07.

134 20 23
                                    

"Uwi!! Ai!!" seru Jihyo sambil menunjuk pesisir pantai. Bayi itu nampak senang. "Bole main ai?"

"Boleh. Ayo" Tzuyu berjalan mendekati air lalu menurunkan Jihyo.

"Uuu dingi" ucap Jihyo saat air pantai mengenai kakinya.

"Iya dingin" balas Tzuyu sambil tetap memegangi kedua tangan Jihyo. "Mau lebih ke sana lagi?"

Jihyo menggelengkan kepalanya. "Dak, Hyo taku" jawab Jihyo. Tzuyu terkekeh pelan lalu menggendong Jihyo. "Uwi!!" teriak Jihyo saat Tzuyu mulai berjalan pelan menjauhi pesisir pantai.

Bayi itu menggenggam erat rambut Tzuyu karena ia benar-benar ketakutan. "Uwi!! Hyo taku!!" ucap Jihyo sambil mulai menangis.

"Eh eh jangan menangis. Ini tidak akan apa-apa" bujuk Tzuyu. Jihyo masih tetap menangis. "Baiklah, kita kembali ke tepi" Tzuyu berjalan kembali ke tepi pantai.

"Hyo taku" ucap pelan Jihyo yang masih menangis.

"Iya, maafkan aku ya. Aku tidak akan melakukannya lagi. Aku janji" Jihyo menundukkan kepalanya ke pundak Tzuyu lalu mengangguk pelan.

Tzuyu duduk di atas pasir dan menarik pelan kepala Jihyo agar menjauh dari pundaknya. Ia menghapus pelan jejak air mata Jihyo. "Mau lanjut jalan lagi?"

"Ya" balas Jihyo. Tzuyu mengecup gemas pipi Jihyo.

"Ayo berdiri" Jihyo berdiri lebih dahulu lalu disusul oleh Tzuyu. "Go!!" seru Tzuyu lalu menggandeng tangan Jihyo. Keduanya berjalan menyusuri pantai.

Jihyo sesekali bermain pasir dengan kedua kakinya. Tzuyu memamerkan senyumannya. Di balik kacamata hitam yang ia pakai, ia memperhatikan pemandangan indah pantai.

"Hey boy, are you single?" tanya seorang wanita dengan pakaian minim dan mendekat ke arah Tzuyu. Dengan tatapan genit, wanita itu menatap lekat dada bidang Tzuyu yang terpampang jelas.

"No" singkat Tzuyu lalu kembali mengajak Jihyo berjalan.

"You lie" ucap wanita itu.

"You didn't see her?" Tzuyu menunjuk ke arah Jihyo. "She is my daughter. Excuse me" ucap Tzuyu lalu kembali berjalan menjauh. Kini ia menggendong Jihyo dan berjalan cepat menjauhi wanita itu.

"Uwi, mo tu" ucap Jihyo membuat Tzuyu menghentikkan langkahnya. Tzuyu mengikuti arah telunjuk Jihyo.

"Kamu mau minum air kelapa?"

"Ai kepala?"

"Ke-la-pa, bukan kepala, sayang" jawab Tzuyu lalu berjalan mendekati penjual air kelapa yang Jihyo tunjuk. Tzuyu memesan satu gelas air kelapa.

"Tunggu dulu ya" ucap Tzuyu pada Jihyo lalu duduk di kursi dekat penjual.

"Uwi, tutu"

"Tutu? Apa itu?" bingung Tzuyu. Jihyo nampak berdiri di atas pangkuan Tzuyu lalu menarik kemeja pantai Tzuyu agar menutupi dada bidangnya. "Ooo tutup. Kenapa ditutup?"

"Malu"

"Malu? Aku tidak malu. Jadi dibuka saja ya"

"Dak bole!!" larang Jihyo. Tzuyu terkekeh pelan lalu mengancingi kemeja pantainya dengan satu tangan.

"Baiklah, aku tidak boleh memperlihatkannya kan?" Jihyo mengangguk lalu kembali duduk di atas pangkuan Tzuyu. Tak berselang lama pesanan Tzuyu jadi.

"Nih dicoba" ucap Tzuyu lalu mengarahkan ujung sedotan ke mulut Jihyo. Perlahan bayi itu menyedot air kelapa itu. "Dia terlihat menyukainya" batin Tzuyu.

"Bagaimana? Enak? Suka?" tanya Tzuyu saat Jihyo menjauhkan mulutnya dari ujung sedotan.

"Ena!!" suka Jihyo.

Be a BabyUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum