18 ~ Cerita di Kamar Daren

30.9K 1.2K 176
                                    

Hilma menyedot es jeruknya sambil berpikir, bagaimana menjelaskan kepada Daren sebelum lelaki itu menganggap perkataan Baby tadi serius. Ini masih istirahat pertama dan jam pulang masih lama. "By."

"Hmm?"

"Gue mules, pinjem HP boleh? Gue bawa ke kamar mandi."

"Itu lah makanya boker jangan kebiasaan sambil main HP!"

"Ckk, boleh ya? Di rumah gue bisa bacain komposisi sabun sama sampo, di sekolah gak ada. Ya kali gue buat corak di tisu toilet."

"Boleh dicoba loh, Ma."

"By ...."

"Nih demi sahabat tersayangnya Baby. Nanti kalau ada chat dari om Agam biarin aja."

"Tenang, gue cuma mau buka tiktok lo aja kok."

"Tiktok Baby isinya roti delapan, jangan kaget, ya."

Hilma terkekeh mendengar itu. Ia mengambil ponsel Baby dan langsung berlari ke kamar mandi. Ia melirik ke belakang dan sepertinya Baby tidak curiga dan mengikutinya. Masuk ke salah satu bilik toilet, ia langsung menutup tutup toilet duduk dan duduk di atasnya.

"Baby, maafin gue, bener-bener gue minta maaf buka whatsapp lo. Tapi tenang, gue gak bakalan aneh-aneh, gak bakalan buka privasi lo. Mohon maaf, nanti gue traktir apapun deh."

Nama dengan kontak kak Dar lop yu pull 🤍🤍 itu membuat Hilma sedikit ingin tertawa. Ia langsung menekan tombol telpon dan tidak lama langsung diangkat oleh kekasihnya.

"Apa, princess? Kenapa?"

"Kak Dar ...."

"Loh, kok jadi pacarnya aku ini? Baby kenapa?"

Hilma mengintip bagian bawah pintu toilet yang memang tidak tertutup rapat, melihat ada bayangan atau tidak. "Yang dibilang Baby tadi jangan dimasukin ke hati, ya. Itu kontak kakak, tapi aku terpaksa bohong."

Kekehan di ujung sana setidaknya membuat Hilma sedikit bernafas lega. "Ini ceritanya HP Baby bisa sama kamu gimana? Baby gak curiga?"

"Kak ... jawab dulu yang itu tadi."

"Iya, sayang, aku tau kamu gak bakalan aneh-aneh."

"Beneran?"

"Beneran, walaupun tadi agak sedikit syok."

"Nah kan ... Maaf."

"Aku mau maafin kalau kamu jelasin kenapa chat sama telpon aku kamu abaiin."

"Gak gitu, mood aku lagi jelek banget gara-gara mama semalam, kak. Aku gak mau berimbas ke kakak kalau aku angkat telpon kakak."

"Setidaknya kabarin aku di chat, Ma, aku bingung harus nanya ke siapa kalau kamu gak bisa dihubungi kayak semalam."

Hilma menggigiti bibir dalam bagian bawahnya. "Maaf."

"Beneran gara-gara itu kan? Bukan gara-gara aku ada salah?"

"Beneran itu."

"Terus HP kamu kenapa ketinggalan?"

"Tadi pagi aku bangun kesiangan. Peralatan sekolah aku belum ada aku siapin, buku belum aku masukin, ya udah, lupa sama HP."

"Ma ... aku beneran jantungan tadi pagi kamu gak jawab aku. Aku mikir entah kamu berantemnya kayak mana sama mama kamu, kamu frustasi dan bingung mau ngeluapin ke mana."

Hilma tersenyum tipis mendengar itu. "Maaf aku buat kakak khawatir. Tenang, aku udah sering lewatin babak itu kok. Nyatanya aku masih di dunia kan sekarang?"

My DarenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang