BAB 25 • 98

21.2K 3.8K 1.8K
                                    

“WINTER.”

Suara lembut yang sudah Winter kenali membuat cowok itu menoleh dan menemukan Nadlyen berlari kecil ke arahnya.

“Kenapa?” tanya Winter saat Nadlyen sampai di depannya.

Nadlyen tersenyum, membuat lesung pipinya terlihat. Hal yang membuat Winter selalu salah fokus setiap kali mereka berhadapan begini.

“Ini, aku mau kembalikan novel yang kemarin aku pinjam.” Nadlyen mengembalikan novel cukup tebal kepada Winter.

“Udah selesai baca?”

“Heem.” Nadlyen mengangguk. “Kamu punya yang keduanya enggak, sih? Yang pertama endingnya gantung banget.”

“Ada, sampai series 3.”

Nadlyen sontak berbinar. “Aku boleh pinjam lagi?”

Winter mendengkus. “Beli, pinjem mulu,” katanya sambil berjalan lebih dulu sementara Nadlyen mengikuti dari belakang.

“Kalo bisa pinjem kenapa harus beli?” katanya terkekeh. “Bawa ya besok Win?”

“Oke.” Winter mengangguk. “Gimana, udah dapat ijin bokap lo buat pertukaran pelajar?”

“Aku belum berani bilang haha.”

Kemarin-kemarin, Nadlyen bercerita pada Winter bahwa gadis itu ingin ikut program pertukaran pelajar tahun ini. Gadis itu tertarik untuk daftar karena tergiur dengan negeri Jepang yang menjadi tempatnya belajar nanti jika ia ikut.

“Bilang aja, mumpung ada kesempatan,” kata Winter.

“Rencananya sih mau ijin hari ini.”

“Good.” Winter mengangguk-angguk, ia selalu kagum pada cewek pintar, mandiri dan selalu berani mengambil keputusannya sendiri.

“Win aku boleh tanya?”

Sure.”

“Mm ... kamu pacaran sama Ruby?”

Winter langsung berdecak. “Enggak.”

“Oh ... soalnya kelihatan dekat, kemarin kamu sampai suruh aku pindah juga.”

“Maaf soal kemarin.”

“Gapapa.” Nadlyen tersenyum. “Kamu kelihatan peduli banget Ruby.”

“Mm, kasihan dia enggak ada teman.”

“Oh karena kasihan.” Nadlyen mengangguk-angguk sambil tersenyum.

“Memang lo pikir karena apa?” kekeh Winter.

“Ya kali aja kamu suka gitu.”

Winter menedengkus menanggapinya.

“Win ... kamu dengar enggak, kalo kita di gosipin pacaran sama murid lain?”

“Dengar.”

“Kamu enggak keberatan di gosipin? Enggak mau jelasin?” tanya Nadlyen cemas.

“Enggak usah, gue enggak peduli juga.”

Nadlyen mengangguk. “Aku takutnya kamu keberatan di gosipin begitu. Aku udah jelasin tapi mereka enggak percaya.”

Winter menoleh. “Lo keberatan memangnya?”

“Keberatan apa?”

“Jadi pacar gue?”

“Hah?” Nadlyen menganga, pipinya bersemu merah membuat Winter mendengkus geli. “Apaan sih, Win.”

“Bercanda, jangan blushing.” Winter terkekeh. “Kalo lo enggak keberatan ya biarin aja, enggak sekali dua kali lo di gosipin pacaran sama gue. Tapi kalo lo keberatan, lo jelasin aja sama mereka kalo kita cuma temen.”

Naughty Princess and The Boss (SELESAI)Where stories live. Discover now