ETHEREAL - 15

3.8K 455 39
                                    

15. Ethereal

"Siapa yang datang? Kenapa tidak diajak masuk."

Jaemin menggeleng, dia tampak begitu gugup sekarang. Melirik ke arah pintu rumah berkali-kali.

"Kamu baik-baik aja?" tanya Doyoung, sadar akan gelagat gugup bahkan takut Jaemin.

"Aku... baik-baik aja." jawab Jaemin semeyakinkan mungkin. "Aku ke kamar duluan. Selamat malam."

"Apa ada yang menerornya?" tanya Renjun setelah Jaemin tidak terlihat.

Jaehyun mengambil ponselnya. Melihat rekaman CCTV di teras rumahnya beberapa menit lalu. Dia mengernyit.

"Pemuda itu bukan?"

"Huh?"

Jaehyun memberikan ponselnya ke Doyoung, membiarkan istrinya melihat siapa yang tadi ditemui oleh Jaemin.

"Sepertinya," Doyoung khawatir sekarang. Dia menatap ke lantai dua yang terasa sangat sepi. "Apa Jaemin baik-baik saja?"

Tidak. Jaemin tidak baik-baik saja.

Remaja tanggung itu membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut. Lampu kamarnya mati, dan gorden sudah ditutup. Kamar Jaemin benar-benar gelap. Tubuhnya sedikit bergetar, mencoba menenangkan dirinya sendiri.

Ingatan itu. Ingatan yang selalu ingin Jaemin lupakan, menyeruak masuk begitu saja.

"Jaemin, aku menyukaimu. Sangat."

Jaemin semakin kuat mencengkram selimut yang membungkus tubuhnya. Suaranya benar-benar terdengar di kepalanya seakan pemuda itu tengah berbicara dengannya.

"Maafkan aku karena menyukaimu."

Jaemin membuka laci nakas. Dia mengobrak-abrik isi lacinya. Mencari obat yang tidak selalu ia minum.

Obat penanang.

"Aku pergi, ya."

Wanita itu. Jaemin membencinya. Jaemin membenci mereka. Jaemin membenci mereka yang selalu membohonginya. Katanya tidak ada siapapun, tapi Jaemin hanya dijadikan kedua.

Jaemin tidak percaya lagi. Jaemin tidak mau percaya pada siapapun.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari, Jaemin terdiam. Dia membuka tutup botolnya.

"Kau siapa berani menyukainya, huh? Kau itu tidak pantas dicintai. Kau bahkan tidak pantas lahir ke dunia ini."

Jaemin jatuh terduduk di lantai kamarnya. Obatnya bekerja cepat. Tubuhnya tidak bergetar hebat lagi, dia mulai merasakan tenang. Jaemin menyembunyikan kepalanya di atas lipatan tangannya.

"Sialan."

oOo

Mark menatap Jaemin yang pagi ini terlihat sekali aura suramnya. Ada apa dengannya? Perasaan akhir-akhir ini Jaemin sudah lebih baik. Tapi kenapa dia terlihat kembali seperti di awal.

"Jaemin," Mark memutuskan untuk memanggilnya. "Kau baik-baik saja."

Jaemin hanya diam, dia menyumpal kedua telinganya dengan earphone. Membaringkan kepalanya di atas meja. Kelakuannya itu membuat Mark semakin kebingungan.

Perasaan baru kemarin mereka bersenang-senang di festival, tapi kenapa hari ini Jaemin kembali bersikap dingin. Mark kira, hubungan mereka sudah lebih hangat.

Mark mendongak saat ada yang mendatangi meja Jaemin. Itu Renjun. Dia meletakkan kotak bekal di laci meja Jaemin.

"Renjun, ada apa dengannya?" tanya Mark, tidak bisa untuk tidak bertanya.

ETHEREAL » MARKMIN ✔Where stories live. Discover now