luka 29

304 64 126
                                    

Pagi ini Zuhra telah tiba disekolahnya dengan mobil barunya yang dikirimi Deswita beberapa hari lalu, setelah Aldara lulus SMK beberapa minggu lalu dan Zuhra memutuskan berangkat sekolah sendirian tanpa menggunakan sopir pribadi.

Zuhra seperti biasanya selalu menyempatkan dirinya untuk membaca novel, bagi dirinya membaca novel adalah healing terbaik untuk dirinya sendiri.

"Ra, nih minum jus dulu, gausah berlarut-larut dalam kesedihan." ujar Clara menyodorkan jus yang sengaja ia buat untuk dirinya dan Zuhra.

Zuhra menerima jus tersebut dan meneguknya "Thanks jusnya." ujar Zuhra.

Clara mengangguk dan tersenyum, dia melihat sorot mata Zuhra yang banyak memendam masalah sendirian,

"Ra, setiap manusia punya takdir sebelum dia dilahirkan didunia ini. Manusia punya kekurangan dan kelebihan masing-masing, kita gaboleh memaksakan diri kita agar sempurna, ga ada satupun manusia yang sempurna dimuka bumi ini Ra. Semua manusia mempunyai kesedihan dan kegembiraan tersendiri, mungkin takdir lo emang terlahir sebagai anak 'Broken home', tapi lo gaboleh nyerah, jadiin ini pembelajaran buat lo,"

"Sekarang orang tua lo emang berubah, mereka menganggap lo hanya sebagai beban dan banyak kurangnya. Tapi lo gaboleh nyerah, lo harus bisa buktiin kemereka bahwa lo ga seperti apa yang mereka pikirkan." ujar Clara memeluk, menepuk-nepuk pelan punggung Zuhra.

"Sakit rasanya melihat mereka menyayangi dan memanjakan kak Dara didepan gua. Gua gapernah ngerasain itu semenjak gua meranjak remaja, justru gua merasakan kesakitan yang amat mendalam, bukan kasih sayang." ujar Zuhra yang masih berada didalam pelukan Clara.

Lisa yang awalnya ingin masuk kelas, ia urungkan niatnya. Dia melihat Zuhra dan Clara di ambang pintu kelas, mendengar obrolan Zuhra dan Clara, ia merasa iba hati.

"Maafin gua Ra, ga ada disamping lo saat lo membutuhkan gua. Maaf gua ga berguna jadi sahabat lo." batin Lisa.

Zuhra dan Clara yang melihat Lisa diambang pintu kelas, mereka berduapun saling bertatapan dan memberhentikan pembicaraan.

"Lisa, ngobrol bentar bisakan? temuin gua ditaman." ujar Clara disaat Lisa melewati dirinya dan Zuhra.

             ~~~~~••~~~~~

Bel istirahat telah berbunyi, menandakan bahwa seluruh siswa/i boleh kekantin dan mengisi perut mereka yang kosong, seluruh siswa/i heboh keluar kelas, sementara Zuhra dan Gilang berjanjian bertemu di ruang musik.

Diruang musik terdapat seorang remaja tampan yang sedang memainkan gitarnya dan bernyanyi, Zuhra yang baru saja membuka pintu ruangan tersebut, sudah terdapat pandangan yang menyejukkan hatinya.

Zuhra menghampiri Gilang yang sedang bermain gitar "Lang, bagus banget kamu main gitarnya, ajarin aku dong." ujar Zuhra duduk disamping Gilang.

Gilang membawa Zuhra duduk dipangkuannya dan mulai mengajari Zuhra bermain gitar.

"Gimana? mudahkan main gitar?" tanya Gilang dengan dagunya yang ia letakkan dibahu milik Zuhra.

"Mudah, karena kamu yang ngajarinnya." ujar Zuhra yang jari-jemari lentiknya memainkan senar gitar tersebut.

"Udah pandai ngegombal kamu sekarang ya," ledeknya Gilang menggelitiki pinggang Zuhra.

Zuhra tertawa bahagia, merasakan kegelian yang disebabkan oleh Gilang,

"Ya dong, belajar ngegombal dari kamu." ujar Zuhra yang tak tahan dengan gelitikan Gilang.

"Ud-dah, stop jangan gelitikin aku lagi." pinta Zuhra disela-sela tawanya.

Zuhra Dan Lukanya [ON GOING]Where stories live. Discover now