EOL - 003 ⚠️

501K 16.2K 411
                                    

Haii, w update cepet nih, jangan lupa kasih bintang dan komen kalian ya.

50 komen kemaren sudah terpenuhi, kalian keren gila 😎👍

gw suka tantangan orangnya, so, ayo kita main tantangan.

gw tantang 100 komen + 100 vote untuk part ini. Lebih dari itu? it is better.

Kalian semangat capai target, gw lebih semangat update cepet!

Happy reading yee. Kembali temu sama Maven dan Sivanya.

Tandain kalo nemu typo atau rancu

Sivanya beralih menatap pada Maven yang masih setia bersandar pada pintu lemari kaca berwarna hitam itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sivanya beralih menatap pada Maven yang masih setia bersandar pada pintu lemari kaca berwarna hitam itu. Mengabaikan maminya serta Bunda Salsa yang tertawa cekikikan dibalkon kamarnya.

Pantas Sivanya tidak asing dengan wajah Bunda Salsa, rupanya mereka memang dekat.

Tidak bertemu sejak delapan tahun belakangan ini, membuat Sivanya lupa dan merasa pangling saat bertemu lagi dengan Bunda Salsa.

Sivanya beralih pada Maven yang masih setia bersadar pada pintu lemari hitam dengan kaca miliknya. Jika dilihat seksama, laki-laki bertubuh jangkung dengan perut kotak-kotak yang terekspos, tercetak amat jelas itu sangatlah tampan. He's so Hot?

Aihs, tapi Sivanya akui itu.

Mata Sivanya menyorot dari bawah kaki hingga rambut, ia akui sekali lagi jika Maven lowel killian itu benar-benar seperti visual karakter fiksi yang ia gilai, yang kini telah berubah jadi nyata, jadi manusia sungguhan.

"Kenapa, lo? liatin gue segitunya. Naksir gue, mampus lo" Kata Maven dengan pedenya.

"Pede banget lo, lagian siapa juga yang bakal suka sama lo? dih, najis" Sivanya mengendikkan bahunya, kepalanya berpaling asal tidak menatap pada sorot hitam nan tajam yang memiliki bibir tipis tengah tersenyum miring, meledek.

"Liat aja nanti, paling bentar lagi lo mohon-mohon biar disukai balik sama gue" ujar Maven, tersenyum miring, Sivanya memutar bola matanya malas.

"Siapa sih, yang gak suka sama gue? ibu-ibu komplek depan malah sampe rebutan buat jadiin gue menantu mereka" kata Maven sembari mengelus lambat perut kotak-kotaknya, Sivanya makin berdecak tidak suka. Maven memperhatikan dengan menggigit bibir gemas.

Gue belum nyerah loh, Nya.

Sivanya bernafas kesal. Ia beringsut pada sisian kasur sembari menyorot lantai, mencari keberadaan kaosnya, kesal sekali, otaknya mengingat kembali jika beberapa detik yang lalu tubuhnya itu sudah digrepe-grepe oleh sahabat kecilnya yang laknat.

Iya, sahabat! Sivanya kadang benci akan kenyataan itu.

Nihil, kaos crop abunya tidak ada. Sivanya menoleh pada Maven yang kini berjalan santai ke arahnya.

Exchange Of Love (End) Where stories live. Discover now