01. Awal dari Semuanya

2.4K 181 0
                                    

Pemilik fleurs et lune Restaurant, Cafe & Bakery, Sunghoon Park. Seorang koki sukses blester Prancis dan Korea ini, sedang menyiapkan beberapa berkas untuk peresmian restoran cabang luar negeri pertamanya.

Terhitung dia sudah membuka lebih dari 15 cabang restoran dan kafe di hampir seluruh kota di Prancis. Maka tidak heran jika dia sangat sukses di negara itu.

Setelah 7 tahun dirinya membuka restoran dan kafe ini, akhirnya restorannya berhasil membuka cabang di luar negeri. Negara pertamanya adalah Italia. Masyarakat di sana sangat antusias dengan semua menu yang tersedia di usahanya ini, baik di restorannya, bagian cafenya atau toko rotinya. Terutama di kota Venesia.

Sejak 4 tahun lalu ketika restorannya ini menjadi sangat terkenal karena selain menunya yang pas di lidah, harganya yang lumayan terjangkau meski kualitasnya yang terbaik, tempatnya yang sangat instagramable. Pemiliknya juga tidak kalah menarik.

Lihatlah, banyak turis asing dari berbagai dunia yang mendengar restoran ini akhirnya datang ke Paris untuk mencoba langsung tempat yang terkenal itu.

Tidak sedikit juga karena ingin melihat sang pemilik restoran. Bagaikan selebriti, pemiliknya ini sangatlah terkenal. Ketampanannya yang di atas rata-rata, cara berbicaranya yang lembut dan sopan, tatapan matanya yang tajam, berpostur tinggi dan gagah, siapa yang tidak tertarik padanya.

Berkat popularitas restorannya ini, devisa negara terus meningkat setiap tahunnya. Seperti yang aku bilang tadi, para turis asing selalu datang ke Prancis tiap tahunnya untuk berkunjung ke restoran itu.

Restoran Sunghoon ini tidak perlu menyewa seorang selebritas untuk mempromosikan restorannya. Hanya dengan wajahnya saja sudah cukup untuk menarik minat masyarakat luas.

Di ulang tahunnya yang ke-28 ini, akhirnya cabang luar negeri pertamanya dibuka. Banyak hal yang harus dia siapkan, restorannya di sana sudah rampung, tinggal peresmian dan itu akan mulai dibuka untuk umum.

Sunghoon sangat bahagia, tidak pernah terpikir olehnya jika dia akan sesukses sekarang. Sebenarnya jika dia tetap menjadi atlet mungkin dia akan sukses juga dengan jalan yang berbeda.

Sunghoon adalah mantan atlet figure skating, olahraga yang telah digelutinya selama 10 tahun itu jelas memiliki banyak kenangan tersendiri. Memilih pensiun dan mulai membuka sebuah restoran saat dirinya masih berkuliah memang sebuah keputusan besar dalam hidupnya, tapi dia tidak pernah menyesali itu semua.

Besok adalah hari di mana dia akan terbang ke Italia untuk peresmian restorannya. Dia juga sudah mengatakan pada asistennya jika dia akan mengambil cuti selama 2 minggu.

Menyiapkan segala hal untuk bisnis dan berlibur, akhirnya dia bisa bernapas dengan lega. Jujur saja menjadi sukses terkadang menguras banyak waktu dan tenaga.

Semenjak restorannya sangat ramai dikunjungi banyak orang, dia sedikit kewalahan dalam melayani pelanggan. Terkadang dia akan berada di dapur untuk menyelesaikan semua pesanan atau dia akan berada di kasir dan bagian pelayanan.

Semua jelas dia lakukan demi fanservice yang diminta pelanggannya. Kalimat ajakan-ajakan untuk berpacaran bahkan menikah pun sudah sering dia dengar dari mulut pelanggannya, dia hanya akan tersenyum membalasnya.

Hari ini dia tidak datang ke restoran, sebagian pelanggannya kecewa karena tidak bisa melihat seorang koki tampan tersebut, namun mereka tetap saja datang dan membeli makanan minuman di sana—ada-ada saja.

Pagi ini dia pulang ke rumah orang tuanya dan menginap di sana sebelum berangkat ke Italia. Sejak 6 tahun lalu dia sudah hidup terpisah dari orang tuanya, mandiri di rumah yang dia beli sendiri.

Sekarang dia sedang menyantap sarapan bersama orang tuanya. Kedua orang tua Sunghoon sangat bangga padanya. Lihatlah bayi kecil mereka sekarang sudah dewasa, mandiri, dan sukses.

"Sunghoon, besok kamu berangkat ke Italia, ya?", tanya mama Park.

"Iya, ma. Makanya aku tidak datang ke restoran hari ini, hitung-hitung mau libur duluan.", lalu dia tertawa.

"Mama tahu kok, restoranmu itu terkenal, wajar kalau kamu merasa kelelahan, gunakan waktu liburmu dengan baik, ya!"

"Pasti, ma. Doakan peresmian ini berjalan dengan lancar ya."

"Iya, Sunghoon. Mama selalu mendoakan yang terbaik untukmu."

"Ke sananya nanti dengan siapa, nak?", tanya papa Park.

"Dengan Samuel dan Jay, pa. Tapi nanti Sam pulang duluan soalnya harus mengurus restoran. Kalau Jay, kata dia sih mau ikut liburan juga."

Jay adalah sahabat masa kecil Sunghoon. Laki-laki keturunan Amerika-Korea ini menetap di Prancis sejak berusia 3 tahun. Hidup bertetangga dengan Sunghoon membuat mereka sangat akrab. Bahkan ketika Sunghoon pindah ke rumahnya sendiri. Jay juga membeli rumah di sebelah rumah Sunghoon.

Jay adalah anak CEO perusahaan travel. Bisa dibilang dia itu anak tunggal kaya raya. Pewaris satu-satunya. Makanya ketika tahu Sunghoon memutuskan untuk hidup mandiri. Dia juga ikut-ikutan ingin hidup mandiri.

Tidak jarang dia juga ikut membantu Sunghoon di cafenya, ini lah yang membuat restoran Sunghoon bertambah terkenal. Melihat ada dua orang tampan yang melayani di situ, siapa sih yang tidak tertarik berkunjung?

Lain kisah dengan Samuel. Samuel adalah asisten kokinya, jika dia tidak ada, maka Samuel lah yang mengurus semuanya. Samuel adalah sepupunya sendiri. Makanya dia bisa dipercaya ketimbang mempercayakannya pada orang asing.

Malam sebelum berangkat, Sunghoon mencari tempat-tempat menarik dan melistnya untuk menjadi tempat yang akan dia kunjungi di kota tua tersebut.

Yang paling terkenal jelas gondola. Dia jadi tidak sabar, siapa tahu dia akan bertemu seseorang di sana. Selama 28 tahun hidup, dirinya tidak pernah sekalipun dekat dengan seseorang.

Ketika dulu dia akan menghabiskan waktu dengan latihan skating dan belajar. Maka sekarang dia akan menghabiskan waktu dengan bekerja.

Orang tuanya sempat beberapa kali mengenalkan dengan beberapa orang tapi dia tidak memiliki ketertarikan pada mereka. Berbeda dengan Jay, dia sudah memiliki kekasih. Jungwon, pemuda manis asal Korea yang sedang berkuliah di Prancis.

Sunghoon sebenarnya sadar jika usianya sangat matang untuk menikah, penghasilannya pun jelas cukup untuk menghidupi keluarganya kelak. Entahlah, dia masih belum bertemu dengan orang yang cocok.

Venice, Italy. [sunsun]On viuen les histories. Descobreix ara