-8-

1.2K 133 22
                                    

Na, gue izin ngga latihan dulu, ya? Ini gue lagi di UKS. Tolong izinin gue ke master kalau gue lagi sakit. Makasih ya! ^^

-Isagi Yoichi

Itulah isi surat yang ditinggalkan oleh Isagi di atas kasur milik Kurona. Tulisan itu terkesan berantakan dan seperti ditulis dengan tangan yang seperti gemetar ketakutan.

Kurona melihat surat itu dengan tatapan bingung sekaligus khawatir. Ia merutuki dirinya yang malah terlelap begitu pulas semalam dan bukannya menunggu Isagi yang entah darimana sehingga ia tidak mengetahui kabar dari temannya itu.

Namun Kurona yakin bahwa pasti ada sesuatu yang tidak beres telah menimpa Isagi. Terkadang ia sedih karena Isagi tidak pernah menceritakan apapun kepadanya mengenai masalah pria itu. Padahal baginya Isagi adalah seseorang yang berharga untuknya untuk beberapa alasan semenjak mereka bertemu di Blue lock.

Dengan berat hati, Kurona turun dari kasurnya dan bersiap-siap untuk berlatih sekaligus menyampaikan izin dari Isagi kepada sang Master.

Sementara itu, di sisi lain gedung Blue lock. Terlihat seorang anak kecil berumur tujuh tahun terlihat berjalan dengan was-was dan nampak sangat ketakutan.

Ia mengawasi keadaan sekitar, takut-takut jika ada yang melihatnya nanti.

Bugh!

Namun malangnya nasib anak itu karena ia justru menabrak seseorang yang tidak ingin berinteraksi dengan siapapun, Itoshi Rin.

Anak kecil itu mengelus kepalanya yang terbentur oleh tubuh tetap milik pria itoshi muda yang saat ini menatapnya dengan tatapan acuh namun tersirat kebingungan.

"Rin?" Ucap anak itu secara tiba-tiba dengan lirih, namun masih terdengar oleh si pria Itoshi. Rin mendengarnya, namun ia tidak ambil pusing karena ia pikir salah dengar.

Awalnya Rin ingin melanjutkan langkahnya menuju lapangan untuk berlatih, namun melihat anak kecil itu entah mengapa nampak tidak asing baginya.

Dahi Rin mengernyit heran, biasanya ia akan acuh jika bertemu dengan anak kecil dan akan langsung melangkahkan kakinya. Namun kini ia justru terpaku menatap anak kecil yang entah darimana asalnya bisa datang ke tempat ini.

Keduanya kini saling menatap dengan jarak ketinggian yang berbeda karena perbedaan umur diantara mereka.

Sedangkan dari arah lain terlihat seseorang yang nampak tergesa-gesa berlari kearah mereka.

"ISAGIIIIIIII"

Mendengar suara yang sangat dikenalinya itu, Isagi Yoichi, anak kecil berumur tujuh tahun itu merentangkan tangannya dengan antusias untuk menerima pelukan.

"YEYY BACHII"

"Wah, kamu sudah berubah jadi lebih besar ya sekarang." Ucap Bachira mengusap rambut Isagi dengan gemas.

Isagi menatap Bachira dengan berbinar, banyak hal yang ingin ia katakan dan ceritakan kepada Bachira mengenai hal yang menimpanya belakangan ini.

"Oi!"

Seruan itu terdengar dari Rin yang kebingungan melihat interaksi keduanya yang seakan mengenali satu sama lain.

"Eh, ada Rin-chan" Sapa Bachira dengan Isagi yang berada di gendongannya.

Meski berumur tujuh tahun, badan Isagi masihlah amat sangat mungil sehingga mudah bagi Bachira untuk menggendong anak itu.

Rin menatap keduanya dengan tatapan datarnya seperti biasa. Ia sebenarnya enggan bertanya, namun ia juga bingung dengan apa yang sudah terjadi. Kenapa Bachira memanggil anak itu dengan nama Isagi yang merupakan seorang rivalnya?

"Dia Isagi?" Tanya Rin datar. Seolah tak acuh, guna menahan segala gengsinya.

"Iya, dia Isagi. Lucu kan? Waktu itu dia jadi bayi, lho. Gue juga gatau kenapa sekarang dia bisa berubah lagi." Jelas Bachira dengan nada bahagianya seperti biasa. Bachira memang terkenal dengan sifatnya yg sangat ekspresif, apalagi jika menyangkut Isagi.

Alih-alih mengerti, Rin yang dijelaskan hal yang tak masuk akal seperti itu tentu saja semakin bingung dibuatnya. Isagi? Bayi? Berubah? Apa maksudnya????

Rin kembali menatap Isagi yang berada di gendongan Bachira yang kini juga sedang menatapnya.

Namun fokus anak itu yang tadinya menatap Rin tergantikan dengan menatap sesuatu yang tadinya diemut lalu dipegang oleh pria itu.

Permen.

"Oh, Isagi mau permen?" Tanya Bachira yang peka.

Isagi mengangguk. Meski dalam tubuh berumur tujuh tahun, Isagi bisa mempertahankan ingatannya dibandingkan saat ia menjadi bayi. Oleh karena itulah ia tadi bisa mengingat Rin.

Namun meskipun begitu ia tentu masihlah dalam wujud seorang anak kecil sehingga naluri nya sebagai anak kecil yang menyukai makanan yang manis pun muncul.

"Nih." Rin mengeluarkan satu bungkus permen yang berada di kantong jaketnya dan memberikannya kepada Isagi.

Isagi menatap permen itu dengan berbinar meski sedikit takut dengan tatapan datar milik Rin karena seingatnya pria itu sangatlah membencinya semenjak kesebelasan blue lock selesai melawan timnas U-20.

"Kau baik sekali, Rin-chan" Ucap Bachira.

"Te-terimakasih." Ucap Isagi dengan sedikit terbata-bata.

"Ya." Jawab Rin datar.

"Oh, iya! Gue denger tim Manchester City lagi pada libur nih, kesana ah~ kita ketemu Chigi, Nagi sama Reo yuk Isagi! Rin-chan juga ayo kalau mau ikut." Ucap Bachira dengan antusias.

"Tidak berminat." Ucap Rin dengan malas.

"Baiklah kalau begitu, kami duluan! Bye byee."

Bachira menurunkan Isagi dari gendongannya dan menggandeng tangan kiri Isagi lalu mengayunkannya dengan arah keatas dan kebawah dengan riang.

Meski berkata tidak berminat, namun siapa sangka pria Itoshi itu justru mengikuti keduanya dari belakang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Baby Isagi (Blue Lock)Where stories live. Discover now