EOL - 023 🔞

115K 2.6K 940
                                    

Akhirnya gw bisa update lagi. Sorry ngaret banget ya Cuy, ada banyak kegiatan di real life yg bikin gw belum berkunjung ke dunia oren ini.

Gimana awal September kalian?

Oiya, tabungannya udah aman belum buat 25 September nanti?

Langsung aja ke my story. Disini masih nyambung ya. Ada bonus part dibawah.

Biasakan untuk klik bintang sebelum membaca. Dan berdoa supaya aman jaya bacanya.

Cw// hars word//matur content//physical abuse//be wise.

Typo? tandain aja ya. Sorry kalo kisal jadi berantakan, wp gw aneh banget, kelamaan kagak dibuka, wkwk

2100+ kata

***

WHAT IF : Masa lalu pemenangnya ya?

Waktu itu bagaikan air yang mengalir begitu deras. Yaps, cepat berlalu. Bahkan setelah apa yang kala itu Sivanya dengar saat Maven bertelepon dengan seseorang saat dilorong kediaman rumah Adelard sepupunya, sampai saat ini Maven sama sekali belum menjelaskan perihal itu pada Sivanya.

Lalu kenapa Sivanya tidak langsung saja bertanya pada Maven? atau mengamuk mungkin, beri laki-laki itu hukuman seberat-beratnya, bikin greget pembaca saja.

Hey, tunggu dulu. Sivanya itu hanya ingin Maven sendiri yang mengatakannya, karena bagaimanapun laki-laki itu yang memulai semua dengannya. Sivanya ingin dengar semua penjelasan dari laki-laki itu secara langsung.

***

Hari ini saja bahkan seperti tidak terjadi apapun setelah beberapa hari lalu saat Sivanya yang menangis hebat karena hati yang hancur remuk, pada akhirnya memutuskan pulang sendirian dengan memesan taksi online. Sivanya bahkan hanya memberitahu pada Maven jika ia akan pulang karena tiba-tiba Mami menyuruh Sivanya untuk menginap di rumah neneknya.

Tapi itu semua bohong. Sivanya tidak kembali ke rumahnya. Remaja dewasa yang bukan lagi seorang gadis melainkan wanita yang dinyatakan tengah mengandung itu memilih untuk menginap disalah satu hotel yang tidak jauh dari rumahnya.

Sivanya mana berani menunjukkan wajahnya di rumah, apalagi dalam keadaan kacau, apa yang akan dia ucapkan jika Maminya bertanya? apa Sivanya akan mengatakan semuanya? Lalu ia akan membeberkan apa saja yang telah ia lalui bersama Maven? Sivanya tidak punya nyali besar untuk itu semua.

Kala itu Sivanya tidak tahu apa dan bagaimana reaksi Maven saat ia memberi kabar lewat chat, jika ia mendadak telah pulang sendirian, bodoamat. Sivanya butuh waktu sendirian untuk menenangkan jiwanya yang telah hancur.

Tapi bukan Sivanya namanya jika tidak berlindung dibalik kata baik-baik saja setelah badai hebat menerpa hidupnya.

Dan seperti inilah, pagi ini keduanya berangkat menaiki mobil bersamaan menuju kampus, bersikap layaknya tidak terjadi apapun. Atau lebih tepatnya Sivanya yang menahan gejolak sakit didada saat berhadapan bahkan menatap langsung lelaki yang telah ia cintai sedar kecil hingga rasanya cinta itu telah habis hanya untuknya. Sialnya tanpa disangka lelaki itu amat brengsek dan membuat luka hebat dalam dirinya.

Perjalanan dalam mobil kali ini begitu hening. Sesekali Sivanya melirik Maven dengan sudut matanya saat lelaki itu mengambil handphone di dasboard mobil dan terlihat sibuk mengetik dengan satu tangannya disaat satu tangan lainnya tengah sibuk mengendarai mobil.

Mungkin jika dahulu Sivanya melihat hal itu akan merasa tertarik dan langsung jatuh cinta kesekian kalinya pada Maven lowel killian, tapi kali ini bahkan setitik rasa itu hilang entah kemana, berganti dengan segudang sakit didada yang menyerang dengan dahsyatnya.

Exchange Of Love (End) Where stories live. Discover now