5

279 40 0
                                    

Sakura mematung di depan ruang UKS. Ia menunggu sampai Sasuke selesai diobati oleh petugas medis. Dari kejauhan Ino dan Tenten menghampiri. Wajah Sakura menekuk cemas dan merasa bersalah."Sakura, dia akan baik-baik saja" Ino menenangkan. Sakura mengangguk.

Beberapa teman Karin keluar masuk ruangan. Termasuk Sai. Sepertinya dia juga dekat dengan Sasuke. Sakura menoleh pada Ino, sahabatnya mengerti dan cepat mengelus punggung Sakura. Memastikan semua akan baik-baik saja. Tak butuh waktu lama, Naruto bersama Shikamaru keluar.

"Naruto, bagaimana keadaan Sasuke?"

"Dia ditangani dengan cepat, pasti baik-baik saja"

"Naruto, maafkan aku"

"Kau tak perlu bicara begitu, kau tak bersalah Sakura"

"Tapi.."

Semua mendadak bisu setelah Sasuke keluar ruangan yang dipapah Karin. Tangannya digulung perban. Terlihat sangat tebal dan menyesakkan. Tatapan tajam Karin lurus pada Sakura.

"Sasuke, maafkan aku"

"Hei Sakura, kau hanyalah siswa baru disini. Jangan membuat kerusuhan dan jauhi Sasuke!" kata Karin. Sasuke hanya melihat Sakura tanpa berkata apapun.

"Aku tak bermaksud membuat kerusuhan, niatku hanya membantu tim basket agar kita menang"

"Dengan mengorbankan Sasuke?"

"Tidak. Bukan begitu"

"Dengar, kau telah membuatnya celaka"

Bagai petir menyambar di gendang telinga, Sakura menahan sakit atas ucapan Karin. Celaka, Sasuke celaka karenanya. Sumpah, Sakura tidak bermaksud demikian.

"Setidaknya tim basket kita sudah menang" kata Sasuke melirik pada Naruto dan melengos pergi.

Sasuke pergi, ia tak menjawab permintaan maaf Sakura. Bodoh, Sakura kau bodoh. Sasuke akan membencimu. Melihat punggung Sasuke menjauh sangatlah menyakitkan. Dan Naruto, dia juga pasti kesakitan.

Ino mengeratkan tangannya ke lengan Sakura. Ia geram mendengar ucapan Karin. Sangat kasar. Bahkan jika dipikir-pikir Sasuke takkan mungkin balas dendam atau benci untuk hal ini. Sasuke bukan orang seperti itu pada perempuan. Lalu Ino bertatapan dengan Sai sebelum ia juga mengekori Sasuke. Pipinya mendadak merah. Entah ia harus bersyukur dan mencela pada situasi ini.

Shikamaru menyudahi obrolan singkat ini dan menyuruh semuanya bubar. Besok pagi pasti akan ada informasi tentang kemenangan basket dan juga Sasuke yang cedera di mading sekolah.


...




"Jujur saja tindakanmu membuatku kaget" kata Ino setelah menjilat ice cream vanilla di tangannya.

"Aku tahu"

Sakura tak ingin membahas soal itu lagi namun sepertinya dia dan Sasuke akan terus berkaitan untuk ke depannya. Membayangkan betapa cueknya Sasuke atau Karin yang kasar saja membuatnya muak. Sakura menjambak rambutnya sendiri dan menancapkan pensil di bukunya. Tentu membuat Ino terkejut dan berhenti mencatat. Ia menoleh pada Sakura.

"Kau jangan gila Sakura"

"Lebih baik aku digoda Lee setiap hari daripada memikirkan besok harus bertemu dengan Sasuke"

Sakura hampir menitikan air mata. Namun ia berusaha tegar.

"Itu sama burukya bagiku. Tapi, bagaimana caranya kau membuat Sasuke mau main basket? Kenapa kau seberani itu?"

Sakura termenung. Ia diberi petuah selama 10 menit dan juga disodorkan beberapa fakta oleh Pak Yamato terkait Sasuke. Sakura melongo dan menelan saliva. Ia menghela nafas dalam bersama pikiran buruknya.

I'm Bad TooDove le storie prendono vita. Scoprilo ora