09.

193 26 29
                                    

Tzuyu membuka matanya perlahan saat merasakan sebuah usapan di pipinya. "Good morning, sayang" suara tak asing terdengar. Tzuyu tersenyum tipis.

"Aigo~ Jihyo-ya, sejak kapan suara bayi mu berubah hm?" gumam Tzuyu. Sang wanita terkekeh mendengar ucapan Tzuyu.

"Bangun sayang"

Dengan kesadaran yang mulai utuh, Tzuyu terdiam seketika. "Ini suara Jihyo" batin Tzuyu lalu mendongak. "Jihyo!!" pekik Tzuyu lalu memeluk tubuh sang istri.

"Aigo~ kamu kenapa hm? Apa yang terjadi?" Tzuyu menggeleng di dada Jihyo. "Bisa kamu melepaskan ku dulu? Aku merasa kedinginan dan bingung kita berada di mana"

"Kedinginan?"

"Entah bagaimana bisa aku terbangun tanpa sehelai benang pun" jawab Jihyo. Tzuyu lantas menatap tubuh sang istri yang tertutup selimut putih. "Biarkan aku pakai baju dulu ya"

"Kamu tidak membutuhkannya sekarang, sayang" balas Tzuyu lalu mencium bibir Jihyo.

"Mph..." lenguh pelan Jihyo. Ia melingkarkan tangannya ke leher Tzuyu. "Cepatlah" bisik Jihyo sambil melepas satu persatu kancing kemeja piyama Tzuyu.

"Seperti yang kamu katakan" Tzuyu kembali mencium bibir Jihyo dan menarik selimut untuk menutupi tubuh keduanya.
.

"Tzuyu-ya, kenapa ada pakaian bayi di dalam tas ini?" tanya Jihyo saat mengecek tas besar yang berisikan pakaian bayi serta peralatannya saat bayi.

"Eoh? Itu semua pakaian mu" jawab Tzuyu sambil fokus memakai pakaiannya.

"Pakaian ku? Ini hanya bisa ku gunakan saat aku berumur 2 tahun. Jangan bercanda"

"Ini memang pakaian mu. Mari ku tunjukkan" Jihyo berdiri dan duduk di samping Tzuyu. Pria itu nampak membuka galeri ponselnya. "Lihatlah semua foto di folder ini" ucap Tzuyu sambil menyerahkan ponselnya ke Jihyo. "Kamu percayakan sekarang?"

"Aku tidak percaya ini. Berapa lama aku berubah?"

"Hampir 1 bulan lebih, sepertinya" Tzuyu beranjak menuju lemari kecil dekat kasur dan mengambil kalung yang beberapa hari yang lalu ia buat.

"Apa aku merepotkan mu? Seingatku, aku banyak bertingkah saat kecil dulu"

"Kamu benar-benar membuat ku kewalahan"

"Hehehe maafkan aku ya" Tzuyu mengangguk lalu duduk di belakang Jihyo. "Apa ini?" bingung Jihyo saat Tzuyu memasangkan sebuah kalung di lehernya.

"Ini kalung buatan ku. Aku juga membuatkan untuk mu saat kamu masih berubah bayi. Tapi sepertinya itu terputus. Aku tidak melihatnya lagi"

"Apakah ini? Itu ada di pergelangan tangan ku" balas Jihyo sambil menunjukkan pergelangan tangan kanannya.

"Kamu menyukainya?"

"Suka. Terima kasih, sayang" Tzuyu mencium kilas pipi Jihyo lalu berbaring dengan kepala bertumpu pada paha Jihyo. "Ceritakan apa saja yang ku lakukan saat menjadi bayi"

Tzuyu menceritakan apa saja yang Jihyo lakukan saat menjadi bayi kepada Jihyo. "Kamu sudah mesum sejak kecil" ucap Tzuyu sambil terkekeh pelan.

"Yak!! Aku tidak mesum. Kamu yang mengajari ku" bela Jihyo sambil memalingkan wajahnya. "Lagipula siapa suruh tidak segera memakai baju? Anak bayi itu sangat kepo"

"Eh? Kok menyalahkan ku? Selama kamu menjadi bayi, kita mandi bersama setiap hari. Bahkan kamu yang mencium bibir ku dahulu. Jadi siapa yang salah hm?"

"Yak!! Ahjussi pedo" ucap Jihyo sambil menyilangkan tangannya ke depan dadanya. Tzuyu tertawa karena ekspresi Jihyo.

Tzuyu duduk dari tidurnya lalu menarik pelan dagu Jihyo. "I miss you so bad" ucap Tzuyu lalu mencium lembut bibir Jihyo. Perlahan Jihyo membalas ciuman Tzuyu dan memindahkan kedua tangannya ke kedua pundak Tzuyu. Ia meremat pelan pundak Tzuyu.

Be a BabyWhere stories live. Discover now