Halaman 13 : Sapphire Diamond

74 6 0
                                    

Kita kembali beberapa menit sebelum pelarian diri seorang Joshua. Ruangan kosong di bawah tanah milik ayah Joshua seketika terasa menegangkan. Pernyataan sang ayah yang memerintahkan pembatalan pernikahan antara anaknya dengan seseorang yang dicintainya membuat hati Joshua sakit bukan main.

Ayahnya yang memilih bungkam tanpa memberitahukan alasan yang jelas membuat si manis itu semakin murka dan tak terkendali. Berkali kali sudah Joshua memaksa ayahnya memberikan alasan atas tindakan dadakannya, tapi sepertinya Joshua berujung kecewa karna tak ada satupun jawaban yang di dapatkannya.

Beginilah jadinya sekarang.

Sang wira pergi begitu saja tanpa menoleh sedikitpun pada ayahnya yang hanya bisa menatapnya dengan sautan keras berharap anak semata wayangnya itu menurut. Tapi sayangnya, jangankan menurut, mendengarpun rasanya Joshua tak seperti sudi.

Tinggallah pria paruh baya itu sendirian di ruangan hampa itu. Netranya memendar pada sebuah kalung bermata sapphire yang tergeletak tak jauh dari tempatnya berdiri. Kalung yang selalu beliau anggap untuk bisa menjadi jimat bagi puteranya sekarang terlihat seperti tak dibutuhkan lagi.

Rasa khawatir yang memuncak padanya terus terasa berdampingan dengan langkah perlahan pria itu mendekat pada sang batu. Tubuhnya merendah, mengambil untaian kalung itu perlahan dan terus mengamatinya lekat lekat.

"Ternyata anak itu lebih memilih menghampiri maut", ujarnya perlahan sambil mengusap permukaan batu sapphire yang berkilauan di tangannya. Matanya beralih pada kotak kaca yang dibelakanginya. Riak air yang tadinya bergelombang perlahan sekarang terlihat bergerak semakin cepat. Kotak kaca yang membentenginya seolah ditabrak ke kanan dan kiri, memberikan pergerakan dan getaran yang cukup terlihat dari luar.

Tangan tuan Hong terangkat. Memusatkan perhatiannya pada kotak tanpa berujar apapun. Setelahnya, riak ombak itu tak terlihat lagi. Seluruh air yang mengisi kedalaman kotak memusat di tengah dan kembali menjadi bola kristal seperti semula.

"Jika memang kau tidak mau menjaganya, maka appa yang akan menyembunyikannya"

Beberapa gumaman lagi dan keajaiban lainpun mengikuti. Kotak kaca yang Joshua pernah sadari tersegel itu tiba-tiba terbuka. Bola kaca yang bulatnya tidak smpurna itu kemudian terlihat mengambang diudara dan terbang mendekat pada satu satunya orang yang ada di tempat itu.

Rasa khawatir yang sebelumnya menghantui tuan Hong memang belum usai, terlebih pikirannya yang berpusat pada Joshua tak bisa kunjung dia redakan. Tapi, ada hal yang lebih mendesak. Dengan Joshua yang sudah tau tempat ini kemarin, tanpa sengaja portal pelindung yang tuan Hong bangun mengikis.

Ada lubang dari seal pelindung itu yang terbuka. Dan kehidupan lain diluar dari para penyihir suci mulai bisa mencium keberadaan batu ini. Jika mereka bisa menemukannya, akan ada hal buruk terjadi. Seperti yang tuan Hong katakan sebelumnya, bahwa nafsu dan keserakahan akan sulit dikontrol untuk kedamaian dunia walau harus berdampingan dengan hal duniawi.

Detak jantung tuan Hong semakin cepat. Aura negatif yang jarang sekali dirasakannya terasa sangat dekat dan nyata sekarang. Mungkin memang sekarang saatnya untuk mengutamakan keselamatan banyak orang ketimbang dirinya dan anaknya. Jadi, pria paruh baya itu memulai second planningnya yang bisa dibilang tidak pernah dia ingin gunakan.

"fracto!"

Tangannya mengepal, batu yang melayang itupun terpecah menjadi 10 bagian dari bagiannya semula. Masih melayang di udara tepat di depan wajah sang wira, kini sinar yang berada pada sang batu semakin terpancar. Satu persatu bagian itu hilang secara perlahan, berdampingan dengan sekujur tubuh tuan Hong yang mulai bermandikan peluh.

Tubuh pria yang tak lagi muda itu bergetar hebat. Matanya terus terbuka tanpa terlihat berkedip untuk tetap fokus melihat pecahan pecahan batu suci itu menghilang dari pandangannya. Hingga pada pecahan terakhir, beliau melonggarkan pertahanannya. Menatap sayu batu itu kemudian membuka mulutnya.

Batu itu terhisap. Menghilang seperti tersedot angin, masuk menuju dalam tubuh tuan Hong. Bukan hanya itu. Raga tuan Hong pun menghilang. Entah pergi kemana, tapi ruangan itu benar benar kosong tanpa penghuni kembali seperti semula.

Di lain tempat, Jihoon tiba tiba membuka matanya. Tubuhnya yang seketika terhentak menampakkan dirinya yang semakin bermandikan peluh. Aura kuat yang dia rasakan sebelumnya tiba tiba menghilang.

Apa yang Jihoon pikirkan begitu memusingkan. Antara memikirkan kenapa bisa rasa batu keramat yang menyesakkan dadanya tadi itu menghilang tanpa sebab, atau ada yang terjadi diluar sana tanpa sepengetahuannya. Gigi taring yang tadinya tersemat kini perlahan mengecil. Garis merah yang mewarnai netra hitamnya mulai tertarik hilang.

"hhhh... hhh.. Apa yang terjadi?", gumamnya sedikit berbisik.

Memang dia begitu terkejut dengan yang dia rasakan, namun Jihoon masih sadar 100% kalau Joshua bertamu disini. Akan sangat berbahaya kalau Joshua tau apa yang dia alami. Tapi masalahnya, dia tidak bisa terus terusan menutupi apapun pada Joshua kalau sudah begini kejadiannya.

Terlepas dari Joshua adalah sseorang yang penting dalam kalangan penyihir suci, Joshua jugalah yang bisa jadi juru kunci untuk batu sapphire itu. Itu yang Jihoon tau. Dan yang Jihoon tau lainnya adalah......

Mereka dalam bahaya sekarang.

"Sial...."

Rancauan kasar yang terlepas dari bibir mungil Jihoon tak bisa diindahkan. Dirinya bangkit secara terburu-buru untuk mencari selembar kertas dan pena untuk menuliskan sesuatu.

Diatas meja makan di dekat dapur, Jihoon yang sedikit bergetar berusaha dengan susah payah untuk menuliskan sesuatu. Masa bodo dengan tulisannya yang tak rapi atau miring kesana-kemari, tapi ada hal penting yang harus dia kerjakan dan ini harus melibatkan sang sahabat.

Kertas yang tertulis tadi langsung dibawa Jihoon menuju ke depan kamar miliknya yang terkunci. Dari sela pintu di bawah, Jihoon memasukkan surat penting yang dia harap akan segera dibaca oleh pemilik baru tak diundang di ruang tidurnya.

Lalu Jihoon kemana? Dia mengambil jaket dan topinya, melesat dengan kunci mobil yang dia bawa untuk keluar. 

- TBC - 

Alter Ego (Jeonghan + Joshua Seventeen)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora