12. Menambah Masa Libur

900 133 12
                                    

Besok adalah hari di mana berakhirnya masa liburan 2 minggu Sunghoon. Dia tidak pernah terpikir jika dirinya akan bertemu dengan seseorang yang mengubah hidupnya.

Perasaan tidak rela pun muncul, Sunghoon bingung. [semua manusia pun juga bingung kak, kalo ga bingung berarti udah di surga.g]. Haruskah dia menambah masa liburan di sini? Tapi Samuel memintanya untuk pulang karena restoran Paris membutuhkan koki mereka.

Begitu banyak permintaan, semua orang di Paris bertanya-tanya kapan Sunghoon akan pulang dan Samuel hanya menjelaskan jika Sunghoon mengambil cuti 2 minggu setelah peresmian restoran cabang luar negeri pertamanya.

Bahkan belum sempat Sunghoon bisa bertukar nomor telepon dengan pemuda manis itu atau bahkan belum sempat dia ajak naik gondola, waktunya nyaris selesai.

Berbeda dengan Jay, sahabatnya itu jelas bahagia bisa pulang ke Paris, dia sangat merindukan Jungwon. Tahu begitu dia ajak saja Jungwon untuk ikut berlibur ke Venesia bersamanya.

Pagi ini rencananya Sunghoon mau berkunjung ke panti dan menceritakan perihal kepulangannya. Juga, berharap dapat bertukar pesan dengan guru itu jika dirinya benar tidak bisa bertemu lagi karena kesibukannya.

Pagi-pagi sekali, Sunghoon bersiap. Dirinya nyaris tidak bisa tidur, perkenalan singkat dengan Sunoo, nyatanya besok dia harus pulang ke Paris. Memikirkan reaksi kecewa Sunoo membuatnya semakin dilema.

Setelah bersiap, dia berniat untuk membangunkan Jay. Nyatanya, sahabatnya itu sudah terlebih dahulu bangun. Mereka akhirnya memutuskan untuk mencari sarapan terlebih dahulu sampai akhirnya berkunjung ke panti.

Anak-anak di sana pasti akan sedih, Sunghoon semakin tidak rela. Dia memang menjadi donatur di beberapa panti asuhan di Paris, tapi ini pertama kali dia benar-benar berkenalan dengan anak yang ada di bawah panti itu, semua karena Sunoo.

Sunghoon dan Jay mencari sarapan di dekat pusat kota. Kenapa mereka tidak makan di restoran Sunghoon saja? Jawahannya adalah karena restoran Sunghoon tutup di hari minggu.

Mereka pun sampai di kedai penjual bubur. Memilih sarapan bubur rupanya bukan hal yang buruk. Pikiran Sunghoon lagi-lagi jauh melayang pada kenyataan dia harus pulang sedang dia baru bertemu seseorang yang membuatnya tertarik akhir-akhir ini.

"Jay, bagaimana jika aku menambah masa liburku?", Jay tersedak, temannya ini sakit kah?

"Huh, tiba-tiba sekali?"

"Tidak ada, hanya ingin."

"Aktingmu buruk sekali, Hoon. Bilang saja kamu ingin berlama di sini karena guru itu.", Sunghoon sedikit panik.

"Aku tidak? Pikiran dari mana itu?", Sunghoon mencoba mengalihkan pembicaraan demi menutupi maksud asli hatinya.

Namun, Sunghoon salah. Dia dan Jay berteman sejak kecil, Jay jelas mengenal Sunghoon dengan sangat baik.

"Tidak, kamu berbohong. Jujur saja, kenapa tidak mengungkapkan perasaanmu langsung?"

"Tidak tahu...."

"Dasar tidak jelas.", nyaris Jay mengumpat, jadi mau temannya ini apa?

"Baiklah, aku mengaku. Aku memang sangat tertarik pada Sunoo. Memikirkan jika kita akan pulang besok membuatku kesal, Jay."

Bagaikan jackpot, Jay akhirnya dapat memancing isi hati sahabatnya ini.

"Lalu? Kamu ingin menambah masa liburmu di Venesia? Bukankah Samuel sudah berkali-kali meneleponmu untuk pulang tepat waktu?"

"Aku tahu ... aku sedikit bingung."

"Setelah ini kita ke panti, kan? Nanti kamu beri tahu saja Sunoo jika kamu akan pulang ke Paris, mintalah pertukaran nomor telepon agar kamu bisa menghubunginya atau nyatakan saja langsung perasaanmu, hahaha.", Jay tertawa melihat wajah kesal Sunghoon.

Venice, Italy. [sunsun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang