“Hanya satu bintang yang tak lelah kupandangi siang dan malam. Ialah kamu. Bintang hatiku.”
🌠
"Jadi lo sekolah di sini karena nyari orang yang namanya Bintang?" perjelas Marri.
Sana mengangguk-anggukkan kepala membenarkan. Perasaan tenang di rasakannya, setelah bercerita mengenai kejadian sepulang sekolah kemarin. Mencari sosok yang telah lama tak dijumpainya.
"Gimana lo tahu kalau si Bintang ini sekolah di sini?" tanya Ocha ikut nimbrung.
"Tuh, Cha radar tukang gosip lo nggak akan pernah hilang sampai kapan pun, percaya deh sama gue," ledek Marri. Pasalnya, alasan Ocha enggan duduk dengannya lantaran Ocha berupaya kembali ke jalan yang benar. Tidak ingin menambah dosa dengan menggibahi urusan orang.
Ocha memperingatkan Marri lewat mata. Sementara Marri mengalihkan atensi, pura-pura tak melihat.
"Gue dengar dari Bu Annisa yang ngobrol lewat telepon. Siapa orangnya, gue nggak tahu, tapi gue rasa itu mereka, orang yang adopsi Bintang," kata Sana.
Toh, tak ada gunanya menyembunyikan latar belakangnya kepada mereka. Lagipun Sana tidak peduli jika itu tersebar luas di seluruh kalangan anak SMA Wijaya. Memangnya apa salahnya dari menjadi anak panti? Mereka hanya anak kurang beruntung yang ditinggalkan orang tua mereka, karena berbagai alasan. Seperti dia yang ditelantarkan sang Mama di depan pintu rumah panti asuhan.
"Gimana kalau mereka sengaja?" cetus Yasmin.
"Sengaja, maksud lo, Yas?" tanya Marri penasaran.
"Mereka sengaja buat Sana tahu biar mereka dekat lagi, kayak dulu."
"Nggak mungkin, Yas. Mereka nggak mungkin biarin gue dekat-dekat Bintang."
Kerutan di kening tampak di keempat wajah temannya. "Kenapa nggak? Terus kenapa mereka—"
"Itu juga yang jadi pertanyaan buat gue. Kenapa mereka jauhin gue dari Bintang? Apa salah gue?"
"Mungkin satu-satunya cara buat tahu, kita harus cari si Bintang. Dengan kalian dekat, mereka pasti langsung bereaksi, misalnya mereka bisa aja bikin lo pindah dari sini," tandas Ocha.
Mereka memandang Ocha takjub. "Cha, lo emang panutan gue. Please, balik, ya?" bujuk Marri.
"Nggak, gue lagi berusaha. Jangan lo ganggu."
"Lo kok jahat, sih, ke gue? Gini-gini gue mantan teman sebangku lo. Orang yang kenalin lo ke dunia pergosipan."
"Karena itu, gue harus jauhin lo sebelum terlambat," ucap Ocha tajam.
Marri cemberut. Rekan setimnya benar-benar enggan kembali bersamanya, lebih memilih Yasmin yang katanya ingin belajar demi meraih cita-citanya yang tertunda dulu, sebelum bertemu dengannya.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Escape From You [COMPLETED]
Ficção Adolescente[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Sana tak sadar jika dirinya telah menggali kenangan masa lalunya sendiri. Makin dia bertekad, makin dekat juga kenangan itu menyapa. Sayang, dia terlambat. Kini dia tak bisa mengembalikan waktu, karena sejak awal dia salah...