EOL - 019 🔞

185K 3.8K 96
                                    


019 - Before Villa Adelard

2000+ kata

tandain kalo typo, ngetiknya ngebut

Hati-hati, part ini agak gmnaaa gitu, menurut gw. Tapi ingat kalau Maven killian menjunjung tinggi pedoman "harus sama-sama nikmat"

Wkwk, seneng kan, lo pada? karena gak gw up di NBJ?

Dan buat yang tanya NBJ itu apa? Plis baca part 07 dengan baik dam benar sesuai arahan. Kalo nggak, kalian yg MASIH BELUM NGERTI NBJ, liat aja tutorial di sorotan ig gue : cimolkrispi8, ada disana tulisannya TUTORIAL NBJ. Thanks all,

Ramein komentarnya dan jangan lupa vote, minimal 200 komen, gw update lagi. Biar bang kris ini semangat update yang ngaret kek siput. wkwk.

Btw, absen disini yang udah siap baca Exchange Of Love versi buku?

********

"Ven, lo bisa'kan kalo ngomong disini aja, gak perlu staycation segala?!"

Maven masa bodo dengan berbagai kilahan Sivanya yang meminta laki-laki itu agar menjelaskan di mobil saja-tanpa perlu harus mencari privat room. Tapi Maven tidak ingin. Laki-laki itu tidak bisa dibantah untuk satu ini. Maven membutuhkan satu ruangan yang setidaknya muat untuk ia dan Sivanya singgahi sementara.

Sivanya memukul dashboard mobil, nafasnya menderu kesal. Saat Maven memutari mobilnya dan membuka pintu mobil sebelah Sivanya. Gadis itu menyorot dengan tatap sinis.

"Turun, kita bicarain ini di dalam"

Nada Maven begitu dingin menyapa indra pendengarannya. Bukan dingin Es, tapi ini dingin dalam artian tidak sehangat dan selembut nada bicara yang biasanya Maven ucapkan jika berbicara dengan Sivanya.

Akhirnya meski amat sangat dongkol Sivanya keluar dari mobil hitam itu dan menutup pintu mobil dengan amat sangat kencang.

Maven hanya bisa menghela nafas, kenapa disini Sivanya yang jadi marah-marah. Seharusnya dia'kan? pikir Maven.

Bibir itu terus cemberut saat Maven sudah selesai mendaftar dan membooking satu buah ruangan untuk keduanya.

Sivanya menurut saja saat Maven menggenggam erat pergelangan tangannya. Karena jalan Sivanya yang lambat, sebagian orang yang dilewati mereka mungkin akan mengira gadis itu tengah di seret pacarnya yang sedang dalam mode marahan.

Tapi memang itu faktanya.

Sivanya kesal sekali ingin protes karena Maven yang tegap tinggi didepannya berjalan dengan sangat cepat, membuat kakinya beberapa kali terseok-seok karena heels yang ia kenakan juga bisa dibilang tinggi.

"Gue udah jalan lambat. Kaki lo aja yang pendek"

Sivanya mendengus, lelaki satu itu menyebalkan sekali. Begini lah Maven dengan segala sikap yang laki-laki itu miliki.

Mereka tiba pada salah satu pintu sebuah suite room. Sivanya sempat mendengar Maven menyewa satu kamar itu untuk satu malam. Mengenai kenapa mereka dapat dijinkan menginap tanpa bukti kartu pernikahan. Itu semua terjadi sangat mudah kala pemilik hotel ini tepat berada didepan matanya.

Killian's Deep hotel, nama itu jelas tersemat indah diatas gedung dengan perkiraan seratus lantai lebih ini. Sivanya mengikuti Maven yang sudah terlebih dahulu melangkahkan kaki memasuki ruangan bernuansa putih elegan itu setelah laki-laki itu sempat mengunci pintu menggunakan kartu aksesnya.

Sivanya kadang mencubit punggung tangannya untuk menyadarkan jika sebenarnya apa yang gadis itu inginkan dari halu-halu yang ingin menjadi kenyataan. Jika dihidupnya saja tanpa Sivanya sadari ia telah dekat dan hampir memiliki itu semua.

Exchange Of Love (End) Where stories live. Discover now