[8] Ikhlas?

1.6K 190 509
                                    

Jangan lupa follow akun Abyylatte_
Akun ig: wp.abyylatte_

Jangan lupa vote dan komennya ya momol!

Pagi ini Alesya sudah lengkap dengan seragamnya. Berbeda dengan hari lainnya, hari ini Alesya menggunakan masker juga kacamata hitamnya. Mungkin tanpa diberi tahu, kalian sudah tau alasannya.

"Bunda, Ayah," sapa Alesya seraya duduk bergabung dengan kedua orang tuanya di meja makan.

"Masih bengkak matanya?" tanya Alven menatap putrinya yang hanya dibalas deheman saja oleh gadis itu.

"Ayah senang sama keputusan kamu, Ale. Ayah cuma mau nanya kamu, lakuin ini semua terpaksa?"

Alesya menggeleng cepat dan menghela napas. "Nggak, Ayah. Ini memang udah janji Ale ke diri Ale sendiri, Yah," balas Alesya membuka maskernya dan memakan roti bakar buatan Bundanya.

Semalam Alesya tidak jadi menginap di kost-an Netta karena Alven yang menjemputnya pulang. Tiba di rumahentah kenapa Alesya kembali menangis sembari memeluk ayahnya membuat kedua orang tuanya bingung. Sampai Akhirnya Alesya pun menceritakan semuanya tanpa ada dikurangi dan dilebihkan. Semalaman penuh Alesya menangis dan terpaksa Mizha menemani putrinya tidur karena suasana hatinya sedang buruk.

"Sudah ya sayang, jangan menangis lagi. Apa yang kamu lakukan itu sudah baik, bukan hanya janji ke diri kamu, tapi kamu juga sudah membuat Ayah dan Bunda bahagia dengan keputusan kamu." Mizha memeluk tubuh mungil putrinya saat melihat cairan bening lagi lagi menetes tanpa izinnya.

Alesya mengeratkan pelukannya. Menumpahkan air mata lagi di leher sang bunda. "Ale ikhlas tapi hati Ale sakit," lirih Ale terisak.

Mizha mengusap punggung putrinya, menyalurkan ketenangan bagi Alesya. "Bunda yakin anak Bunda itu kuat."

Alesya mengangguk dan mengusap air matanya. "Yaudah, Bun. Alesya berangkat dulu, ya." Bertepatan setelah mengucapkan itu, klakson mobil berhenti di depan rumah Alesya.


"Assalamu'alaikum, Netta cantik datang!" teriak Netta nyelonong masuk ke dalam rumah Alesya.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab Alven dan Mizha kompak seraya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua sahabat putrinya.

Berbeda dengan Alesya yang langsung menatap Netta dengan tatapan kesal. "Eitss santai, Mbak. Baru juga masuk, tatapannya udah kaya mau dibunuh aje," balas Netta duduk di samping Alven.

"Hallo,  Om. Udah lama ya nggak ketemu, Om sama Bunda apa kabar?" tanya Netta sok akrab seraya menyalimi kedua tangan orang tua Alesya diikuti oleh Tea.

"Alhamdulillah baik, cantik. Kalian sendiri gimana kabarnya?" Mizha balik bertanya.

"Ah sangat buruk Bun, banget malah," jawab Netta sedramatis mungkin.

Memang,  Netta dan Tea memanggil Mizha dengan sebutan "Bunda" berbeda dengan Alven yang mereka panggil dengan "Om".

Alesya yang mendengar ucapan Netta pun memutar bola matanya malas. "Netta alay binti jamet bin lebay. Lo kalau mau sarapan di sini, bilang aja, nggak usah basa-basi, jamet."

GADIS ATHEIS GUS ZAYYAN [END√]Where stories live. Discover now