3

292 36 9
                                    


Naruto bangkit dari duduknya untuk menghampiri Sasuke. Membuat seisi kelas terdiam lagi, jamkos kali ini rasanya sangat menderita daripada pelajaran kimia tadi.

Sasuke menengadah dan mencabut salah satu earphone dari telinganya. Ia juga bangkit dan saling menatap satu sama lain. Sepertinya mereka memang pencari perhatian, bahkan untuk Shikamaru si pemalas sekalipun harus turun tangan.

Shikamaru mendorong pundak Naruto dan Sasuke bersamaan. Melerai. Sasuke terusik dan menampakkan wajah ketus lalu menatap Shikamaru.

Tanpa aba-aba satu pukulan mendarat di pipi Shikamaru. Ia mendecih meringis, sedikit darah keluar dari sudut bibirnya. Sasuke merapikan seragamnya seolah tak terjadi apapun.

"Apa yang kau lakukan, Sasuke?" Teriak Naruto. Sasuke mendekati Naruto, hidung keduanya hampir beradu. Menatap tajam lalu membantingkan pundaknya mengenai pundak Naruto. Ia keluar kelas dengan acuh. Semua siswa hanya menonton, tak dapat melerai. Beberapa siswa lainnya membantu Shikamaru.

"Shika, kau tak apa-apa? Ayo aku obati di UKS!" Kata Ino khawatir.

"Jangan, nanti ketauan guru. Dikiranya dia yang berkelahi" Ucap pria bertubuh sehat, Choji.

Ino menyetujui. Ia membantu Shikamaru dan menenangkan."Biar aku saja yang ambil plester dan obat merah di UKS" Sakura menawarkan dan Naruto menoleh, "Mau ku temani?"

"Kau disini saja, Naruto"

"Hn"

Sakura segera berlari keruang UKS. Pikirannya masih mencerna kejadian tadi. Sepertinya dibalik keanehan kelas itu memang ada sejarah kelam yang terpendam.

Shikamaru, ia tak salah apapun. Sakura merasa kasihan juga, padahal Shikamaru mencoba melerai dan ia hanya menjalani tugasnya sebagai ketua kelas.

Sakura mengetuk ruang UKS dan segera meminjam obat yang dibutuhkan. Shizune. Kakak kelas yang berjaga di UKS memberinya dengan percuma. Obatnya sudah ditangan dan Sakura segera kembali ke kelas.

Sakura sedikit berlari namun mengendap-endap agar tak ketauan guru. Akan menjadi masalah jika ia ketauan berkeliaran di jam kbm.

Sakura sedikit terpental, ia kaget ketika tubuhnya beradu dengan pria yang datang dari arah koridor.

"Aduh!"

Obat merah yang dipegangnya jatuh dan menggelinding ke pinggir sepatu pria itu. Sakura berjongkok dan menengadah. Ia terkejut kalau pria di depannya adalah Uchiha Sasuke.

Sasuke hanya terdiam, sorot matanya dingin dan masih memperhatikan setiap tingkah Sakura. Sakura bangkit setelah mengambil obat merah yang terjatuh.

Sekitar 3 detik keduanya saling tatap hingga Sasuke melengos melewati Sakura begitu saja tanpa basa basi.

"Hei, ambil ini!" Kata Sakura menyodorkan obat merah dan perban.

Sasuke berhenti. Ia menoleh dan mengernyit pada Sakura. Sakura menghampiri dan meraih tangan Sasuke. "Obati juga lukamu, tanganmu berdarah".

Sakura meninggalkan Sasuke mematung disana. Ia melihat obat yang Sakura berikan dan tersadar perban ditangannya memunculkan bercak darah. Ia harus mengganti perban ini beberapa jam sekali. Sungguh merepotkan.

Pertemuan pertama yang menyebalkan bagi Sakura. Namun dirinya memang selalu terenyuh pada sesuatu yang menyesakkan seperti tadi. Ia melakukannya karena Shikamaru.

Sakura masuk kelas dan segera mengobati luka pada wajah Shikamaru. Yang sakit tampak kesenangan justru meminta agar ditempeli banyak plester. Alasan aneh, agar guru menganggap dia berandal dan dicabut dari jabatannya sebagai ketua kelas.

I'm Bad TooOù les histoires vivent. Découvrez maintenant