Chapter Six

158 36 26
                                    

"Mungkin allah punya rencana untuk membiarkan semua ini terjadi. Dan mungkin kita memang tidak tau apa alasannya. Tapi kita harus percaya pada kehendaknya yang sempurna."

_Fatimah akifah_

"Kak akhtar tunggu."

Akhtar pun menghentikan langkahnya. "Buat apa lo kejar gue. Mau ngetawain gue atau jangan-jangan lo seneng kalo liat gue kayak gini."

"Siapa bilang, justru saya kejar kak akhtar karna saya peduli sama kakak, saya tau semua ini memang berat dan gak mudah untuk kakak menerimanya. Tapi kakak harus tau kalau semua ini adalah kenyataan yang harus kak akhtar terima, ini sudah takdir kak."

"Tapi apa lo punya bukti kalo memang semua ini benar."

Fatimah tak menjawabnya ia malah memberikan sebuah maps kepada akhtar.

"Apa?"

"Kakak minta buktikan, yasudah nih kakak akan tau jawabannya setelah kakak melihat isi dari maps ini." Sambil memberikannya kembali terhadap akhtar.

Kali ini akhtar pun menerimanya dan langsung membukanya."Fatimah dari mana lo punya foto gue masih bayi dan kenapa? Di foto itu bayi nya ada dua. Seperti kembar apa ini editan atau gimana."

"Enggak itu bukan editan itu foto kak akhtar dan kembaran kakak. Dan kalau soal saya dapat foto ini, saya dapat dari aisyah."

"Aisyah."

"Iya aisyah yang tadi meluk kakak."

"Tapi lo gak ngada-ngadakan."

"Ya enggaklah lagi pula untuk apa saya mengada-ngada semuanya gak ada untungnya jugakan."

"Fat terus akhsan siapa? Soalnya di kartu keluarga ini dia tertulis sebagai kepala keluarga."

"Kyai akhsan adalah aby kakak."

"Berarti siti ibu gue."

"Iya."

"Fat kok di akta nama gue muhamad akhtar nama gue kan akhtar alviendra."

"Iya itu nama asli kak akhtar."

"Tapi lo gak bohongkan sama gue."

"Enggak kak."

"Tapi kenapa ya semua ini harus terjadi sama gue. Dan kenapa papah setega ini sama gue. Dia rubah segalanya tentang gue. Padahal papah orang yang gue pikir sangat menyayangi gue, tapi kenapa dia tega ngelakuin semua ini sama gue. Dan gue gak habis pikir sama allah katanya allah itu baik, tapi kenapa allah tega membiarkan semua ini terjadi sama gue. Padahal dari kecil gue ini terlahir sebagai muslim. Harusnya allah itu gak biarin semua ini terjadi sama gue dan apa alasannya allah membiarkan semua ini sama gue."

"Kak akhtar tidak bisa menyalahkan allah seperti itu. Mungkin allah punya rencana untuk membiarkan semua ini terjadi sama kak akhtar. Dan mungkin kita memang tidak tau apa alasannya tapi kita harus percaya pada kehendaknya yang sempurna. Ingat kak bahwa semua rencana allah itu baik dan yang terbaik."

"Tapi papah jahat fat sama gue dan sampai kapanpun gue gak bakal bisa maafin dia."

"Dulu saya juga berpikiran yang sama seperti kak akhtar. Kalau saya tidak akan pernah bisa memaafkan kedua orang tua saya. Saya juga sangat membenci kedua orang tua saya. Karna mereka selalu sibuk dengan kerjaan mereka masing-masing. Mereka tidak pernah memberi perhatian atau kasih sayang untuk saya, bahkan mereka tidak peduli sama saya." Fatimah menghembuskan napasnya sejenak.

"Sampai pada akhirnya saya memutuskan untuk mencari perhatian mereka dengan cara membuat masalah di sekolah. Namun tetap saja hal itu tidak membuat kedua orang tua saya berubah dan lebih memperhatikan saya. Justru mereka malah tambah tidak peduli dengan saya. Mulai hari itu saya sangat menbenci mereka. Bahkan saya tidak pernah bertegur sapa dengan mereka ataupun hal lainnya. Kita berada satu atap tetapi layaknya orang asing. Begitupun dengan pergaulan saya jadi tidak baik, saya melampiasan semua kebencian dan rasa dendam saya dengan hal-hal yang tidak benar,"bsambungnya.

secerah hidayahWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu