09. Pertemuan Pertama

958 153 16
                                    

Hari ini adalah hari keempat Sunghoon berada di Venesia. Rencananya hari ini dia ingin berkunjung ke panti asuhan di pinggiran kota ini. Makanya hari ini dia memutuskan untuk tidak datang ke restoran.

Tadi malam setelah pulang dari minimarket, Sunghoon menceritakan keinginannya untuk menjadi donatur sebuah panti asuhan di pinggiran kota Venesia ini pada orang tuanya. Kedua orang tuanya tentu sangat mendukung keinginan Sunghoon.

Makanya hari ini, dia ingin berkunjung dan bertemu dengan pengurus panti untuk mengutarakan keinginannya menjadi donatur itu.

Dengan Jay yang menemaninya, mereka akhirnya tiba pada salah satu panti asuhan yang sejak awal memang sudah menarik perhatian Sunghoon. la vie en rose, panti asuhan yang memiliki nama dalam bahasa Prancis padahal tempatnya berdiri di pinggiran kota Venesia inilah yang membuatnya memiliki keinginan untuk menjadi donatur.

Di sana, Sunghoon melihat panti asuhan ini sedang sepi. Mungkin anak-anak masih tidur, pikirnya. Lalu Sunghoon melihat ada seorang ibu-ibu yang sedang menyapu jalanan depan toko bunga. Sepertinya Ibu itu adalah pemilik toko bunga ini.

Sunghoon dan Jay pun menanyakan kepada Ibu pemilik toko bunga tersebut di mana mereka bisa bertemu dengan pengurus panti asuhan ini. Ternyata Ibu pemilik toko bunga ini adalah temannya pengurus panti, dengan senang hati dia mengantarkan Sunghoon dan Jay untuk bertemu Ibu panti.

Sesampainya di depan ruangan pengurus panti. Ibu tadi pamit untuk membuka tokonya dan mengatakan jika pengurus panti ada di dalam.

Sunghoon pun mengetuk pintu dan Ibu panti cukup terkejut melihat ada dua pemuda yang berada di pantinya. Apakah mereka ingin mengadopsi anak? pikirnya.

Ibu panti pun tidak bisa berbuat apa-apa jika mereka ingin mengadopsi salah satu anak di sini, berharap hidup mereka akan jauh lebih baik daripada di panti, tapi juga sedih memikirkan Sunoo yang bahkan menganggap mereka semua sebagai saudara.

Membuang jauh-jauh pikiran negatif, Ibu panti pun mempersilakan dua pemuda tadi untuk masuk dan duduk. Mereka mulai menjelaskan maksud kedatangannya mereka semua ke sini.

"Apakah anda adalah pengurus panti, Bu?", tanya Sunghoon.

"Ah iya benar. Ada keperluapan apa ya kalian datang ke mari? Apakah mau mengadopsi anak?", tanya Ibu panti.

"Tidak, Bu. Tujuan saya datang ke sini ingin menjadi donatur untuk panti asuhan ini.", ucap Sunghoon sambil mengeluarkan beberapa berkas-berkas yang kemudian dibaca oleh Ibu panti.

Mereka adalah orang kaya, pikir Ibu panti. Setelah membaca beberapa berkas dan melihat kesungguhan mereka. Akhirnya Ibu panti mengiyakan keinginan Sunghoon. Mereka mendatangani surat perjanjian di atas materai.

Setelah dirasa semua sudah beres, Sunghoon mengirimkan uang donasi pertamanya ke rekening yang tertera. Ibu panti berterima kasih untuk kebaikan pemuda ini. Sunghoon tersenyum dan mengatakan jika dirinya memang suka membantu orang.

Mereka berdua diajak Ibu panti berkeliling panti asuhan. Panti ini cukup lengkap fasilitasnya. Jay sebenarnya tertarik menjadi donatur juga jika dia bergaul terlalu lama dengan Sunghoon. Temannya ini menebar aura positif kemanapun dia berada. Jay bangga bersahabat dengan Sunghoon.

Setelah berkeliling panti, akhirnya mereka sampai ke ruang belajar panti. Pantas saja anak-anak di sini tidak ada, ternyata mereka semua sedang belajar.

Hati Sunghoon menghangat melihat anak-anak di sana terlihat sangat bahagia dan lihatlah senyuman mereka. Sungguh, Sunghoon bahkan rela jika dia harus menukar harta demi melihat kebahagiaan anak-anak panti asuhan.

