04. Peresmian

974 146 0
                                    

Setelah meresmikan gedungnya dengan pidato singkat dan pemotongan pita di depan gedung restoran. Sunghoon pun mengajak para tamu dan pejabat untuk masuk dan mencicipi menunya untuk pertama kali sebelum dibuka untuk umum. Dia sendiri yang memasak.

Para pejabat di sana tentu senang dengan dibukanya cabang di kota mereka alih-alih di Roma, ibu kota negara. Masakan Sunghoon benar-benar kelas atas. Rasanya sangat pas di lidah siapa pun.

Mereka semua memuji masakan Sunghoon, Sunghoon sendiri hanya tersenyum menanggapi pujian mereka dan sesekali berterima kasih.

Hari semakin sore dan mereka semua sudah selesai dengan perjamuan singkat tadi. Besok restorannya akan mulai dibuka. Mungkin dia akan memasak di sini selama beberapa hari sebelum akhirnya menikmati liburannya.

Besok Sam akan pulang ke Paris untuk mengurus restoran jadi dia pulang duluan ke hotel. Sedangkan Sunghoon dan Jay masih menjelajah semua ruangan gedung restoran barunya.

Sunghoon sangat menyukai modelnya, arsitek ini bekerja dengan sangat baik, pikirnya.

"Hoon, pemandangan dari atas ini benar-benar menakjubkan. Arsitekmu sepertinya tahu mana tempat strategis untuk menjadi ladang bisnismu."

"Ya, aku juga tahu. Tempat ini sangat strategis, sepertinya masuk ke dalam target pasar."

"Lihat, bahkan sebelum dibuka saja penggemarmu sudah berkumpul di depan, hahaha.", tawa Jay, memang benar sejak acara selesai, beberapa dari fansnya Sunghoon menunggunya untuk keluar gedung.

Seperti idol yang memiliki fansite, Sunghoon dan Jay tentu memilikinya. Makanya para fans itu menunggu mereka keluar untuk mengabadikan poto Sunghoon si koki terkenal dan Jay si pewaris tunggal kaya raya.

"Mau menunggu sampai mereka semua pergi, atau pergi sekarang?", tanya Sunghoon pada Jay, karena demi apapun, dia ingin istirahat.

"Kurasa pergi sekarang tidak buruk. Ayo, aku mengantuk tahu!", Jay juga sama dengan Sunghoon, mereka berdua kelelahan. Tahu begitu langsung pulang saja seperti Samuel.

"Ya sudah."

Mereka berdua pun keluar dari gedung tersebut. Banyak poto yang berhasil diabadikan dari seperkian detik mereka berjalan menuju mobil itu.

Jay melambaikan tangan dan semua orang di sana berteriak histeris. Sunghoon tertawa dan tersenyum untuk melihat semua orang melalui jendela mobil. Semua orang di sana menggila dan berteriak, tapi mereka tertib kok. Tidak berdesakan dan mengganggu privasi.

Kali ini Sunghoon yang menyetir. Jay sudah tertidur di sampingnya padahal kesepakatan awal mereka akan bergantian menyetir tapi lihatlah sahabatnya ini.

Hotel tempat mereka menginap dan restoran milik Sunghoon berjarak cukup jauh. Mereka sengaja memilih hotel di pinggiran kota alih-alih di pusat kota seperti tempat di mana restoran itu berdiri.

Di sepanjang jalan, Sunghoon melihat bagaimana kehidupan masyarakat di sana. Semakin jauh dari pusat kota, Sunghoon pun menemukan banyak hal menarik.

Pinggiran kota tua Venesia nyatanya diisi oleh banyak bangunan bertuliskan panti, baik panti asuhan maupun panti jompo. Beberapa sekolah dan minimarket. Apartemen dengan blok kecil yang sepertinya lumayan terisi.

Ada pasar malam yang ramai pengunjung. Hari semakin gelap, makanya pasar malam semakin banyak dikunjungi. Tidak lama dia dan Jay sampai di hotel tempat mereka menginap itu.

"Jay, bangun. Kita sudah sampai.", ucap Sunghoon berusaha membangunkan temannya itu.

"Hah, ah iya iya.", ucap Jay sedikit linglung karena bangun tiba-tiba.

"Haaah, ada-ada saja. Sana parkirkan mobil, aku mengantuk.", ucap Sunghoon yang langsung meninggalkan mobil di depan pintu masuk hotel.

