Chapter two

238 111 57
                                    

Happy reading

"Yang namanya kematian gak akan pernah ada yang tau. Kita hanya bisa menunggu kapan waktunya tiba. Karna pada dasarnya semuamahluk yang di ciptakan ke dunia ini pasti akan mati."

Satu minggu kemudian kini fatimah dan keluarga tengah bersiap menyambut kedatangan keluarga gus arham. Mereka berjanji akan datang setelah isya. Namun, sampai sekarang mereka belum juga menampakan kedatangannya.

"Fat," panggil lida.

"Iya bu," jawab fatimah.

"Ini bener keluarga gus arham akan datang setelah isya?"

"Bener kok bu."

"Tapi udah jam sembilan lewat, kenapa belum sampe yah."

"Mungkin macet kali, kita sabar aja."

Drt...drt..drt...

Tiba-tiba handpone fatimah berdering. Fatimah pun langsung mengangkatnya.

"Hallo assalammualaikum."

"Waalaikumsalam, hiks....hiks.."

"Ai kamu kenapa?"

"Mas arham fat hiks...hiks."

"Gus arham kenapa ai."

"Mas arham kritis."

Deg

"Sekarang kamu ke sini yah assalammualaikum."

Tut..tut...

"Fat ada apa?"

"Bu." Fatimah langsung berhambur memeluk lida sambil menangis.

"Hei ada apa fa," tanya lida kawatir.

"Gus arham kritis bu, hiks...hiks...hiks..."

"Astaghfirullah kok bisa."

"Fatimah juga gak tau bu, ayah hiks..hiks.." fatimah langsung merenggangkan peluknya dan beralih memeluk sang ayah.

"Yang sabar ya nak."

"Yah..bu kita kepesantren sekarang fatimah harus mastiin keadaan gus arham," ucap fatimah sambil merenggangkan peluknya.

"Iya nak."

*****

Akhirnya mereka tiba di pesantren pukul 05:00 pagi. Jarak yang ditempuh dari jakarta ke surabaya sekitar 780 kilometer. Untuk menempuh jarak tersebut membutuhkan waktu sekitar 9-10 jam menggunakan mobil pribadi. Namun, tergantung kecepatan berkendara.

Akhirnya mereka sampai, mereka pun langsung memasuki area pesantren. Sejak memasuki area pesantren perasaan fatimah sudah tak karuan. Apa lagi saat dia melihat banyak sekali bendera kuning di sana. Tapi sebisa mungkin fatimah berusaha untuk tidak berpikir negatif.

"Ya allah sebenarnya apa yang terjadi," batin fatimah.

Mereka pun langsung berjalan menuju ndalem, saat mereka sampai di ndalem mereka langsung di kagetkan dengan sebuah tubuh yang terbaring lemah dengan di tutupi kain putih. Dan seketika membuat fatimah tak kuasa meneteskan air matanya.

Fatimah pun langsung mendekat ke arah aisyah dan siti yang tengah berada di samping jenazah tersebut. "Ai ini jenazah siapa ai hiks..hiks..ai siapa yang meninggal," tanya fatimah.

"Ai jawab aku jangan diem aja."

"I-ini jenazah mas arham hiks..hiks..." jawab aisyah.

secerah hidayahWhere stories live. Discover now