereka berpikir kamu pasti lebih bisa.

"Ini kan bidangmu. Kamu pasti lebih bisa."

Kamu berusaha memecahkannya dan merasa puas ketika berhasil.

Atau saat pelajaran olahraga, kamu jadi garda terdepan buat menyerang tim lawan karena temen-temen tau kamu orang yang aktif.

Jadi, tanpa sadar kita melakukan sesuatu untuk menunjukan eksistensi diri. Untuk memenuhi ekspektasi orang lain.

Alam bawah sadar kita membuat sebuah standar terhadap diri sendiri.

"Saya bisa di pelajaran Fisika, jadi kalau temen-temen tanya saya harus bisa jawab."

Sampai kamu mati-matian memperdalam pelajaran tersebut untuk memuaskan diri sendiri.

"Saya suka olahraga, jadi saya harus semangat pas pelajarannya."

Sampai ketika kamu nggak memenuhi standar yang dibuat, kamu merasa gagal dan penasaran secara bersamaan.

"Maaf, ya. Aku nggak paham bagian yang ini."

Dan entah benar atau nggak, orang-orang jadi ikutan kecewa karena secuil ekspetaksinya dipatahkan.

Itu lah yang dinamakan mengkotak-kotakan manusia.

Membuat standar tentang manusia yang satu dan yang lainnya.

Sampai kita nggak sadar kalau hidup dalam ekspektasi orang lain.

Nggak apa-apa. Nggak ada yang salah selama kamu nggak merasa terbebani.

Sebab itu yang dinamakan jalan hidup, dan nggak bisa dihindari.

Yang terpenting, kamu tetap paham batasannya. Jika kamu merasa udah semakin toxic, tolong berhenti.

Ayo, mulai sayangi diri sendiri.

Kamu itu berharga dengan segala kelebihan dan kekuranganmu.

SOAL MENGELUH, SAYA JAGONYAWhere stories live. Discover now