ETHEREAL - 08

3.8K 472 26
                                    

08. ethereal

Renjun jadi pesuruh.

Katanya, Renjun merasa bersalah karena tidak tau apa yang terjadi dengan Jaemin. Soalnya kemarin kelasnya kedapatan praktek di lab. Jadilah, Renjun tidak tau.

Dan sebagai permintaan maaf, dia rela jadi pesuruh. Ya walaupun sambil ngedumal. Kaki Jaemin sakit, keseleo mungkin entah kemarin diinjak.

"Ini, Yang Mulia."

Jaemin memgambil minuman yang sepuluh menit lalu ia minta pada Renjun. Jaemin hanya memanfaatkan waktunya dengan sebaik mungkin. Kapan lagi Renjun mau disuruh-suruh, 'kan? Disuruh Papa Mama saja dia jarang-jarang mau.

"Hidungmu benar-benar tidak apa? Tidak patah, 'kan?" tanya Renjun, duduk di sebelah Jaemin.

"Tidak," Jaemin menggeleng. "Tidak apa. Hanya nyut-nyutan."

"Yang benar saja, bodoh!" Renjun rasanya ingin menggeplak kepala Jaemin, tapi dia tahan. Adiknya kemarin hampir sekarat. "Bagaimana kemarin Mark bisa menemuimu?"

"Tidak tau."

"Kau tidak tanya?"

Jaemin hanya menggeleng pelan. Akhirnya Renjun bertanya pada Mark lewat pesan. Yang kata Mark, dia kebetulan mau buang sampah kelas ke belakang sekolah. Dan dia dengar ada orang berantem. Waktu didekati, malah Jaemin yang sedang dipukuli.

"Kau sudah berterima kasih?"

"Sudah."

Renjun langsung menatapnya tidak percaya, "Serius?"

"Iya," Jaemin mengagguk pelan. "Aku membencinya. Itu ucapan terima kasihku."

Renjun mendengus. Seharusnya dia tidak mempercayai adiknya ini.

Doyoung datang dari dapur membawa dua mangkuk berisi potongan buah. Itu untuk kedua anaknya.

"Teman-teman kalian jadi datang?"

Jaemin terdiam, sementara Renjun mengangguk.

"Katanya mereka mau menjenguk Jaemin." jawab Renjun.

"Aku tidak perlu dijenguk."

"Terlambat. Mereka sedang ke sini."

Jaemin mendengus pelan.

"Ya udah, nanti makanannya pesen aja, ya. Mama mau nyusulin Papa."

"Papa sudah besar, kenapa harus disusulin?"

Doyoung menggeleng, "Seperti tidak tau Papa saja."

"Ya sudah, hati-hati Mama. Pulangnya bawa makanan, ya."

Doyoung mengangguk. Dia lebih dulu bersiap kemudian pergi ke perusahaan suaminya. Sejujurnya Doyoung ragu kalau Jaehyun hanya ingin bertemu, ini pasti ada hal lain yang ingin dibicarakan. Dan ini tentang Jaemin.

Lima belas menit Mama pergi, teman-temannya datang. Mereka bawa tentengan untuk Jaemin. Sedangkan yang dijenguk, merasa tidak peduli. Dia hanya fokus ke konsol game miliknya. Yang sakit wajahnya, bukan tangannya.

"Tidak biasanya kau sampai babak belur seperti itu." Haechan duduk di karpet dekat kaki Jaemin. Si bungsu itu duduk di sofa dengan kedua kaki diluruskan.

"Apa itu sakit?" tanya Jeno tidak berguna sama sekali.

Jaemin meliriknya, "Aku bisa memukulmu sekarang."

Jeno nyengir. Sudah pasti sakit sekali. Dia hanya ingin berbasa-basi.

"Hanya ada kalian di rumah?" tanya Mark, dia terpaksa ikut karena ditarik oleh Jeno.

ETHEREAL » MARKMIN ✔Where stories live. Discover now