Bab 4

23 5 0
                                    

Gimana-gimana?
Ngg bosan kan, yah?🥹
Masih di kapal Jonathan & Staicy, kan?

Ok, kalian voter keberapa?

Ok, kalian voter keberapa?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


He said : Stay with me ya say🙃



Keadaan siang menuju sore setelah hujan mereda itu, mengundang kegaduhan di apartemen Jonathan. Mulai dari kecoak yang berawal di gazebo Jonathan, tiba-tiba terbang tanpa arah dan membuat Staicy berteriak histeris sekaligus berlindung dibalik tubuh kekar Jonathan. Siapa sangka kalau kecoak itu hinggap di pintu kamar Staicy dan merayap ke bawah celah pintu.

Sekali lagi, gadis itu berteriak histeris dengan mengguncang-guncang lengan kekar Jonathan.

"JONATHAN! DIA MASUK KE KAMARKU! DIA MASUK KE KAMARKU!"

Jonathan menghela napasnya berat. Telinganya terasa berdenging kala suara gadis itu menelusup dan bertemu dengan gendang telinganya. "BUKANNYA ITU KAMARMU! KALAU BEGITU URUS SENDIRI!" Suara Jyeonkook tidak kalah tingginya. "MEREPOTKAN!"

Mata Staicy membelalak dengan bibir bawahnya yang digigit kasar. "AKU TAHU INI MEREPOTKAN! ANDAI AKU TIDAK TAKUT, AKAN AKU TANGKAP SENDIRI!" Staicy memiringkan sedikit kepalanya, netranya hanya bisa melihat sisi kanan wajah pria itu. "Apa jangan-jangan kau juga takut kecoak?" tebaknya yang kali ini dengan suara volume normal.

"Siapa bilang!" Jonathan merasa tersinggung dan menepis pegangan gadis itu di lengan. Matanya menatap tajam, tidak terima.

"Nyatanya kau tidak mau membantuku," protes Staicy yang memperhatikan gerak Jonathan berjalan ke arah dapur.

Jonathan tidak mengubris gadis itu sama sekali. Dalam diam, ia mengambil gelas dan menuangkan air dingin dari kulkas. Dan Staicy benar-benar merasa kalau dia diabaikan dan tidak diberikan respon sama sekali.

"Dasar tidak berperasaan!" Kali ini Staicy dengan kesal menuju kamarnya dan membanting pintunya karena kesal.

Jonathan tetap tidak peduli. Nyatanya, pria itu berjalan ke ruang tengah dengan segelas air dingin dan biskuit coklat di wadah yang ia bawa. Ia terlihat santai menekan tombol power di remote dan mencari channel kesukaannya.

Lain lagi dengan Staicy yang penuh rasa takut dan tubuhnya yang merasa geli kala melihat kecoak buruannya hinggap di lemari. Dengan sebuah kemoceng di tangannya sebagai alat pertahanan, gadis itu perlahan mendekati lemari dan siap-siap untuk memukul kecoak itu. Walaupun sebenarnya banyak prediksi yang memenuhi benaknya.

"Mati kau, sialan!"

Kecoak itu sangat cepat bergeraknya. Makhluk kecil itu merayap kembali ke sisi pintu lemari yang lain. Begitu Staicy kembali mengejarnya untuk dipukuli, kecoak itu malah terbang lagi. Dan kali ini, ia terbang ke arah Staicy. Makhluk kecil itu berhasil membuat Staicy mundur dan melempar kemocengnya sembarangan. Gadis itu berakhir di sudut ruangan, tepat di belakang pintu. Kecoak itu masih mengejarnya dan kini hinggap di celana gadis itu. Lagi-lagi, gadis itu berteriak histeris dan membuka celana trainingnya begitu saja. Tanpa sadar, ia membuka pintu dan berlari keluar.

Boxer CampWhere stories live. Discover now