9. Park

17 2 0
                                    

Taeyong telah selesai menari, terlihat agak terengah. Keringat menetes di dahi dan dagunya.

Team cheers dan dominan yang menonton bertepuk tangan. Mereka suka dengan penampilan Taeyong.

Eunhyuk mematikan musik lalu berdiri mendekati Taeyong. "Terima kasih Taeyong sudah menari dengan baik. Nah ladies kalian bisa mengisi polling di gc, paling lambat nanti jam 10 malam. Untuk pengumuman hasil seleksi akan saya beritahukan besok. Hari ini ekskul libur, kalian bisa pulang. Selamat malam."

Murid-murid pun membubarkan diri. Jaehyun langsung menarik tangan Taeyong, "Tasku." kata Taeyong.

"Biar aku bawa." kata Jaehyun, dua ransel sudah ada di bahu kirinya.

"Bro, aku langsung pulang." pamit Jaehyun pada Yuta dan Johnny yang hanya disambut seringai dari keduanya.

"Kenapa sih buru-buru, aku haus." kata Taeyong sambil mempoutkan bibirnya.

"Nanti saja di mobil." jawab Jaehyun datar.

Taeyong menatap bingung Jaehyun, dan setelah sampai di mobil, Jaehyun langsung menarik Taeyong sampai Taeyong terjatuh di pangkuannya.

"Jae-"

Tiba-tiba Jaehyun melumat bibir Taeyong sambil menutup pintu mobil dengan tangan kanannya, tangan satunya memeluk tubuh mungil Taeyong.

Taeyong tak mampu menolak, Jaehyun menciumnya dengan penuh gairah, bahkan kini dia terhanyut dalam ciuman Jaehyun.

Tak lama kemudian Jaehyun menghentikan ciumannya, mengelus sudut bibir Taeyong yang makin merah karena ciumannya. Wajah Taeyong memerah, nafasnya tersengal.

Plak

"Nakal." Taeyong menggeplak lengan Jaehyun.

"Hei, kamu yang nakal." Jaehyun mencubit pelan hidung Taeyong.

"Kok bisa?" wajah Taeyong terlihat bingung membuat Jaehyun semakin gemas.

"Kamu kenapa mengubah dance cheers jadi sexy dance. Mana ini perut kemana-kemana." Jaehyun mengusap perut Taeyong. Saat menari memang perut ramping Taeyong terlihat karena kemeja seragam Taeyong keluar tertarik keatas dan dua kancing bawah kemejanya terlepas.

"Perasaan biasa saja aku dance-nya, sesuai video cheers yang diberikan Winwin." bantah Taeyong dengan wajah polosnya.

"Kaya gitu biasa." sinis Jaehyun sambil mencubit gemas pipi Taeyong, "Tanggung jawab!" perintah Jaehyun.

"Tanggung jawab apa?" Taeyong semakin bingung.

"Ini." Jaehyun menggerakkan pinggulnya, menggesekkan selakangnya pada pantat Taeyong.

Taeyong pun sadar, dia menduduki sesuatu yang keras di bawahnya.

Taeyong mendorong tubuh Jaehyun dengan tasnya sambil membuka pintu mobil, lalu segera berlari kabur sambil terkekeh.

"Byeee Jaehyunie!" Taeyong melambaikan tangan sambil berlari keluar dari tempat parkir.

Jaehyun yang terlalu terkejut dengan tindakan Taeyong hanya bisa memukul dashboard, dia tidak mungkin mengejar dengan kondisi celananya yang menggembung besar sedangkan di tempat parkir sudah mulai didatangi anggota cheers yang akan pulang.

"Awas kamu Taeyong, Arrgh aku tidak mau bermain sendiri." Jaehyun berpindah duduk di belakang kemudi, menyalakan mesin mobilnya, berharap Taeyong belum jauh pergi.

Jaehyun memacu mobilnya cepat, dianggapnya tempat parkir dan jalan yang membelah halaman sekolah adalah sirkuit balap.

Tak lama Jaehyun sudah sampai di gerbang sekolah tetapi Taeyong tidak terlihat, entah dimana kekasihnya itu, Jaehyun menghentikan mobilnya di tepi jalan raya dekat pintu gerbang sekolahnya.

Suspicious FriendWhere stories live. Discover now