Sudah ku bilang, kan? Jika Sunghoon itu sangat menyukai anak kecil. Terbukti dia tertawa kecil ketika melihat salah satu anak yang salah menjawab dan bertingkah lucu demi mendapat perhatian gurunya.

Tunggu, gurunya ini ... seperti pernah dia lihat, tapi di mana ya...

Ibu panti mengetuk pelan pintu ruang belajar itu dan mereka semua termasuk Sunoo terdiam begitu melihat ada dua pemuda tampan di belakang Ibu panti.

Sunoo berpikir jika mereka ingin mengadopsi salah satu adiknya. Sunoo jadi sedih...

Ibu panti yang melihat ekspresi Sunoo itu pun tersenyum, dia jelas tahu apa yang ada dipikiran pemuda manis itu.

Berbeda dengan anak-anak di panti, beberapa dari mereka terpesona dengan Jay dan Sunghoon. Mereka terus berkata, Kakak tampan sedang apa ke mari, dan hanya dibalas senyuman oleh mereka berdua.

Sunoo pun dipanggil oleh Ibu panti untuk mendekat ke depan pintu ruang belajar dan Sunoo pun mengangguk.

"Kemari, Nak. Jadi mereka ini adalah donatur panti asuhan ini, Yang ini Tuan Sunghoon dan yang ini adalah Tuan Jay.", ucap Ibu panti lalu memperkenalkan mereka pada Sunoo.

"Dan Tuan-Tuan, ini adalah Sunoo. Dia adalah guru sukarelawan di sini. Terkadang dia menginap di panti ini karena anak-anak di sini menganggap Sunoo sebagai kakak mereka.", jelas Ibu panti pada Sunghoon dan Jay.

Oh, jadi pemuda manis ini adalah seorang guru sukarelawan di sini? pikir Sunghoon. Cantik.

"Ah benarkah? Waah terima kasih sudah menjadi donatur kami, Tuan! Aku Sunoo.", ucap Sunoo sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan pada Sunghoon.

Mimpi apa Sunghoon semalam hingga dapat bersalaman dengan pemuda manis seperti orang di depannya ini.

"Ah iya, sama-sama. Aku Sunghoon, senang berkenalan denganmu."

"Aku Jay, senang juga berkenalan denganmu!"

"Iya, Tuan! Karena ini sudah mau makan siang, apa tidak keberatan jika anda sekalian makan di sini?", tanya Sunoo dengan hati-hati.

"Oh tentu tidak masalah, iyakan, Hoon?", Jay menyenggol tangan Sunghoon. Apa-apaan temannya ini, lihat dia melamun!

"Ah, eh, iya, tidak masalah."

"Kalau begitu mari Tuan, tunggu di ruang makan saja ya. Nanti saya siapkan, maaf jika lama." pamit Sunoo.

Ibu panti segera membawa anak-anak panti ke ruang makan, Sunghoon dan Jay juga ikut sambil beberapa kali bermain-main bersama anak panti.

Setelah menunggu beberapa saat, masakan Sunoo pun selesai. Anak-anak di panti sangat menyukai masakan Kak Sunoo mereka. Kak Sunoo ada di urutan kedua setelah Ibu panti bagi mereka.

Jay memuji masakan Sunoo, Sunghoon pun mengiyakan. Dia itu seorang koki, tentu tahu mana masakan yang enak atau tidak.

Setelah makan, mereka berbincang bersama Sunoo dan Ibu panti. Ibu panti menjelaskan banyak hal tentang panti ini dan Sunghoon menyanggupi untuk membantu banyak.

Tidak terasa, jam shift Sunoo bekerja pun hampir di mulai. Astaga, karena terlalu asik berbincang, dia lupa melihat jam!

Sunoo pun izin pergi. Sunoo meninggalkan mereka dan bersiap untuk bekerja. Tidak beberapa lama setelah kepergian Sunoo, Sunghoon dan Jay pun juga pamit pulang. Sunghoon bilang dia akan berkunjung beberapa kali sebelum dia pulang ke Paris.

Di perjalanan pulang, Sunghoon menceritakan pada Jay tentang rasa penasarannya terhadap pemuda bernama Sunoo itu. Jay tahu jika temannya ini tertarik, hei, dia itu sudah punya kekasih tahu. Dia jelas tahu rasa ketertarikan Sunghoon ini.

Venice, Italy. [sunsun]Where stories live. Discover now