3

49 6 1
                                    

"Sedang apa?"

Kinara terkesiap. Gadis itu lantas menoleh ke belakang dan mendapati seorang gadis berambut pendek menatapnya. Kinara akhirnya berdiri dan menunjukkan padanya apa yang ia pegang di tangan. "Menangkap ikan," jawabnya dengan diiringi senyum lebar, ia langsung antusias menunjukkannya pada Sarah, temannya.

Sarah, gadis itu memiringkan kepalanya. Ia tatap ikan-ikan di tangan Kinara dengan dalam. Setelahnya, ia baru menyadari bahwa ikan-ikan itu tak memiliki kepala.

"Ikannya ... lucu," ucap Sarah.

"Iya, kan? Aku mau bawa ke kamar. Jangan bilang siapa-siapa, ya!" Sarah mengangguk mengiyakan, Kinara tersenyum dan memasukkan ikan-ikan kecil itu ke dalam saku secara diam-diam.

Sarah menghela napas, ia duduk di pinggir kolam ikan dengan wajah sendu. "Kenapa semua orang tak menginginkanku?"

Kinara mendekat dan ikut duduk di sampingnya. "Aku juga, kok. Semuanya pergi dariku."

"Kenapa?"

"Karena aku harus mendapatkannya."

Sarah tak mengerti, ia memainkan jemarinya di atas air dan melihat ikan-ikan mendekat. Ia jadi senang melihatnya. "Asal kamu tidak pergi, aku akan baik-baik saja," ucapnya tiba-tiba.

"Kenapa?" Kinara bertanya, ia ikut memainkan jemarinya di atas air.

"Karena kamu temanku satu-satunya. Aku senang punya teman. Bagaimana denganmu?"

Kinara mengangguk setuju. "Aku juga senang punya teman. Aku senang berteman denganmu."

Sarah menoleh ke arah gadis di sebelah kanannya, ia kemudian berkata, "Aku ingin sekali terus hidup."

"Kalau begitu, teruslah hidup."

"Kamu juga. Teruslah hidup."

Kinara tersenyum. Ia kemudian memandang ke atas, pada langit-langit sore menjelang terbenamnya matahari. "Bagaimana cara berteman? Aku tidak pernah berteman."

Sarah menekuk bibirnya ke bawah. "Aku juga tidak pernah berteman, jadi tidak tahu." Gadis itu ikut menatap langit seperti yang Kinara lakukan.

"Tapi seingatku gadis ini pernah punya kekasih, tapi ... dia menyebalkan." Sarah mencibir kesal, ia tak suka pada Samuel sejak awal.

"Aku juga pernah." Kinara menundukkan kepalanya, ia tiba-tiba merasa sedih. "Laki-laki itu menyebalkan, kan?" tanyanya.

"Iya, aku benci mereka." Mendengar jawaban Sarah, akhirnya Kinara tahu ia tak sendirian.

Dengan itu, Kinara bertanya pada perawatnya setelah pertemuan dengan Sarah untuk memecahkan rasa penasarannya. Ia menatap kedua wanita di depannya sambil memakan makanannya dengan pelan. "Kalian berteman?"

Mereka mengangguk, "Ada apa, Kinara?"

"Ah, aku ... baru mendapatkan teman. Tapi aku tidak tahu caranya berteman. Apa kalian punya ide?"

"Berteman itu ... menjalin hubungan baik dan saling mendukung. Ya kira-kira seperti itu. Apa Kinara punya teman?"

Kinara meletakkan sendoknya ke atas piring dan berkata, "Yah ... namanya Sarah. Rambutnya pendek, punya poni di depan dahinya." Gadis itu langsung menggeleng setelah sadar ia terlalu banyak berbicara. "Ya sudah, terima kasih. Informasinya sangat membantu." Ia mengakhiri pembicaraan.

Esoknya, ia tak menemukan Sarah di mana pun.

Welcome To My WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang