10. Perkenalan Singkat

948 141 8
                                    

Terhitung sudah seminggu sejak Sunghoon menjadi donatur panti ini dan dirinya tidak pernah absen untuk berkunjung tiap paginya. Jay tahu tujuan Sunghoon. Jelas temannya ini ingin melihat si guru sukarelawan itu.

Jay yang sebenarnya juga bosan jika harus berjalan sendiri akhirnya ikut Sunghoon berkunjung tiap harinya. Bermain bersama anak-anak di sini sangat menyenangkan. Mereka semua anak yang sopan. Sepertinya Sunoo sukses mengajarkan sopan santun pada mereka.

Sesekali Jay melakukan video call bersama kekasihnya, Jungwon dan berjanji akan mengajak Jungwon ke sini. Kekasihnya itu juga menyukai anak kecil.

Anak-anak di panti bahkan sudah mengenal Jungwon walau hanya melalui video call. Mereka berharap Jungwon akan berkunjung ke Venesia. Untuk bahasa, Sunghoon, Jay, dan Jungwon memang bisa berbicara bahasa Italia, makanya memudahkan mereka dalam berkomunikasi.

Lain hal dengan Sunghoon, dia memang merasa sangat tertarik dengan Sunoo. Pemuda dengan senyum secerah matahari itu benar-benar menarik seluruh atensinya.

Setiap jam setengah 3 sore, Sunoo akan pamit untuk bersiap bekerja. Sunghoon sebenarnya penasaran di mana Sunoo bekerja tapi dia tidak berani bertanya karena takut tidak sopan.

Sunoo senang berteman dengan Sunghoon dan Jay, apalagi semenjak tahu jika Jay adalah kekasihnya Jungwon. Jungwon itu nyatanya adalah teman masa sekolahnya Sunoo. Mereka berpisah karena Jungwon berkuliah di Paris dan Sunoo memutuskan untuk pindah dari Korea ke Italia.

Mereka berdua masih berhubungan baik sampai sekarang. Sunoo hanya tidak menyangka jika Jay Jay yang selalu dibicarakan temannya itu adalah Jay yang ada di depannya ini, Jay teman donatur panti asuhannya, Sunghoon.

Hingga sekarang mereka masih belum tahu identitas asli masing-masing. Jay memang kekasih temannya, Jungwon. Namun, Jungwon tidak pernah menceritakan lebih detail tentang kehidupan Jay, dan Sunoo jelas tidak tahu jika Jay adalah anak dari seorang CEO perusahaan travel.

Juga Sunghoon, Sunoo masih belum tahu jika Sunghoon Sunghoon ini adalah Sunghoon yang sering dibicarakan oleh teman-temannya di tempat kerja, Sunghoon bossnya yang memberikan apresiasi setengah gaji di hari pertama mereka, dan Sunghoon yang menjadi donatur panti asuhan tempatnya mengajar.

Sejak awal perkenalan mereka hanya sebatas nama tanpa pernah bertanya hal lebih jauh, tidak sopan, pikir mereka. Jika kalian kesal dengan Sunoo yang tidak menggunakan hp nya dengan benar untuk mencari informasi terbaru, maka kalian harus membuang semua rasa kesal itu.

Sunoo bukannya tidak mau, tapi dia tidak punya waktu. Bahkan tidak jarang dia meninggalkan hp nya di apartemen atau di panti karena saking jarangnya dia menggunakan benda itu. Berkali-kali kan Sunoo menanyakan kepada teman-temannya tentang boss mereka yang dibicarakan semua orang itu, tapi temannya selalu menyuruhnya untuk mencari sendiri di internet.

Saat pulang, dia bahkan lupa dengan rasa penasarannya karena dia sangat lelah. Pagi hari dia akan mengajar dan menghabiskan waktu dengan adik-adiknya akan jauh terasa lebih menyenangkan tanpa handphone, lalu di sore hari dia akan bekerja sampai restoran tutup dan jelas itu sangat sibuk hingga dia tidak bisa memainkan handphone.

Untuk Sunghoon, memang dia punya waktu untuk menghapal seluruh karyawannya? Toh, dia punya manager yang mengurus semua restoran cabangnya. Lalu Sunghoon juga sudah tidak pergi ke restoran lagi, sepertinya pemuda itu lebih memilih menghabiskan waktu di panti bersama Sunoo. Jay kan mau tidak mau ikut karena dia tidak ingin menghabiskan masa liburan sendiri.

Sunoo sebenarnya suka, Sunghoon sangat baik, pemuda itu menyukai anak-anak. Adik-adiknya di panti senang jika Sunghoon datang berkunjung. Tidak jarang dia akan membawakan mainan dan makanan.

Kadang Sunghoon akan mengajak anak-anak di panti untuk pergi ke pasar malam, bersama Sunoo tentu saja. Rencananya malam ini mereka ingin pergi ke pasar malam lagi. Sunghoon senang bisa menghabiskan banyak waktu dengan Sunoo.

