05.

139 16 38
                                    

"Uwi Uwi Uwi" Jihyo memanggil-manggil nama Tzuyu. Ia duduk di atas meja menunggu Tzuyu selesai membuatkan susu hangatnya.

"Tunggu sebentar ya" tak lama Tzuyu berbalik dengan botol susu yang sudah penuh dengan susu. "Minumlah" Jihyo menerima botol itu dan meminumnya. Tzuyu duduk di atas kursi dan mulai memakan sarapannya.

Jihyo meminum susunya sambil fokus menatap Tzuyu yang memakan sarapan. "Kamu mau?" tanya Tzuyu saat menyadari tatapan Jihyo. Bayi itu mengangguk. "Eits tidak boleh. Ini nasi yang tidak dihaluskan, sayang"

"Nyeh" balas kesal Jihyo lalu memalingkan wajahnya. Tzuyu terkekeh pelan lalu mencubit pipi Jihyo. Bayi itu menepuk tangan Tzuyu. "Nyeh"

"Galaknya" gumam Tzuyu. Tiba-tiba terdengar suara bel. "Kamu tunggu sini. Jangan mencoba turun" peringat Tzuyu lalu berjalan menuju pintu apartement.

"Tunggu sebentar!!" Tzuyu membuka pintu dan mendapati seorang pria paruh baya di depan pintu apartement. "Appa?"

"Di mana Jihyo?"

"Di ruang makan" Tzuyu mempersilakan masuk dan membantu membawa koper sang mertua. "Aku akan taruh koper Appa di kamar tamu" Tuan Park hanya mengangguk lalu berjalan menuju ruang makan.

Setelah menaruh koper sang mertua, Tzuyu kembali ke ruang makan. "Appa ingin ku buatkan kopi atau teh?"

"Tidak perlu. Duduklah dan lanjutkan makan mu" jawab Tuan Park sambil bermain dengan Jihyo yang nampak merasa asing dengan orang yang bermain dengannya. "Apa Jihyo merepotkan mu?"

"Tidak, Jihyo penurut walau terkadang sedikit rewel" jawab Tzuyu lalu menyuapkan sesendok nasi terakhir ke dalam mulutnya. "Bagaimana kabar Appa?"

"Seperti yang kamu lihat. Appa menjaga diri dengan baik di sana"

"Uwi Uwi Uwi" panggil Jihyo tiba-tiba. Jihyo menaruh botol susunya dan merangkak mendekati Tzuyu.

"Apa barusan dia memanggil mu?" Tzuyu mengangguk pelan. "Aigo~ Appanya sendiri malah diabaikan" Tzuyu terkekeh pelan.

"Kamu tunggu sini dulu, aku mau cuci piring. Bermainlah bersama Appa ya"

"Pa?"

"Iya, dia Appa mu. Bermainlah" Tzuyu beranjak dari duduknya untuk mencuci piring. Jihyo menoleh ke arah Appanya yang sedang fokus membalas e-mail.

"Pa?" gumam bayi itu. Jihyo merangkak mendekati Appanya lalu langsung mengambil ponsel Appanya.

"Eoh? Jihyo-ya, kembalikan ya" kaget Tuan Park. Ia berusaha mengambil kembali ponselnya dari Jihyo. Tapi bayi itu langsung merangkak ke sisi lain meja makan.

"Aigo~ kamu nakal sekali" ucap Tzuyu lalu menggendong Jihyo dan mengambil ponsel Tuan Park. Ia mengembalikan ponsel itu ke pemiliknya. "Appa tidak istirahat?"

"Sebentar lagi. Appa harus mengecek laporan dari Sekretaris Kim" jawab Tuan Park.

"Nyeh nyeh nyeh" kesal Jihyo lalu memalingkan wajahnya dari Tuan Park dan memeluk erat leher Tzuyu.

"Sepertinya Jihyo kesal karena Appa terlalu sibuk bekerja. Dia ingin bermain dengan Appa" ucap Tzuyu. Jihyo yang mendengarnya langsung menepuk leher Tzuyu. "Aw sakit sayang"

Tuan Park terkekeh lalu mematikan ponselnya. "Baiklah, tunggu sebentar ya. Appa mau berganti pakaian" Tuan Park berlari kecil masuk ke kamarnya.

Tzuyu berjalan ke ruang tengah. "Jangan ngambek dong" bujuk Tzuyu karena Jihyo sejak tadi membuang muka darinya. Tzuyu mencubit gemas pipi Jihyo.

"Nyeh" Jihyo memukul tangan Tzuyu.

"Aw sakit" ucap Tzuyu dengan nada bergetar. Jihyo lantas menoleh dan mendapati perubahan ekspresi dari Tzuyu. "Sakit~"

Be a BabyWhere stories live. Discover now