"Cih, mentang-mentang aku tadi tertidur lalu dia bersikap seenaknya.", kesal Jay tapi dia tetap memarkirkan mobilnya kok.

Memasuki kamar hotelnya, Sunghoon jadi kepikiran untuk mengunjungi pasar malam itu. Sepertinya banyak hal menarik di sana. Dia juga kepikiran tentang panti panti yang dia lewati.

Sunghoon itu suka anak kecil, dia juga menjadi salah satu donatur di sebuah panti asuhan di Paris. Maka tidak heran jika dia tiba-tiba kepikiran untuk menjadi donatur di panti asuhan di sini.

"Anak sekecil mereka harus merasakan kerasnya kehidupan. Beruntung aku masih memiliki orang tua yang menjadi tempatku berpulang.", monolog Sunghoon sambil menatap ke arah jendela.

Dia lalu berjalan dan berdiri di balkon kamar hotelnya, menikmati angin malam Venesia yang sangat sejuk dan nyaman. Mengundang siapapun untuk tinggal dan menetap di sini.

Jauh dari hiruk pikuk pusat kota, pinggiran kota ini terlihat seperti pedesaan dengan hamparan hijau yang banyak. Udaranya enak untuk dihirup. Berbeda dengan pusat kota yang udaranya bercampur polusi.

"Jika aku harus memilih, mungkin aku akan menetap di sini. Tapi kehidupanku di mulai di Paris. Tidak mungkin meninggalkan semuanya."

"Venesia dan isinya, benar ya kata orang, kota tua ini menjadi kota yang menyimpan beribu kenangan."

"Ku harap aku bisa bertemu seseorang yang bisa ku ajak naik gondola, hahaha."

"Aku akan menikmati liburan ini, mungkin aku akan memulainya dari pasar malam tadi. Sebaiknya sekarang aku istirahat."

Monolog Sunghoon pun selesai bersamaan dengan dirinya yang masuk kembali ke dalam ruang kamarnya. Membersihkan diri dan bersiap-siap untuk pergi tidur.

———✧———

Ini hari pertama Sunoo bekerja. Mengingat dirinya adalah shift sore, jadi pagi ini dia akan mengajar dulu di panti seperti biasa. Mengingat dirinya yang memang menginap di panti ini.

Pagi-pagi sekali dia bangun untuk menyiapkan sarapan untuk semua orang yang ada di panti. Ibu panti tentu terkejut melihat Sunoo yang malah menyiapkan sarapan. Disuruh untuk berhenti tapi dia tidak mau, akhirnya ibu panti membiarkannya saja dan sesekali membantu Sunoo menyiapkan sarapan.

Sarapan sudah siap, Sunoo pun membangunkan adik-adiknya di panti ini. Ada sekitar 15 anak yang berada di bawah panti ini, yang paling muda berusia 5 tahun dan yang tertua berusia 12 tahun.

Melihat yang membangunkan mereka adalah Kak Sunoo dan bukan Ibu panti membuat mereka sangat bersemangat. Mengetahui jika yang membuat sarapan mereka juga adalah Kak Sunoo membuat mereka semakin bahagia.

Berharap jika semua ini berlangsung selamanya, tapi mereka tahu Kak Sunoo mereka juga memiliki kehidupan sendiri. Kak Sunoo datang dan sesekali menginap saja sudah membuat mereka bahagia kok.

Setelah sarapan, Sunoo membantu anak-anak di panti untuk bersiap dan belajar. Setelah semua siap, mereka memasuki ruang belajar dan mulai belajar.

Belajar dan bermain adalah metode pengajaran yang dilakukan Sunoo. Dia sangat bahagia bersama adik-adiknya ini. Sesekali ibu kandungnya menanyakan kabarnya dan mengirimi uang saku. Walau ibunya tidak bisa mengizinkan dirinya untuk tinggal bersama. Ibunya masih peduli terhadapnya.

Tidak terasa hari sudah sore dan jam shiftnya sudah akan di mulai. Restoran tempatnya bekerja itu sejak pagi tadi katanya sangat padat pengunjung di hari pertama.

Makanya shiftnya dimajukan sekitar 2 jam dari jam seharusnya. Mereka yang ada di sana sedikit kewalahan akhirnya seluruh pekerja disarankan untuk hadir.

Venice, Italy. [sunsun]Where stories live. Discover now