---✧---

Ini hari libur, Sunoo tentu akan menginap di panti namun kali ini sedikit berbeda. Sunghoon juga ikut menginap! Adik-adik di panti tentu sangat senang, mereka seperti memiliki orang tua lengkap. Sunghoon yang dijodoh-jodohkan dengan Sunoo kan salting terus.

Berbeda dengan Sunoo, dia hanya menanggapinya dengan tersenyum. Dirinya mengerti karena anak-anak di panti itu memang tidak mempunyai gambaran orang tua lengkap, maka dengan hadirnya Sunghoon membuat mereka seperti memiliki seorang ayah.

Malam ini rencananya mereka akan makan bakaran, mengadakan pesta kecil-kecilan di aula panti, semua penghuni panti sangat antusias.

Ibu panti selalu berterima kasih kepada Sunghoon, semenjak kehadiran Sunghoon mereka semua selalu merasakan kebahagiaan yang bertambah.

Jay terlihat bergabung setelah membeli beberapa banyak perlengkapan untuk acara bakar-bakaran daging ini. Mereka semua bersyukur berkat Sunghoon dan Jay mereka dapat merasakan makanan enak.

Sunoo dan Ibu panti menyiapkan berbagai bentuk daging dan bumbu untuk dibakar, sedangkan Sunghoon dan Jay menyiapkan alat bakarannya.

"Sunoo, bisa minta tolong ambilkan pematik api tidak?, ucap Sunghoon setelah dia menyiapkan bara di atas tungku bakar.

"Ah, sebentar ya Kak Sunghoon.", Sunoo pun berlalu mengambil pematik api yang ada di ruang dapur panti ini.

Setelah menemukannya, Sunoo langsung memberikan pematik itu pada Sunghoon dan Sunghoon mulai menyalakan apinya.

Anak-anak di sana sangat antusias melihat Kak Sunoo mereka dan Kak Sunghoon yang menyiapkan makanan enak untuk mereka. Ibu panti menyuruh anak-anak untuk tidak terlalu dekat dengan api karena berbahaya, mereka diminta untuk menunggu dan melihat dari jauh saja.

Setelahnya, Jay dan Sunghoon mulai membakar daging tersebut sampai matang. Selama membakar, mata Sunghoon tertarik untuk melihat apa yang dilakukan Sunoo.

Bagaimana bisa, seseorang bisa secantik itu bahkan sedang tidak melakukan apa-apa?! Katakanlah Sunghoon sudah terjatuh pada Sunoo. Namun, dirinya masih menyangkal itu semua.

Jay sadar ke arah mana temannya itu melihat, dia pun menyenggol pelan lengan temannya dan memasang wajah mengejek.

"Tidak ku sangka kamu sangat tertarik terhadap guru itu.", ucap Jay dengan nada dan wajah yang menyebalkannya.

"Aku tidak?", ucap Sunghoon.

"Katakan itu pada orang yang sejak tadi menatap pada Sunoo alih-alih fokus membakar daging. Demi Tuhan, Sunghoon! Sejak tadi hanya aku yang melakukan hal ini dengan benar, mau menyangkal bagaimana lagi, huh?", kesal Jay, memang benar Sunghoon banyak melamun sambil menatap Sunoo yang bermain bersama anak-anak di panti agar mereka tidak mendekati tungku api.

"Ya terserahmu saja."

"Hahaha, kalau suka bilang teman, sebentar lagi kita pulang tahu.", oh tolong ingatkan Sunghoon jika dia memiliki kurang lebih 3 hari di Venesia sebelum masa liburannya berakhir dan dia harus pulang ke Paris untuk mengurus restorannya.

"Sialan, aku juga tahu! Bisakah kamu jangan menghitung hari?", kesal Sunghoon, mengingat dia harus pergi meninggalkan Sunoo yang bahkan baru dikenalnya membuatnya semakin kesal.

"Aku hanya mengingatkan apa yang harus kita ingat. Realistis saja, Sunghoon. Kurasa kamu harus bergerak cepat. Lagipula aku merindukan kekasihku di Paris!", Jay mulai mengejeknya lagi karena Sunghoon memperlihatkan wajah kesalnya.

"Sudahlah, sebaiknya kamu selesaikan ini daging yang terakhir. Ayo makan.", tutup Sunghoon.

Selama berbincang, mereka sudah menyelesaikan sesi bakar membakar daging ini walau pikiran Sunghoon jauh melayang pada kenyataan bahwa dia akan pulang ke Paris dan tidak bisa bertemu Sunoo lagi kecuali dia ke Venesia dan itu jelas cukup mustahil mengingat dirinya sibuk di restoran.

Venice, Italy. [sunsun]Where stories live. Discover now