luka 21

368 142 58
                                    

Happy Reading
*
*
*

"Fase tersulit adalah
menjadi apa yang diinginkan oleh orang lain, daripada menjadi diri sendiri."

~~Zuhra~~

Hari ini adalah hari dimana pertama kalinya, Zuhra bertemu dengan sosok bundanya Gilang.
Dirinya tidak menyangka, bahwa dengan dirinya bertemu Tiara, dia kembali merasakan kasih sayang sosok ibu.

"Gilang, hati hati ya. Jangan ngebut bawa motornya." ujar Zuhra yang turun dari motor milik Gilang.

"Ya, kamu tidurnya jangan kemalaman." ujar Gilang mengambil helm dari tangan Zuhra.

"Kalau udah sampai di rumah, langsung istirahat. Jangan begadang." ujar Zuhra mengelus pipi kanan Gilang.

"Ya cantik, aku pulang dulu ya. Good night princess." ujar Gilang
mengacak acak pucuk rambut Zuhra.

Setelah motor milik Gilang, hilang dari pandangannya.
Zuhra memutuskan untuk masuk kedalam rumahnya.

"Assalammualaikum." ujar Zuhra memasuki rumah yang sepi, tak biasanya keadaan rumahnya sesepi ini.

"Wa'alaikumussalam." jawab Bi Mirna, menghampiri nona mudanya.

"Loh bi, orang rumah pada kemana? tumben banget sepi." tanya Zuhra bingung.

"Bapak dan ibu, pergi dinner berduaan non. Kalau non Aldara dikamarnya." ujar Bi Mina, dan memberikan segelas susu.

"Tau aja bibi, aku lagi haus." ujar Zuhra mengambil segelas susu tersebut dan meminumnya hingga habis.

Gilang yang baru saja sampai dirumahnya, dia menuju kamarnya dan ingin beristirahat. Tetapi ketukan pintu, membuat dirinya tersadar dari kantuknya.

"Nak, bunda boleh masuk?" tanya Tiara, dari luar kamar.

"Masuk aja bun, lagian ga dikunci." jawab Gilang dan duduk ditepi kasurnya.

"Bunda boleh nanya, tentang pacar kamu?" tanya Tiara dengan ragu, ketika dirinya melihat jahitan di kepala dan memar dari badan Zuhra. Tiara merasa penasaran, akan latar belakang tentang anak tersebut.

Gilang yang mendengar pertanyaan dari bundanya, dia ragu dan memikirkan "apakah dia harus memberitahukan kepada bundanya?"

"Zuhra Zhalyla, dirinya berbeda dari wanita lain yang pernah Gilang temui bun. Awal mula Gilang melihatnya, Gilang merasakan keanehan di diri Gilang sendiri."

"Dia tidak hanya cantik difisik bun, tapi dia cantik luar dalam."

"Dia anak broken home bun. Waktu kecil, papanya selingkuh. Beranjak remaja, dia disakitin oleh keluarga barunya." ujar Gilang dia tak bisa membayangkan, betapa menyedihkannya kehidupan kekasihnya.

"Astagfirullah nak. Pantesan bunda lihat, ditubuhnya banyak lebam." ujar Tiara dengan rasa ibanya, terhadap kehidupan yang dijalani oleh seorang Zuhra.

"Ya bun, kasihan. Gilang bakal selalu ada disisi Zuhra." ujar Gilang memeluk sang bunda.

"Kamu sering-sering ajak dia kemari ya nak." ujar Tiara dan membalas pelukan sang anak.

Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora